-->

Notification

×

Iklan

Golkar Usung Zaini Arony, Demokrat Tak Mau Spekulasi

Wednesday, February 29, 2012 | Wednesday, February 29, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-02-29T07:35:00Z
Siapa Memimpin NTB 2013
Mataram, Garda Asakota.-
Dalam hitungan politik, momentum pergantian kekuasaan di NTB yang diagendakan bakal berlang¬sung pada Mei 2013, bukanlan waktu yang panjang. Kerja-kerja politik untuk mensukseskan kemenangan calon yang diusung sudah terlihat mulai dari saat ini, baik ketika meka¬nisme pemilihan kepala daerahnya itu dilakukan secara langsung maupun jika draf RUU Pilkada yang mengatur mekanisme Pilkada melalui DPRD. Buktinya, Dewan Pengurus Daerah (DPD) II Partai Golkar se-NTB telah mempersiap¬kan diri dari awal untuk menyambut momentum yang sangat penting itu untuk mengambil alih kekuasaan NTB melalui penyelenggaraan Pilkada. Sepuluh (10) DPD II Partai Berlambangkan Pohon Beringin itu beberapa waktu lalu telah berse¬pakat untuk mengusung Ketua DPD I Partai Golkar NTB,
Zaini Arony, yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Lombok Barat (Lobar) untuk menjadi Calon Gubernur NTB Periode 2013-2017. “Sudah ada pembacaan kesepakatan DPD II di 10 kabupaten/kota untuk mendukung Pak Zaini menjadi calon Gubernur NTB. Saat itu saya juga ikut hadir,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) H Wahidin H M Noer, di Mataram, kepada wartawan belum lama ini.
Meski belum sepenuhnya formal sesuai dengan mekanisme partai karena harus disesuaikan dengan rekomendasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar yang akan melakukan survey kandidat pada Maret dan beberapa bulan kedepannya. Namun, sudah bisa dipastikan Golkar NTB akan secara resmi mengusung sosok Bupati Lobar sekaligus Ketua DPD I Partai Golkar NTB ini menjadi Calon Gubernur NTB yang nantinya akan bersaing dengan calon-calon Gubernur lainnya, salah satunya Calon Gubernur dari Partai Demokrat yang dise¬but-sebut sebagai Calon Gubernur terkuat yakni, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, atau sosok yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) yang kini menjadi Gubernur NTB.

Sikap cepat para politisi Partai Golkar se-NTB ini dipahami sebagai sebuah bentuk konsolidasi kekuatan merebut posisi puncak di NTB setelah pada periode sebelumnya dikalahkan oleh kekuatan kharismatik sosok Tuan Guru Bajang yang berhasil meraih dukungan kuat masyarakat NTB. Apalagi, Ketua KPU NTB, Fauzan Khalid, mengatakan bahwa mekanisme pemilihan Kepala Daerah masih mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang lama atau Pemilihan Langsung oleh rakyat dan hingga saat sekarang masih belum ada kepastian perubahan system dan meka¬nisme pemilihan Kepala Daerah. Sehingga terang saja, butuh kekuatan yang sangat ekstra untuk mengalahkan pamoritas dan kharisma Tuan Guru Bajang.
“Keputusan Partai Golkar mengusung Zaini Arony menjadi Calon Gubernur NTB disaat parpol-parpol lain belum berani memperlihatkan sikap secara resmi saat sekarang ini merupakan salah satu strategi Partai Golkar mengkonsolidasikan kekuatan massa pendukung ketika mekanisme pemilihan Gubernur belum dirubah, sekaligus dipergunakan sebagai salah satu alat sosia¬lisasi guna mengukur kekuatan du¬kungan ditingkat akar rumput,” nilai salah seorang pengamat kepada wartawan.

Jika merefleksi kembali pada hasil Pilgub Langsung Juli 2008 lalu, saat itu berdasarkan hitungan cepat LSI, kekuatan pasangan ZANUR hanya memproleh 18.19;17.67 persen jauh tertinggal dari pasangan BARU yang meraih peroleh sebesar 37.66;37.06 persen disusul paket SERIUS yakni 27.23;28.68 persen. Raihan suara ini mem¬perlihatkan besarnya kekuatan pasangan BARU yang kini memimpin NTB. Belajar dari pengalaman Pilkada 2008 lalu, Golkar dengan Cagubnya, Zaini Arony, tentu harus lebih bekerja secara ekstra lagi tidak hanya dalam memuluskan langkah politiknya dalam menyongsong Pilgub 2013. Akan tetapi juga dalam konteks mengamankan kepemimpinan Zaini yang saat ini tengah memimpin Kabupaten Lobar dari berbagai hantaman permasalahan hukum yang dapat berekses pada citra diri figur Cagub.
Namun, jika draf RUU Pilkada yang mengatur mekanisme pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD disahkan sekitar April mendatang dan diterapkan pada Pilkada 2013, maka dengan kekuatan sepuluh (10) kursi DPRD nya sebagai modal dasar. Golkar NTB tentu dapat mengalah¬kan pesaingnya dengan menggalang koalisi lintas Fraksi. Beda halnya dengan sikap Partai Golkar NTB yang telah bersepakat mengusung Ketua DPD I nya sebagai Cagub NTB, Partai Demokrat NTB yang saat ini dipimpin oleh Dr. TGH. M. Zainul Majdi, kini Gubernur NTB, belum menentukan sikap secara resmi terkait dengan siapa figur terbaiknya yang akan diusung menjadi Cagub NTB 2013. Akan tetapi, dari gelagat dan kalkulasi politik yang muncul, Demokrat NTB akan kembali mengusung sosok TGB. “Kita tidak mau berkomentar dulu terkait dengan hal itu. Nanti akan ada waktunya. Belum ada petunjuk dari pak Ketua terkait hal itu. Kita menunggu petunjuk dari beliau. Sebelum tahapan Pemilukada (sebelum September), sudah ada koq. Nanti akan kita kabarkan,” cetus Sekretaris Partai Demokrat NTB, Zainul Aidi, kepada wartawan, Kamis lalu.
Sebagai sebuah partai yang kini dipimpin oleh figur yang memimpin NTB, wajar jika Demokrat NTB belum mau berspekulasi terlalu banyak terkait dengan Pilgub 2013, khususnya menyangkut sisi mekanisme pilkada nanti apakah dipilih langsung atau dipilih melalui DPRD NTB.
Apalagi, saat sekarang ini Demokrat NTB dipimpin oleh figure yang juga tengah diamanahi kekuasaan memimpin NTB. Konsentrasi Demokrat NTB adalah mem¬fokuskan diri dalam mengamankan pa¬sangan BARU agar bisa sukses memimpin NTB dan mewujudkan visi dan misi sebagaimana yang dikampanyekannya saat itu. “Demokrat tidak mau berspekulasi ter¬kait dengan hal itu. Saat sekarang Demokrat hanya ingin focus pada penyelesaian amanah yang dibebankan pada pasangan BARU. Apalagi pasangan BARU ini, Alhamdulillah merupakan pasangan yang teruji dan kompak hingga saat ini. Bahkan hingga hari ini Demokrat belum mendengar ada hal-hal yang mempengaruhi hubungan antara keduanya,” ujar Zainul Aidi.
Ali Ahmad: Kemenangan Ditentu¬kan Koalisi. Kepala Daerah (Pilkada) 2013 diprediksikan bakal dipilih oleh DPRD. Apalagi keputusan tuntasnya pembahasan draf RUU Pilkada oleh DPR RI diperkira¬kan sekitar April mendatang. “Ketua Fraksi PAN DPR RI sudah secara tegas mengata¬kan bahwa Pilgub nanti akan dipilih oleh DPRD Provinsi sehingga ini kemudian meretas isu yang berkembang kalau Pilgub 2013 tersebut masih dilakukan dengan mekanisme pemilihan langsung oleh rakyat,” cetus Sekretaris Umum DPW PAN NTB, Drs. H. Ali Ahmad, SH., yang juga diga¬dang-gadang sebagai Calon Gubernur NTB dan/atau Calon Wagub NTB Periode 2013-2017 yang bakal diusung oleh DPW PAN NTB ini. Selain karena faktor efisiensi anggaran, Pilgub melalui DPRD Provinsi ini dinilai sangat strategis bagi naiknya nilai bargaining posisi partai politik yang sukses mengutus wakilnya di DPRD NTB saat sekarang ini. Cost politik yang dikeluarkan untuk melaksanakan agenda-agenda politik dalam kerangka memenangkan calon yang diusung pun dinilai akan lebih efisien dan tidak memberatkan calon jika dibandingkan dengan ketika mekanismenya digelar secara langsung oleh rakyat. Apalagi jika dilihat dari aspek kualitas para wakil rakyat yang duduk di DPRD NTB yang jumlahnya sekitar 55 orang, merupakan figur-figur berkualitas dan merupakan elit-elit parpol, baik yang duduk di kepengurusan parpol di provinsi maupun yang ada di Kabupaten/kota, yang sudah tersaring dalam proses pemilihan legislative oleh rakyat. “Sehingga mereka-mereka itu sangat rasional dalam memberikan pilihannya untuk menentukan figur pemimpin NTB,” cetus pria yang juga merupakan Ketua Komisi I DPRD NTB ini.
Jika dipetakan kekuatan politik yang ada di DPRD NTB, dari jumlah keseluruhan anggota DPRD NTB yang berjumlah sekitar 55 orang. Raihan kursi terbanyak itu diperoleh oleh Golkar dengan jumlah 10 kursi, kemudian disusul oleh Demokrat sebanyak 8 kursi, kemudian PKS 6 kursi, PAN saat ini juga memiliki 6 kursi (berga¬bungnya PBR ke Fraksi PAN), sementara parpol-parpol lainnya memiliki rata-rata 5 kursi, 3 kursi dan ada juga yang 1 kursi. “Golkar dengan 10 kursinya belum bisa menang. Demikian juga dengan Demokrat yang hanya memiliki 8 kursi. Sehingga tingkat kemenangannya akan ditentukan dengan tingkat koalisi yang dibangun di Udayana untuk mendapatkan suara yang signifikan menurut Pansus Pemilihan nantinya,” ujar Ketua Fraksi PAN DPRD NTB ini yang saat ini mendapatkan kepercayaan dari Ketua DPW PAN NTB untuk maju sebagai Cagub dan atau Cawagub NTB mewakili PAN NTB.
“Dan saya sebagai kader PAN harus selalu siap ketika mendapatkan amanah seperti itu. Apalagi saat ini saya berada di dalam gedung Udayana dan memimpin 6 orang kekuatan PAN yang berada di DPRD NTB dan sudah mendapatkan kepercayaan rakyat NTB untuk mewakili mereka di DPRD NTB ini selama lebih kurang 12,6 tahun. Tentu pahit manisnya lembaga DPRD ini sudah saya hafal betul dan dengan dasar kepercayaan Ketua DPW PAN NTB, H. Muazzim Akbar, S.Ip itu maka saya siap mengemban amanah yang dipercayakan partai kepada saya. Bahkan berdua dengan pak Ketua DPW PAN NTB, kami sudah menyampaikan secara bersama kepada DPP PAN RI terkait dengan rencana PAN NTB ini,” terang pria yang juga akrab disapa Aji Elo ini (Sapaan akrab orang Bima, NTB).
Dalam hal koalisi, PAN NTB bersikap terbuka. Bahkan saat sekarang ini, PAN NTB tengah menjajaki beberapa ajakan koalisi yang dibangun oleh sejumlah Parpol Besar yang ada di DPRD NTB. Namun, kepastian tentang PAN NTB akan berkoalisi dengan siapa, bergantung sungguh pada sinyal yang akan diberikan oleh DPP PAN RI. “Namun, dalam kerja politik seperti ini, apalagi ketika pemilihan itu dilakukan oleh DPRD Provinsi, maka membangun koalisi saat sekarang ini merupakan sesuatu hal yang sangat strategis dan tidak bisa disalah¬kan,” ujar pria yang memiliki visi dan misi memantapkan program kerja pasangan BARU saat ini baik dalam aspek pening¬katan kualitas pendidikan, penciptaan SDM dan IPM yang berkualitas, peningkatan mutu kesehatan yang berkualitas, pember¬dayaan ekonomi masyarakat, serta yang tidak kalah penting adalah penciptaan kon¬du¬sivitas stabilitas daerah untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat agar pembangunan daerah dalam berbagai aspek itu bisa diwujudkan. (GA. 211*)
×
Berita Terbaru Update