-->

Notification

×

Iklan

SUATU USAHA PRODUKSI AGRIBISNIS (IKAN) DILEMPAR KE PASAR EKSPOR

Wednesday, August 1, 2012 | Wednesday, August 01, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-08-01T03:35:32Z
Oleh: Dr. Mariani Mhsaw
Bisnis perikanan mencakup beberapa bidang pekerjaan. Secara mudah, bisnis ini dapat dibagi menjadi bidang budi daya dan administrasi. Kedua bidang ini terdiri dari bermacam-macam peker¬jaan, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Untuk itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk menyalurkan semua pekerjaan itu disesuaikan dengan besar usaha yang akan dijalankan.
Usaha-usaha perikanan besar, seperti; tambak, membutuhkan tenaga kerja kasar, penga¬was, administrasi, keamanan, teknisi per¬alatan, ahli udang, dan lain-lain. Sementara usaha dalam luasan kecil tentunya tidak memer-lukan semua itu, cukup dengan beberapa tenaga kerja kasar saja. Pengusaha yang berpikir maju, tidak hanya sekedar mementingkan jumlah produk jasa, tetapi juga mengutamakan kualitas produksinya. Hal ini sangat berperan dalam menentukan segemen pasar. Bila suatu produk dilempar ke pasaran maka produk dengan kualitas terbaik yang akan lebih banyak dimintai. Dengan demikian, secara otomatis harganya juga akan lebih baik. Artinya, jika usaha yang ber¬orientasi ke pasar luar negeri atau ekspor dibutuhkan kualitas produk yang lebih teliti lagi. Negara yang dituju atau importir biasanya telah menentukan standar produksi sehingga hanya produk yang memenuhi persyaratan saja yang diterima. Seperti halnya bisnis lain, bisnis perikanan di dalamnya terdapat aspek produksi. Ini karena dalam bisnis perikanan terjadi sebuah usaha untuk menghasilkan sebuah komoditas. Oleh karena itu, aspek produksi sangat memer¬lukan kegiatan manajemen agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga memperoleh hasil keuntungan yang baik. Bisnis perikanan sifatnya cukup kompleks maka memerlukan pemikiran yang cermat. Kecermatan mengelola usaha perikanan perlu dilakukan mulai dari persiapan produksi dan saat proses produksi itu berlangsung. Segala sesuatu perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak ada kekhawatiran dan penyesalan saat usaha sudah berjalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan antara lain; perencanaan produksi; ini mencakup jenis ikan yang dipilih hendaknya dapat memenuhi selera pasar dengan baik dan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Hasil produksi ikan yang meme¬nuhi selera pasar dan memudahkan pemasaran serta tidak ada kekhawatiran ikan tidak terjual. Faktor-faktor yang diperlukan dalam peren¬canaan jenis produk ini adalah ; keguanaan; jumlah permintaan pasar; kemungkinan pengembangan; potensi penjualan; persaingan; distribusi; faktor budi daya; dan umur panen. Gabungan faktor ini menunjukkan profil ikan yang sesungguhnya. Kelemahan dan kekuatan yang timbul bila memproduksi ikan tersebut akan terlihat. “Secara umum, komoditas ikan yang siap dijual ada dua macam yaitu ikan konsumsi dan ikan hias”. Perencanaan lokasi usaha, lokasi usaha mempunyai pengaruh positif bagi kelangsungan usaha. Artinya, dalam penentuan lokasi perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dan melihat prospek pada masa yang akan datang. Penentuan lokasi perlu meninjau beberapa aspek seperti; biaya transportasi,ini menyangkut; baik dari lokasi usaha dengan tempat penyediaan bahan produksi, ataupun lokasi usaha dengan tempat pemasaran; sarana jalan, sarana jalan tidak kalah pentingnya. Artinya, bila aspek ini tidak diperhatikan, terkadang bisa menaikan biaya pemasaran atau biaya mengangkutan sehingga akan terjadi penambahan biaya operasional. Tidak jarang suatu lokasi harus dibuatkan sarana jalan terlebih dahulu karena sangat sulit dijangkau; harga tanah, perlu dicari lokasi dengan harga atau sewa tanah yang ringan. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan pengembangan usaha di masa yang akan datang; sarana listrikdan irigasi,listrik sangat diperlukan dalam menjalankan usaha perikanan. Listrik diperlukan menjalankan sarana elektronik lain seperti; pompa dan blower. Sementara sarana irigasimutlak diperlukan mengingat ikan merupakan organisme yang memerlukan sirkulasi atau pergantian air. Selain itu, dalam menjalankan usaha perikanan non-budi daya, air sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan dan untuk aktivitas pencucian sarana lain. Perencanaan standar produksi, pengusaha yang berpikir maju tidak hanya sekedar mementingkan jumlah produksi saja, tetapi juga mengutamakan kualitas produksinya. Hal ini sangat berperan dalam menentukan segmen pasar. Bila suatu produk dilempar ke pasar maka produk dengan kualitas terbaik yang akan lebih banyak diminati. Dengan demikian, secara otomatis harganya juga akan lebih baik. Perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, Aspek ini penting untuk diperhatikan karena akan sangat membantu jalannya sebuah usaha. Ketersediaan tenaga kerja yang mengerti dan memahami usaha perikanan akan memudahkan menjalankan usahanya. Aspek mental tenaga kerja juga perlu diperhatikan untuk menghindari kecuragan yang terjadi di dalam perusahaan. Jumlah dan besarnya upah/gaji tenaga kerja perlu dipertimbangkan agar semua aspek usaha dapat ditangani dengan baik tampa memper¬besar biaya operasional. Bila kita merencanakan usaha untuk jangka waktu lama dan tidak terbatas, usaha menjaga kualitas produk merupakan langkah yang harus selalu dipertahankan. Hal ini penting untuk menjaga penilaian mutu konsumen. Pengusaha yang terjun ke dalam dunia perikanan atau investor yang menginvestasika modalnya untuk usaha perikanan perlu mengetahui sifat komoditas-komoditas; pemahaman yang baik tentang ikan, budi daya, dan pasca panen, juga aspek agronomis dan aspek iklim. Hal sangat bermanfat bagi perusahaan agar nantinya tidak banyak menemui kesulitan dan tidak menderita kerugian. Aspek agronomis,cakupannya; topografi, lokasi, jenis tanah, dan kondisi tanah, serta jenis perairan yang ada di lokasi terseut. Untuk lokasi budi daya air payudan laut, kadar silinitas juga ikut mempengaruhi jenis ikan misalnya, pada tambak. Tambak yang terletak jauh dari pantai dan dekat dengan sungai mem¬punyai salinitas rendah. Sementara tambak yang dekat dengan pantai dan sungai mem¬punyai salinitas sedang. Kedua jenis tambak tersebut cocok untuk tempat memelihara ikan bandeng atau udang karena pengeringan mudah dilakukan sehinga mudah dipukuk. Bila menggunakan tambak yang dekat sekali dengan pantai, kadar salinitasnya tinggi dan penge¬ringan airnya sulit sehingga tidak cocok untuk usaha bandeng dan udang. Pada aspek iklim, mempengaruhi keberha¬silan budidaya perikanan, umumnya bisnis per¬ikanan tergantung pada faktor alam. Misalnya, curah hujanmempengaruhi sumber air, bila curah hujan sedikit tentunya daerah tersebut kurang ideal untuk suatu usaha perikanan. Demikian juga sinar matahari berpengaruh terhadap kemampuan hidup dan berkembang biak ikan karena matahari mempengaruhi suhu rata-rata harian. Oleh karena itu, hendaknya jenis ikan yang akan di budi dayakan dise¬suaikan dengan iklim pada suatu daerah. Pengertian budi dayaperikanan, arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelum¬nya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Dalam pengertian luas, budi daya perikanan adalah semua usaha membesarkan , memperoleh ikan, baik ikan yang masih hidup liar di alam atau sudah dibuatkan tempat ter¬sendiri dengan adanya campur tangan manusia. Dapat disimpulkan, budi daya tidak hanya memelihara ikan dikolam, tambak, empang, akuarium, sawah, dan sebagainya. Namun secara luas pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di danau, sungai, waduk, atau laut. Tujuan budi daya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup secara liar. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budi daya antara lain; penyediaan benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan, pakan/pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Jelaslah bahwa usaha budi daya perikanan merupakan suatu pengolahan ikan yang sangat penting dari beberapa komoditas perikanan yang justru lebih disukai dan lebih dikenal sete¬lah diolah dibandingkan pada saat masih segar. Tidak hanya dipasaran dalam negeri, komoditas olehan juga sudah banyak berorientasi ekspor. Untuk sampai ketangan konsumen, sebuah produk perikanan mengalami sebuah proses perjalanan atau alur penyaluran yang akan melewati beberapa komponen distribusi. Secara umum, alur distribusi produk perikanan dari produsen sampai ke tangan konsumen terjadi melalui tiga cara ;(1) secara langsung, dengan cara produksi perikanan tidak mempergunakan perantara. Produsen langsung menjual produk¬nya ke sonsumen. Cara ini sering dilakukan oleh nelayan dan petani ikan dalam skala kecil; (2) penyaluran semi langsung, di sini penyalur/produsen menyalurkan produksinya ke tangan pedagang eceran. Kemudian dari tangan peda¬gang eceran komoditas perikanan disalurkan ke konsumen-konsumen; (3) penyaluran lagsung, distribusi ini sangat dipengaruhi oleh jarak konsumen, maka semakin panjang dan rumit jalur tata niaga yang harus dilalui. Dengan demikian harga di tingkat konsumen pun akan semakin mahal. Disamping itu dalam sistim distribusi perikanan ada tiga komponen pendukung seperti; pertama,konsumen,merupakan pembeli terakhirsuatu produk perikanan. Karena itu, semua riset pasar yang dilakukan pengusaha berorientasi pada konsumen. Contoh riset pasar tersebut adalah riset mengenai tujuan bisnis yang berorientasi untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen yang beragam jenisnya; kedua,pengusaha modern,merupakan orang yang menanamkan modal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Peran pengusaha atau investor atau produsesn ikut serta menentukan keberhasilan dan mutu suatu produk; ketiga,pengusaha atau pedagang besar, pedagang besar merupakan pedagang yang membeli komoditas perikanan dari pedagang pengumpul atau langsung dari produsen atau pengusaha untuk dijual kembali. Komoditas tersebut dijual kembali kepada industri, restoran, dan konsumen komersial, yang tiak menjual kembali dalam jumlah yang sama kepada konsumen akhir. Sementara pedagang yang memasarkan langsung pada konsumen disebut pengecer. Dalam dunia bisnis perikanan, pengusaha atau pedagang besar biasanya terbagi menjadi tiga bagianyaitu; pengusaha atau pedagang perantara; pedagang pengumpul; dan pedagang pengecer. Pengusaha atau pedangan peran¬tara, berperan sebagai penyalur produksi atau pelancar distribusi komoditas perikanan. Peran mereka tidaklah dapat dianggap remeh, selain sebagai penyalur produksi, mereka juga menyalurkan informasi dari konsumen ke produsen serta meringankan beban produsen dalam mendistribusikan produk. Namun dengan adanya pedagang perantara, harga produk menjadi lebih mahal. Pedagang pengumpul, merupakan pedangan yang mengumpulkan komoditas perikanan dari pengusaha, petani ikan, atau pun nelayan dalam jumlah yang cukup besar untuk dipasarkan kembali ke pedagang lain. Pedagang pengumpul juga dapat berperan sebagai pengusaha perantara. Pedagang pengecer, pedagang yang menjual komoditas perikan langsung ke tangan konsumen dalam partai kecil. Dari segi manajemen modern, modal dan keuangan hanya merupakan salah satu aspek fungsional manajemen, disamping pemasaran, produksi, aspek personalai atau tenaga kerja.Artinya, jika aspek ini diterapkan secara proporsional, akan diperoleh keseim¬bangan dalam melakukan perencanaan atau tindakan. Namun dalam prakteknya, aspek keuangan lebih diutamakan di setiap pengusaha atau perusahaan. Sistem keuangan mengatur sirkulasi modal seluruh kegiatan usaha, mulai dari investasi dasar sebagai awal mulai usaha hingga dana untuk modal operasi. Pengendalian keuangan haruslah berdasarkan pedoman, perencanaan, dan aturan perencanaan keuangan secara terinci baik per tahun, per musim, per bulan, atau per minggu, berdasarkan periode waktu tertentu hendaknya dibuat. Semua data mengenai keuangan dimasukkan dalam pembukuan yang teratur dan hendaknya disiplin dalam mengisi¬nya. Bahwa, dalam semua bisnis, modal kerja merupakan suatu dana yang mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usaha. Pertubuhan ikan terjadi setiap hari. Kondisi ini dimanfaatkan para pembudi daya untuk mengatur siklus produksi sehingga jatuh tempo pemanenan bisa diatur. Pegaturan siklus produksi dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Harga ikan pada momen tertentu, seperti lebaran biasanya akan mencapai harga tertinggi. Selain itu jenis ikan yang diperkirakan akan menjadi sebuat tren sehingga para pembudi daya akan berusaha mengejar tren tersebut karena harga ikan akan melonjak. Kegiatan tersebut merupakan sebuah usaha pendayagunaan atau maksimalisasi agar keuntungan maksimal bisa diperoleh. Sebagai contoh; Budi daya lele dumbo (Clarias garieinus).Ada permintaan pasar untuk lele dumbo sebanyak 3 ton per dua minggu. Jika berat rata-rata seekor ikan lele dumbo 0,5 kg, maka 3 ton terdiri dari 6000 ekor. Untuk itu, kebutuhan lahan, benih, pupuk, pakan, dan tenaga kerja perlu dihidung secara cermat. Artinya, untuk memenuhi permintaan tersebut maka pembudi daya, akan melakukan peneba¬ran rata-rata pet m2 terdiri dari 40 ekor lele dumbo maka luas bak kolam dibutuhkan setiap kali pembesaran sekitar 150 m2. Setiap kolam biaya membutuhkan saluran pemasukan/pembuangan air, bendungan, pematang, kolam pengumpulan bibit, dan lain-lain; untuk keper-luan ini dibutuhkan sekitar 30% luas kolam sehinga luas kolam efekti sekitar 70%. Jadi untuk budi daya mengikuti tren, dimana pendayagu¬naan atau maksimalisasi kegiatan budi daya seperti dilakukan oleh pengusaha ikan hias. Pengusaha ikan hiasmempunyai masa tren. Pada masa tren permintaan dan harga ikan akan melonjak dengan sendirinya, sebagai contoh; ikan arwana, ikan koi, lou han, dan lobster air tawar yang pernah tren. Masa tren juga berlaku pada jenis ikan yang lain. Kecenderungan masyarakat untuk beramai-ramai memelihara ikan hias tertentu, memberi peluang untuk mengeruh keuntungan yang kira-kira bakal menjadi tren tersebut. Untuk itu, penge¬tahuan tentang jenis apa yang bakal menjadi tren perlu dimiliki oleh calon pengusaha ikan hias. Umumnya budi daya ikan hias tidak memerlukan lahan yang luas. Bahkan, sekiranya tidak mampu mengusahakan lahan di tempat lain, halaman pekarangan pun bisa di manfaat¬kan. Sebagai contoh: Budi daya ikan Maanvis (pterophyllum sealare), lama pemeliharaannya bisa 6 bulan. Bila lahan tersedia luas 100 m2, lahat tersebut kemudian disekat menjadi bak-bak kecil. Jumlah bak yang dapat dibuat sebanyak 50 buah dengan ukuran 1,5 m x 1 m. Kebutuhan benih setiap bak sebanyak 50 ekor. Untuk 50 bak di butuhkan benih sebanyak 2500 ekor. Benih cadangan diperlukan sebanyak 10% sehingga jumlah benih keseluruhan sebanyak 2750 ekor. Sedang kebutuhan pakan, untuk sekali pembesaran Maanvis sejumlah 2500 ekor, di perlukan 300 takar. Pemberian pakan dilakukan secukupnya sampai Maanvis terlihat tidak berselera untuk makan. Obat-obat yang bisa dipergunakan untuk Maavis, antara lain obat mereh (Mercuro¬chrome) 0,2%, Malachyte Green 0,2% dan larutan Chloramine 1%. Obat-obatan ini diguna¬kan untuk menyembuhkan Maanvis dari penya¬kit akibat serangan jamur saprolegnia seta dan Achlya. Selain itu, ada beberapa parasiticum, yang sering menyerang Maanvis. Parasit yang sering menyerang berasal dari protozoa jenis Ichthyopthirus multifiliis, Oodinium limneticum dan Oodinium pillularis. Kebutuhan tenaga kerja untuk lahan sekitar 100 m2 cukup satu orang untuk pemeliharaan dan perawatan setiap hari. Bisnis perikanan sangat diperlukan manaje¬men. Proses manajemen pada setiap fungsi kegiatan usaha dalam bisnis perikanan mem¬punyai wujud yang berbeda tergantung dari faktor yang mempengaruhi dan jenis komoditas yang diusahakan.Fungsi fungsi tersebut; perencanaan, tindakan untuk menentukan sasaran dan arah yang dipilih. Dituntut adanya kemapuan untuk memprediksi, mewujudkan, dan melihat kedepan dengan dilandasi oleh tujuan-tujuan tertentu; pengorgani¬sasian, tinda¬kan mengatur dan membagi bidang pekerjaan antara kelompok yang ada. Setelah terbentuk kelompok yang diperlukan, fungsi pengorga¬nisasian akan menetapkan dan memperinci hubungan yang diperlukan; penggeraka, tinda¬kan untuk merangsang anggota-anggota kelom¬pok agar melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan dengan baik dan antusias; penga¬was, fungsi ini merupakan tindakan untuk menga¬ wasi aktivitas yang terkait agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Manajerial yang baik sangat berpengaruh terhadap jatuh bangunnya suatu perusahaan. Pengembangan budi daya perikanan sema¬kin memegang peranan dalam pem¬bangunan perikanan Indonesia, hal ini terbukti dari sumbangan perikanan budi daya pada produksi nasional yang terus meningkat. Terobosan dan penerapan teknologi dalam budi daya ikan juga dapat meningkatkan produksi. Di samping itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dengan pihak asing untuk industri perikanan terpadu yang meliputi penanganan kegiatan produksi primer, pengolahan, dan pemasaran hasil, serta segala fasilitas penunjang yang diperlukan. Aspek utama yang penting diperhatikan dan memerlukan manajemen yang tepat antara lain; (1) aspek produk, kegitan manajemen diterap¬kan pada proses produksi, mencakup; perenca¬naan produksi dan pengendalian proses pro¬duksi. Artinya selama proses produksi berlang¬sung, kegiatan manajemen diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan persiapan dan prose produksi, baik jangka pendek, menengah, atau jangka panjang. Dengan demikian diharapkan pengusaha dapat berproduksi lebih efisien; (2) aspek pemasara, kegitan untuk mendistribusikan hasil produk ke tangan konsumen. Dengan melakukan manajemen pemasaran yang baik, sebuah perusahaan akan menentukan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran pemasaran, melihat ada tidaknya pesaing, dan menentukan strategi yang harus dijalankan; (3) aspek keuangan, manajemen keuangan meliputi, kegiatan mengelola keuangan dalam suatun usaha. Di dalamnya sudah termasuk pula cara mendapatkan dan mengalokasikan dana untuk suatu rangkaian usaha atau bisnis. Dalam kebijakan investasi, pengusaha perikanan sebaiknya berusaha memaksimalkan keuntungan jangka panjang. Meskipun demikian, keuntungan jangka pendek pun tidak boleh di lepas begitu saja, kecuali bila merugikan kepentingan perkembangan usaha jangka panjang. Hal penting dalam permodalan ini adalah besar modal yang akan digunakan, sumber permodalan, dan cara menyusun anggaran untuk alokasi dana yang tepat. Untuk mencapai target keuntunga, usaha perikanan dijalankan seperti halnya sebuah perusahaan dengan kemampuan manajemen yang baik. Manajemen yang baik sangat berpengaruh terhadap jatuh bangun suatu perusahaan. Semoga tulisan ini memberikan pencerahan kepada para praktisi perikanan maupun masyarakat umum untuk memahami agribisnis perikanan dan aspek-aspek yang tercakup di dalamnya, seperti aspek produksi, modal, dan manajemen. “Tulisan ini membantu aspirasi”. Senin, 1 Mei 2012
×
Berita Terbaru Update