Mataram, Garda Asakota.-
Membangun bangsa dan negara memerlukan perjuangan yang luar biasa, baik perjuangan fisik, mental dan spiritual. Namun tidak seorang pun yang bisa berjuang di semua medan. Semua orang memiliki peran masing-masing sesuai dengan kondisi dan kemampuan serta prioritas terbaik, yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan potensi diri bagi kemanfaatan ummat. "Jika maulana syaikh memilih tinggal di Makkah, mungkin beliau sudah menulis ratusan kitab. Namun ia lebih memilih untuk pulang dan membangun umat", ujar Gubernur NTB, Dr.TGH. M.Zainul Majdi, dalam sambutanya saat menghadiri Haul ke-19 Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang dirangkaikan dengan tasyakkuran pelepasan siswa/santri tahun 2016/2017, di Ponpes NW, Cakung Jakarta Timur, Sabtu (20/5/2017).
Hal ini mengajarkan kita bahwa dalam hidup ini harus ada prioritas. Tidak semua hal dapat kita selesaikan. “Maka mari susun prioritas kita”, ajak Gubernur yang dikenal dengan panggilan TGB ini. TGB menyatakan bahwa pendidikan merupakan prioritas utama, karena pendidikan menjadi penentu masa depan. "Yakinlah, apa yang kita tanamkan dalam pendidikan sekarang, akan menentukan 10 sampai 20 tahun kedepan".
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa selain menetapkan prioritas, perjuangan juga harus memiliki tekad kuat untuk bertahan dalam menghadapi segala macam cobaan, karena perjuangan takkan lepas dari berbagai tantangan. Sama dengan membangun masa depan, tantangan yang ada begitu banyak.
Karena itu, kata dia, perjuangan tidak hanya membutuhkan prioritas namun juga kekuatan istiqomah. Kekuatan prioritas dan istiqomah juga harus terus berjalan seiring dengan waktu mengikuti alur sejarah. Harus ada yang membawa nilai-nilai posotif ini. Inilah pentingnya menetapkan prioritas pada pendidikan. Karena anak-anak adalah wajah masa depan bangsa. “Anak-anak harus dididik. Ini prioritas kita,” tegas TGB. (GA. IAG*)