Oleh Yuniarti, S.Pd
ari
itu, hari dimana seorang orang-tua murid..., dengan bangganya
mempertontonkan aksi pemukulan terhadap seorang guru di MTsN-1 Kota Bima oleh
anaknya yang merasa menjadi korban...sungguh hari itu, setan-setan, jin-jin,
iblis-iblis di muka bumi ini bersorak gembira...tertawa senang...pesta
kemenangan ...karena salah satu ajaran Nabi Muhammad SAW,
yaitu menghormati dan
menghargai guru sudah di langgar.....guru yang merupakan perpanjangan tangan
Tuhan di muka bumi sudah diinjak-injak...tanpa di ingat bahwa semua profesi di
dunia ini berkat jasa guru...guru telah dan akan melaksanakan semua usaha untuk
membuat siswanya bisa...termasuk “memukul” siswanya...bukankah Nabi Muhammad
SAW menyuruh kita untuk memukul anak anak kita yang tidak sholat jika sudah berumur 10 tahun ?
Sebagai seorang ayah, mungkin
dia tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya sungguh di luar batas kemanusiaan,
melenceng dari tugas dia sebagai orang tua yang harus mengajarkan sabar,
memberi maaf kepada orang yang bersalah...tidakkah dia tahu apa yang dilakukannya
itu adalah mengajarkan anaknya sendiri untuk menjadi orang yang tidak tahu mana
yang boleh dilakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan ? Dia mengajarkan anaknya..ketika kita dipukul maka harus balas
memukul...kenapa tidak diajarkan anaknya untuk memberi maaf kepada guru itu
seandainya dia memang bersalah ? Sungguh sangat menyedihkan...Seorang
anak...anak SMP...sebuah fase perkembangan manusia yang sedang mencari jati
dirinya, dia telah mengisi sebagian memori syaraf anaknya dengan memukul gurunya
sendiri karena guru itu telah bersalah memukul dirinya...tapi awas...memori itu
akan tinggal kekal dalam kepala...dan akan memberikan respon sama jika ayahnya
suatu saat melakukan kesalahan...jangan heran kalau anaknya akan berani
memukul ayahnya sendiri.....itukah yang diinginkan terjadi....?.
Kalau memang seperti itu yang
diinginkan...wahai para ayah...para ibu...waspadalah...sebuah pengajaran
sesat telah dipertontonkan....Para ayah...para ibu...apa yang dilakukan oleh
orang tua murid ini adalah sebuah degradasi moral yang perlu kita
waspadai...kita tidak menginginkan anak-anak kita yang disuruh...yang diijinkan untuk memukul
gurunya sendiri....Seorang anak adalah aset kita, dunia dan akherat..seorang
anak ibarat kertas putih...tinggal orang tuanyalah yang memberikan
warna...warna yang harus kita torehkan adalah warna menurut syariat...bagaimana
kita mendapatkan anak yang sholeh...anak yang mendoakan kita....kalau kita
para orang tua, para ayah, para ibu tidak mengajarkan hal-hal baik..?
Para ayah...para
ibu....renungkanlah....seandainya guru yang dipukul itu adalah kita..adalah
saudara laki-laki kita...adalah paman kita...adalah kakak kita...sedemikian
hinakah kita...hingga harus dihukum oleh anak kecil yang tidak tahu apa-apa didepan siswa kita,
didepan teman sejawat, didepan polisi..hanya untuk memuaskan amarah ayahnya?.
Para ayah...para
ibu...inginkah kita...anak-anak kita...memukul kita..seandainya suatu saat kita
bersalah kepada mereka? seperti yang dipertontonkan orang tua dan anaknya itu?
Inginkah kita anak-anak kita membenarkan itu, yang suatu saat nanti mereka juga
seperi itu?. Seorang pencuri yang tertangkap..akan dilarang untuk dihakimi
sendiri, oleh polisi..tapi pemukulan guru ini justru didepan oknum polisi..ada
apa ? sekuat itukah dia..sehingga seorang aparat kepolisianpun tidak sanggup
menghalanginya untuk melakukan aksi amoral ini? Apa jabatannya...seberapa
banyak kekayaannya....sehingga semua orang yang ada ditempat kejadian seperti
tidak berdaya...? Lalu mana peranmu
polisi ? untuk apa berada di situ..untuk mengawal adegan pemukulan itu sukses ?
Ironisnya lagi...guru lain terutama kepala sekolah bukannya membela anak
buahnya..justru menghukumnya dengan memecatnya menjadi guru...bukankah salah
satu fungsi kepala sekolah melindungi anak buahnya dari serangan luar ? Apakah
karena dia guru honor ? Lalu guru mana yang tidak pernah menjadi guru honor ?.
Seandainya hal seperti ini dari waktu-ke waktu terus berlangsung...suatu saat
tidak akan ada lagi anak-anak kita yang mau menjadi guru..para orang tua akan
tidak mengijinkan anaknya menjadi guru...lalu siapa yang akan mengajarkan anak
anak kita kebaikan ? mengajarkan anak-anak kita pengetahuan dan tehnologi?
Apakah kita para orang tua sanggup mengganti peran seorang guru untuk anak-anak
kita ?.
Para ayah..para ibu..cobalah
sehari menjadi guru, cobalah mengurus 40 orang anak dalam sehari..cobalah mengajar 40 anak yang
tidak bisa membaca, yang tidak bisa
berhitung..yang tidak bisa matematika,
tidak bisa kimia, fisika...Wahai para guru...hari ini...imanmu sedang
dicoba...kesabaranmu sedang diuji...apa usahamu supaya engkau lulus dengan
terhormat ? apa tindakanmu agar tidak sembarang orang berani memukulmu ? Apa
yang engkau kerjakan hingga dunia ini berpikir
betapa pentingnya engkau...? (Salah satu tanda kiamat...dikurangi
jumlah orang alim /pintar/shaleh).
*Penulis: Guru di SMUN-1 Kota Bima