Inilah kondisi jembatan gantung hasil gotong royong warga Paruga dan Dara. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Pasca Banjir Bandang yang melanda Kota Bima di penghujung tahun 2016 silam jembatan gantung yang menghubungkan sentra ekonomi dan sosial antara lingkungan RW 01, 02, 03 Kelurahan Paruga dan RW 01 Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae putus dan hanyut terseret arus.
Menurut Tokoh Masyarakat setempat, Indra Gunawan H. Abbas, dampak dari kerusakan itu cukup terasa. Bukan hanya akses lalu lintas warga yang terisolir, namun yang lebih mirie lagi ketika ada warga masyarakat Kelurahan Paruga yang meninggal harus menyewa AMBULANCE karena kuburan warga Kelurahan Paruga lokasinya di Kelurahan Dara. "Syukur kejadiannya pada warga yang mampu, tapi bagaimana jika keadaan ini dihadapi oleh warga masyarakat dengan standar ekonomi pas-pasan?. Jadi, wargapun kembali untuk urunan biaya transportasi warga yang meninggal," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (20/5).
Meski demikian, komponen warga setempat tidak tinggal diam. Sembari menunggu Uluran Tangan dari Pemkot Bima untuk membangun kembali sarana fital tersebut, elemen warga masyarakat di dua Kelurahan tersebut bahu-membahu dalam kebersamaan membangun kembali jembatan darurat guna menunjang kelancaran aktivitas masyarakat. "Solusi sementara itu yang bisa kami lakukan, agar akses jalan gantung dapat segera difungsikan meski sifatnya sementara atau darurat," ungkap mantan anggota DPRD Kota Bima ini.
Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat Kelurahan Paruga dan Kelurahan Dara atas partisipasinya, baik tenaga pikiran maupun materil, dalam upaya memfungsikan jembatan tersebut. "Alhamdulillah, berkat kebersamaan masyarakat jembatan tersebut sudah bisa dinikmati meski sifatnya darurat," pungkasnya. (GA. 212*)