Mataram, Garda Asakota.-
Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2018 sudah dekat, hiruk pikuk pesta demokrasi untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023 mulai terdengar. Sejumlah nama sudah muncul, mulai dari baliho yang di pasang di pertigaan jalan, hingga publikasi di Media Massa. Namun, lebih penting dari itu adalah bagaimana memperoleh aspirasi dari publik untuk membangun NTB lebih baik 5 tahun mendatang..
Oleh Karena itu, pada tanggal 27 April-5 Mei 2017 Media Survei Nasional (MEDIAN) melakukan Surveoi Opini Publik terhadap masyarakat NTB. Survei dilakukan terhadap 800 warga Provinsi NTB yang memiliki hak pilih, dengan margin of error sebesar +/- 3,4% pada tingkat Kepercayaan 95%. Sampel diambil secara acak dari seluruh wilayah Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi NTB.
“Berdasarkan hasil temuan. Ada 8 tokoh yang paling populer di NTB dengan popularitas lebih dari 25 %. Kedelapan tokoh tersebut yaitu: H. Ali bin Dahlan 39,5%, H. Moh. Suhaili, FT. 38,0%, Farouk Muhammad 37,7%, H. Muhammad Amin 37,5% dan H. Ahyar Abduh 37,0%, Lalu Gede Sakti 32,0 %, Zulkiflimansyah, 30,0% dan KH. Zulkifli Muhadli, 27,5 %,” demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Survey Median, Rico Marbun, sebagaimana tertuang dalam rilis pers yang diterima oleh media ini, Minggu (21/05).
Menurutnya, adapun tokoh lainnya seperti Mori Hanafi, TGH. Hasanain Djunaini, Johan Rosihan, Hj. Siti Romi Djalilah, Nurdin Ranggabarani, Lalu Ridu Irham Srigede, Syamsil Rizal dan H. Muazim Akbar, angka popularitasnya masih di bawah 17 %. Sedangkan dari segi elektabilitas, Bupati Lombok Tengah, H. Moh Suhaili FT unggul sementara di angka 15,0%, disusul Bupati Lombok Timur, H. Ali Bin Dahlan 11,0%, Anggota DPD RI Farouk Muhammad 9,7%, Walikota Mataram H. Ahyar Abduh 9,6%, Bupati Sumbawa Barat KH Zulkifli Muhadli 5,5 %, di susul anggota DPR RI Zulkiflimansah 5,0 %.
“Data diatas menjelaskan bahwa kontestasi antar kandidat dalam Pilgub NTB 2018 masih sangat terbuka. Hal ini dikarenakan belum ada tokoh yang memiliki popularitas diatas 50%. Selain itu, Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan kandidat khususnya untuk menaikkan popularitasnya mengingat Popularitas merupakan modal paling dasar yang harus dimiliki oleh para kandidat guna meraih dukungan yang optimal,” jelasnya.
Belum lagi jika melihat tingkat elektabilitas yang relatif berimbang (gap dibawah 5%) dengan elektabilitas tertinggi diangka 15%. Maka dapat disimpulkan selama periode dilakukan pengambilan data, belum ada satupun kandidat yang mendominasi kompetisi, sehingga semua tokoh masih memiliki peluang yang relatif sama untuk memenangkan kontestasi. Peluang akan tergantung bagaimana agresifitas mereka dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada publik.
Selain, popularitas dan elektabilitas kandidat. Median juga menggali masalah prioritas yang menurut publik harus segera di selesaikan di NTB. “Berdasarkan hasil survei yang kami dapatkan, masalah yang paling penting harus diselesaikan di Provinsi NTB adalah perbaikan dan pelebaran Jalan 20,3%, pembangunan Infrastruktur dan fasilitas umum 9,0 %, perbaikan gang 5,5 %, masalah irigasi 5,5 %, dan kebersihan lingkungan 4,5 %,” ujarnya.
Ini menunjukkan bahwa Pembangunan infrastruktur masih menjadi PR utama bagi Gubernur NTB kedepan, katanya, Kandidat yang mampu memberikan tawaran solusi dan program pembangunan dan perbaikan infrastruktur akan memiliki peluang untuk meraih simpati publik. Bagaimanapun pemimpin dipilih oleh publik untuk menyelesaikan masalah publik dan membangun NTB lebih baik lagi. (GA. IAG*).