-->

Notification

×

Iklan

Kemampuan Petani Membangun Jejaring Kemitraan, Penentu Keberhasilan Agribisnis Komoditi Pertanian

Monday, October 10, 2011 | Monday, October 10, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-10-10T00:10:24Z

Kerjasama Media Garda Asakota dengan BP4K Kabupaten Bima
Bima, Garda Asakota.-
Paradigma penyelengaraan penyuluhan pertanian saat ini bukan hanya dititikberat­kan pada  aspek produksi (on-farm) saja tetapi harus berorientasi hasil (of-farm), baik dari segi kuantitas, kualitas maupun konti­nuitas (keberlanjutan) usaha serta mampu membangun kemitraan dengan pihak peme­rintah, dunia usaha, lembaga permodalan dan dengan petani lainnya yang pada akhir­nya petani diharapkan mampu untuk beru­saha tani yang berorientasi pasar dan berwawasan agribisnis.

Untuk itu, maka petani dituntut untuk mampu membaca peluang pasar, mampu menyusun rencana dan analisa kegiatan usaha tani dan mampu menjalin kemitraan dengan pihak lain, baik pihak pemerintah, dunia usaha, lembaga permodalan maupun dengan para petani lainnya, sehingga dengan demikian, maka diharapkan  produk usaha tani yang dihasilkan memiliki pasar dengan harga  yang jelas serta memiliki  daya saing dan posisi tawar yang kuat di pasaran.
Hal ini ditegaskan oleh  Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bima, Ir. Rendra Farid, saat memberi pengarahan sekaligus membuka kegiatan lokakarya pengembangan jejaring usaha dan koordi­nasi petani pembelajaran FMA Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) Kabupaten Bima di Hotel Parewa Bima belum lama ini. Dia menjelaskan bahwa beberapa progres keberhasilan yang telah dicapai oleh Unit Pengelola FMA Kabupa­ten Bima antara lain, tumbuhnya kemam­puan petani untuk melaksanakan analisis usaha tani melalui kegiatan kajian agribisnis desa secara partisipatif, dan terjalinnya  kemitraan antara UP- FMA dengan dunia usaha dan lembaga permodalan.
Selain itu, meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendapatan petani peserta pembelajaran FMA, terjadinya penguatan kelembagaan petani dalam bentuk asosiasi serta adanya apresiasi pihak pusat atas keberhasilan UP-FMA Kabupaten Bima melalui pemberian penghargaan tingkat  Nasional kepada Unit Pengelola FMA Desa Nggembe Kecamatan Bolo di Istana Negara Pada Tanggal 17 Agustus 2011 lalu. “Ini merupakan bentuk keberhasilan dari para petani, mudah-mudahan prestasi yang diraih ini minimal bisa dipertahankan dan bagi kelompok tani yang belum berhasil untuk bisa berusaha, sehingga kelompok yang ada dikabupaten Bima ini bisa berhasil dan mampu berdaya saing dengan kelompok tani lain yang ada di Indonesia ini,” ucapnya. Pihaknya berharap agar melalui kegiatan lokakarya ini peserta  mampu menyerap informasi baik dari sesama peserta maupun dari para fasilitator, sehingga mampu secara partisipatif membangun kekuatan (posisi tawar) dan kemandirian dalam bentuk kemitraan dg berbagai pihak (pengusaha, lembaga permodalan, pemerintah dan sesa­ma petani) sebagai salah satu dalam rangka “exit strategi” pasca program FEATI.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan
Lokakarya,  Chairul Munir, SP, mengung­kap­kan bahwa tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka merumuskan rencana pengembangan jejaring dan kerjasama usaha,  pertukaran pengalaman, informasi serta teknologi antar petani yang tergabung didalam kelompok pembelajaran FMA se-Kabupaten Bima dengan sasaran 60 orang peserta terdiri dari 60 para pengurus kelompok pembelajaran FMA yang berasal dari 60 Desa lokasi Program P3TIP/FEATI.
Kegiatan yang baru saja dilaksanakan selama dua hari (19 sampai dengan 20 September 2011) pembiayaannya bersumber dari anggaran DIPA Program Pember­dayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (PROGRAM P3TIP/FEATI) Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2011. “Mudah-mudahan, apa yang dila­kukan ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama bagi keberadaan para petani, agar supaya nanti bisa terwujud sebuah petani yang mandiri dan produktif,” harapnya. (GA. 122*)
×
Berita Terbaru Update