-->

Notification

×

Iklan

Pekerjaan Proyek RPH Milyaran Rupiah Diduga Molor

Monday, January 26, 2015 | Monday, January 26, 2015 WIB | 0 Views Last Updated 2015-01-26T01:19:02Z
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pekerjaan proyek Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Bima yang dibangun di Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima diduga molor dari yang direncanakan. Proyek yang diketahui dikerjakan oleh CV. Samas Mataram-Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut disebut-sebut menyedot anggaran Negara Milyaran rupiah yang bersumber dari APBN tahun 2014.
Akibat molornya pembangunan RPH tersebut, tentu saja menuai pertanyaan dan sorotan publik,  khususnya elemen masyarakat setempat. Selain molor, pekerjaan proyek tersebut terkesan tertutup karena dalam papan informasi proyek tidak tertulis besarnya anggaran yang digunakan.
Salah satu warga setempat, Ahmad Umar, kepada media ini, Kamis (22/1),  menyesalkan molornya pekerjaan proyek pembangunan RPH.
Menurutnya, pembangunan RPH yang diperkirakan dikerjakan pada bulan September 2014, paling tidak awal Januari 2015 lalu, sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. “Kami juga mempertanyakan pekerjaan proyek pembangunan RPH yang tidak diketahui secara pasti besaran anggarannya. Dalam papan informasi proyek, tidak dicamtumkan berapa nilai anggarannya. Padahal di era keterbukaan informasi saat ini, masyarakat juga berhak tahu,” cetusnya.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Kades setempat, Arifin Yasin, yang juga melihat adanya kesan tertutup dan lambannya penuntasan pekerjaan. “Pekerjaan proyek sampai saat ini belum tuntas dikerjakan, tidak sesuai waktu yang telah ditentukan. Saya juga mempertanyakan kenapa di papan informasi proyek tersebut tidak dicantumkan nilai anggarannya,” tanya Kades saat dikonfirmasi media ini.
Namun sesuai informasi yang diperolehnya, anggaran proyek RPH bersumber dari APBN 2014 senilai Rp2,5 Milyar. “Proyek ini seharusnya rampung dikerjakan paling lama akhir Desember 2014 lalu, sesuai dengan penyampaian Bapak Bupati Bima,  saat membuka acara program BBGRM Kecamatan Bolo di Paruga Na’e Kecamatan beberapa bulan lalu,” tuturnya.
Hanya saja, berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, pernyataan Kades yang menyebut anggaran pembangunanannya senilai Rp2,5 Milyar, berbeda dengan pengakuan pelaksana yang diketahui bernama Topan yang menyatakan angarannya senilai Rp1,1 Milyar.
Sebelumnya juga, Topan yang mengaku sebagai pelaksana proyek tersebut menyebutkan bahwa bangunan RPH dikerjakan oleh CV. Samas-Mataram (NTB) dengan nilai anggaran sebesar Rp1,1 Milyar bersumber dari APBN 2014.
Kepada wartawan, pihaknya menegaskan bahwa pekerjaan proyek tersebut sudah rampung sesuai dengan kontrak kerja. “Bangunan ini sudah rampung sejak tanggal 19 Desember 2014 lalu,” katanya.
Pekerjaan proyek sendiri, kata dia, tidak ada masalah, dan juga dikerjakan sesuai bestek. “Berdasarkan PHO oleh pihak terkait, semua tidak ada kendala dan semuanya dinyatakan tuntas,” tegas lagi.
Namun demikian, dirinya tidak menampik jika pihaknya saat ini sedang mengerjakan kelanjutan proyek tersebut. “Memang kami sedang merampungkan sisa pekerjaan, pekerjaan tinggal membuat bak pembuangan darah dan kotoran sisa pemotongan hewan yang tertunda kemarin. Pekerjaan bak pembuangan darah ini  tidak termasuk dalam item pekerjaan induk bangunan RPH. Bukan bagian dari proyek induk bangunan RPH,” katanya.
Menyinggung dengan tidak adanya nilai nominal anggaran yang tertera di papan informasi pembangunan RPH, Topan yang disebut-sebut sebagai pelaksana, tidak menjawabnya.  Dia malah mengarahkan kepada media ini untuk menanyakan langsung dengan pihak kosultan. “Kalau soal itu mas saya tidak tahu, silahkan tanyakan langsung dengan kosultan karena mereka yang lebih paham,” timpalnya. 
Topan juga mengakui dirinya telah mencabut papan informasi proyek sejak berakhirnya proyek tersebut, “Ya memang benar papan informasinya sudah saya cabut, Senin tanggal 19 Januari. Dicabutnya papan tersebut mengingat pekerjaan RPH sudah selesai, kan sesuai kontrak proyek tersebut berakhir tanggal 19/12 lalu, jadi untuk apa dipasang terus,” cetusnya.
Sementara itu Fahat yang disebut sebagai Kosultan Proyek, via ponsel selulernya, tidak menampik adanya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut. “Memang benar proyek tersebut sedikit agak molor dari waktu yang ditentukan,” akunya. Terhambatnya pekerjaan proyek, katanya, karena pekerjaan dihadapkan dengan persoalan di luar kemampuan yaitu kondisi cuaca. “Intensitas  hujan yang tidak mendukung sehingga dalam pekerjaan pembangunan RPH selalu ditunda. Hujan yang datang terus akhir-akhir ini menyebabkan tukang tidak bisa berkerja,” sahutnya. (GA. 888*)

×
Berita Terbaru Update