-->

Notification

×

Iklan

Ady Vs Syafrudin, Siapakah yang Menang?

Tuesday, June 21, 2011 | Tuesday, June 21, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-06-21T05:30:12Z
Jika suksesi di Partai Demokrat NTB yang dihelat belum lama ini dan berhasil menghantarkan H. Zainul Majid, MA, (Gubernur NTB saat ini, red) terkesan adem-adem saja, maka berbeda dengan rencana perhelatan pergantian kepemimpinan Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bima yang bakal dilaksanakan dalam beberapa hari kedepan. Pertarungan bergengsi dalam percaturan politik lokal ini, akan memperebutkan dukungan setengah plus satu suara, dari total pemberi hak suara sebanyak 210 peserta, terdiri dari satu (1) orang DPW PAN NTB, empat (4) orang unsur DPD PAN, dua (2) orang unsur DPC, 168 unsur DPRt sesuai dengan jumlah desa yang ada di Kabupaten Bima, dan ditambah satu (1) orang dari unsur BEM PAN. Suksesi atau perebutan kursi calon Ketua DPD PAN Kabupaten Bima ini, diprediksi akan berlangsung panas, menyusul mencuatnya figur calon Drs. H. Syafruddin HM. Nur, M. Pd, (Wakil Bupati Bima, red) yang dipastikan akan maju bersaing ketat dengan kandidat ‘incumbent’, Ketua DPD PAN demisioner sekaligus Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Ady Mahyudin, SE. Malah, saking panasnya perebutan kursi Ketua DPD PAN ini,
disebut-sebut rencana Musda ke-III PAN (bukan Musda ke-IV sebagaimana pemberitaan sebelumnya, red), yang sedianya akan berlangsung tanggal 23 Juni mendatang, bakal diundur hingga beberapa hari kedepan. “Hanya dua nama yang menjadi calon ketua yaitu saudaraku Ady Mahyudi dengan H. Syafrudin,” ungkap Hamdan Dagon, Sekretaris Panitia Musda ke-III PAN Kabupaten Bima, kepada Garda Asakota, Minggu (19/6), ketika dikonfirmasi terkait dengan kepastian calon ketua DPD PAN yang akan bertarung nantinya. Boleh dibilang, pertarungan dalam Musda PAN Kabupaten Bima kali ini, merupakan pertarungan Ady Vs Syafrudin, H. Syafru, yang saat ini tercatat sebagai Wakil Bupati Bima, sementara Ady merupakan Ketua DPD PAN demisioner yang kelihatannya masih bisa ‘menguasai’ rumah tangga PAN. Namun bukan hal yang tidak mungkin, posisi Ady akan terancam bila kader yang memiliki hak suara, terpengaruh secara psikologis terhadap kapasitas dan kapabilitas H. Syafru yang saat ini tengah berkuasa di Kabupaten Bima. Makanya, menurut kalkulasi Garda Asakota, dua figur terbaik yang secara resmi telah mendaftar sebagai calon itu, punya peluang yang sama untuk memenangkan pertarungan. Alasannya, baik Ady maupun H. Syafru, sama-sama kader PAN yang sudah memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai figur yang diharapkan dapat membesarkan partai berlambang matahari bersinar tersebut.
Sebagai seorang kader PAN yang pernah memimpin PAN Kabupaten Bima periode 2008-2011, Ady dianggap sukses menghantarkan tujuh (7) kursi di lembaga DPRD Kabupate Bima pada Pemilu legislative tahun 2009 lalu. Fakta ini sekaligus menunjukan bahwa eksistensi PAN di Kabupaten Bima sangat diperhitungkan karena keterwakilannya di legislative hampir sama kuat legitimasinya dengan Partai Golkar.
Sosok muda yang punya talenta untuk menjadi pemimpin ini dikenal dekat dengan kadernya dan menjadi icon PAN di Kabupaten Bima. Di sisi lain, H. Syafru adalah kader terbaik PAN yang pernah menduduki anggota DPRD Kabupaten Bima, bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima periode 2003-2008. Meskipun dalam pertarungan perebutan kursi Ketua PAN Kabupaten Bima 2008-2011, H. Syafru kalah melawan Ady, namun popularitas H. Syafru bersinar ketika dalam perhelatan Pilkada tahun 2010 lalu, berhasil menjadi Wakil Bupati Bima mendampingi, H. Ferry Zulkarnain, Bupati Bima periode 2010-2015. Maka tak heran, atas popularitasnya itu, DPW NTB melalui formatur memilihnya sebagai Ketua Bapilu PAN Wilayah NTB periode sekarang.
Karena masing-masing tercatat sebagai kader PAN, tentu saja Musda kali ini akan lebih ‘istimewa’ karena bertemunya dua kader PAN yang sebelumnya pernah saling mengalahkan dalam beberapa kompetisi politik. Seperti disinggung di atas, H. Syafru sebelumnya pernah dikalahkan Ady dalam kancah pemilihan Ketua DPD PAN lima tahun lalu, namun pada kompetisi Pilkada 2010, H. Syafru yang tampil sebagai calon Wakil Bupati Bima mendampingi Ferry Zulkarnain (Fersy), balik mengalahkan Ady yang mengusung pasangan Zainul-Usman (ZAMAN). Namun demikian, meskipun keduanya pernah saling ‘mengalahkan’, namun yang harus diingat adalah bahwa keduanya sama-sama kader PAN, dua-duanya sekarang berasal dari dapur yang sama dan telah menjadi saudara yang memiliki komitmen untuk membesarkan PAN.
Bila kedua sosok ini, paham akan prinsip-prinsip berdemokrasi, maka diyakini gelaran Musda PAN Kabupaten Bima, akan berjalan sehat dan penuh demokratis, tanpa dibayang-bayangi oleh dendam politik. Dan tentunya, kita semua sama-sama berharap, Musda PAN jangan dijadikan sarana memunculkan ego dan emosional masing-masing personal. Musda seharusnya dijadikan ajang penting untuk mencari solusi agar bisa membesarkan rumah partai dan sebagai alat pemersatu partai.
Tidak ada masalah bila beberapa hari jelang Musda, dua kader ini melancarkan strateginya untuk memenangkan pertarungan, sepanjang masih dalam koridor AD/ART PAN. Dan pada saatnya nanti, siapapun yang diamanahkan untuk memimpin PAN Kabupaten Bima 2011-2016, kita harus menerimnya sebagai hasil proses demokrasi yang sehat dan wajar. Bagi Ketua PAN yang baru, langkah konsolidasi organisasi mulai tingkat ranting hingga DPD merupakan PR pertama yang mesti dilakukan demi mengkosentrasikan diri memenangkan berbagai tahapan Pemilu di masa mendatang, baik pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, dan pemilu Presiden. Selamat bertarung. * Wallahu A’lam Bissawab
×
Berita Terbaru Update