Kerjasama
Media Garda Asakota dengan BP4K Kabupaten Bima
Bima, Garda Asakota.-
Paradigma
penyelengaraan penyuluhan pertanian saat ini bukan hanya dititikberatkan
pada aspek produksi (on-farm)
saja tetapi harus berorientasi hasil (of-farm), baik dari segi
kuantitas, kualitas maupun kontinuitas (keberlanjutan) usaha serta mampu
membangun kemitraan dengan pihak pemerintah, dunia usaha, lembaga permodalan
dan dengan petani lainnya yang pada akhirnya petani diharapkan mampu untuk
berusaha tani yang berorientasi pasar dan berwawasan agribisnis.
Untuk
itu, maka petani dituntut untuk mampu membaca peluang pasar, mampu menyusun
rencana dan analisa kegiatan usaha tani dan mampu menjalin kemitraan dengan
pihak lain, baik pihak pemerintah, dunia usaha, lembaga permodalan maupun
dengan para petani lainnya, sehingga dengan demikian, maka diharapkan produk usaha tani yang dihasilkan memiliki pasar
dengan harga yang jelas serta
memiliki daya saing dan posisi tawar
yang kuat di pasaran.
Hal
ini ditegaskan oleh Kepala Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bima,
Ir. Rendra Farid, saat memberi pengarahan sekaligus membuka kegiatan lokakarya
pengembangan jejaring usaha dan koordinasi petani pembelajaran FMA Program
Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI)
Kabupaten Bima di Hotel Parewa Bima belum lama ini. Dia menjelaskan bahwa
beberapa progres keberhasilan yang telah dicapai oleh Unit Pengelola FMA Kabupaten
Bima antara lain, tumbuhnya kemampuan petani untuk melaksanakan analisis usaha
tani melalui kegiatan kajian agribisnis desa secara partisipatif, dan
terjalinnya kemitraan antara UP- FMA
dengan dunia usaha dan lembaga permodalan.
Selain
itu, meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendapatan petani peserta
pembelajaran FMA, terjadinya penguatan kelembagaan petani dalam bentuk asosiasi
serta adanya apresiasi pihak pusat atas keberhasilan UP-FMA Kabupaten Bima
melalui pemberian penghargaan tingkat
Nasional kepada Unit Pengelola FMA Desa Nggembe Kecamatan Bolo di Istana
Negara Pada Tanggal 17 Agustus 2011 lalu. “Ini merupakan bentuk keberhasilan
dari para petani, mudah-mudahan prestasi yang diraih ini minimal bisa
dipertahankan dan bagi kelompok tani yang belum berhasil untuk bisa berusaha,
sehingga kelompok yang ada dikabupaten Bima ini bisa berhasil dan mampu berdaya
saing dengan kelompok tani lain yang ada di Indonesia ini,” ucapnya. Pihaknya
berharap agar melalui kegiatan lokakarya ini peserta mampu menyerap informasi baik dari sesama
peserta maupun dari para fasilitator, sehingga mampu secara partisipatif
membangun kekuatan (posisi tawar) dan kemandirian dalam bentuk kemitraan dg
berbagai pihak (pengusaha, lembaga permodalan, pemerintah dan sesama petani)
sebagai salah satu dalam rangka “exit strategi” pasca program FEATI.
Sementara
itu, Ketua Panitia Kegiatan
Lokakarya, Chairul Munir, SP, mengungkapkan bahwa
tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka merumuskan rencana pengembangan
jejaring dan kerjasama usaha, pertukaran
pengalaman, informasi serta teknologi antar petani yang tergabung didalam
kelompok pembelajaran FMA se-Kabupaten Bima dengan sasaran 60 orang peserta
terdiri dari 60 para pengurus kelompok pembelajaran FMA yang berasal dari 60
Desa lokasi Program P3TIP/FEATI.
Kegiatan
yang baru saja dilaksanakan selama dua hari (19 sampai dengan 20 September
2011) pembiayaannya bersumber dari anggaran DIPA Program Pemberdayaan Petani
Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (PROGRAM P3TIP/FEATI) Kabupaten Bima
Tahun Anggaran 2011. “Mudah-mudahan, apa yang dilakukan ini bisa bermanfaat
bagi kita semua terutama bagi keberadaan para petani, agar supaya nanti bisa
terwujud sebuah petani yang mandiri dan produktif,” harapnya. (GA. 122*)