Foto: Ir. Khairuddin M. Ali, M.Ap. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Masyarakat Korban Ledakan (MKL) Kembang Api yang ditembakkan oleh Panitia Lomba Rancang Busana Khas Daerah Kota Bima pada Sabtu malam (09/09) sekitar pukul 23.50 wita mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dan Panitia Acara Rancang Busana Khas Daerah bertanggungjawab dan meminta maaf atas peledakan kembang api yang menimbulkan kepanikan dan keresahan di masyarakat Kota Bima. “Kami mendesak Pemerintah Kota Bima untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut karena hal itu terjadi di halaman Kantor Walikota Bima. Kami juga mendesak Pemerintah Kota Bima, TIDAK lagi memberikan izin penggunaan halaman Kantor Walikota Bima, untuk kegiatan yang dapat berakibat pada terganggunya ketertiban umum. Mendesak Pemerintah Kota Bima untuk menyampaikan permintaan maaf melalui media massa selama seminggu berturut-turut yang dimuat di halaman muka media cetak, online, dan diumumkan melalui media elektronik di Kota Bima,” tegas Ir. Khairuddin M. Ali, M.Ap., dan Muhtar, SH., selaku perwakilan Masyarakat Korban Ledakan Kembang Api sebagaimana tertuang dalam siaran persnya pada Minggu (10/09).
MKL juga mendesak Pemerintah Kota Bima juga memuat Pemintaan Maaf Kepada Masyarakat Kota Bima di media sosial melalui akun resmi Pemerintah Kota Bima selama seminggu berturut-turut. “Kepada Panitia Pelaksana Lomba “Rancang Busana Tenunan Khas Daerah Tahun 2017” selain bertanggungjawab secara pidana, juga menyampaikan Permohonan Maaf kepada warga Kota Bima yang berdampak atas peristiwa tersebut melalui media massa secara berturut-turut selama seminggu yang dimuat di halaman muka media cetak, online, dan diumumkan melalui media elektronik di Kota Bima,” tegas MKL.
MKL mendesak pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima untuk menekan Pemerintah Kota Bima memenuhi pernyataan sikap mereka dan meminta kepada Kapolres Bima Kota, untuk menindaklanjuti Laporan Polisi kami sebagaimana ketentuan hukum yang berlaku di negara ini. “Kami mengecam dengan sangat keras tindakan Panitia Pelaksana Lomba “Rancang Busana Tenunan Khas Daerah Tahun 2017” yang telah membuat ledakan dengan sengaja di saat masyarakat Kota Bima sedang tidur lelap, yang berakibat pada terjadinya gangguan ketertiban umum dan tindakan meresahkan masyarakat Kota Bima sehingga menimbulkan trauma bagi orang tua, terutama anak-anak,” timpalnya.
Dalam siaran persnya itu, MKL juga memuat kronologis kejadian yang menimbulkan rasa panic dan keresahan warga pada Sabtu malam (09/09) pukul 23.50 wita. Adapun kronologis kejadian tersebut, adalah sebagai berikut.
1. Pada saat mayoritas masyarakat Kota Bima sedang terlelap dalam tidurnya sekira pukul 23.50 Wita hingga pukul 00.00 Wita, tanggal 9 September 2017 warga Kota Bima kaget dan ketakutan karena mendengar ada suara ledakan yang sangat dahsyat secara runtun dan terus menerus.
2. Akibat suara ledakan tersebut, warga Kota Bima berhamburan keluar rumah dengan cemas dan ketakutan. Mereka berlarian ke gang-gang dan di halaman rumah mereka, karena takut akan adanya bencana. Karena warga Kota Bima, masih trauma dengan bencana banjir bandang beberapa waktu lalu.
3. Warga juga mengira ada peristiwa tembak menembak di Kota Bima dan membayangkan hal buruk telah terjadi di Kota Bima, karena suara ledakan yang ditimbulkan seperti di medan perang.
4. Anak-anak kecil menangis histeris, orang dewasa berlarian menyelamatkan diri dan menimbulkan guncangan yang luar biasa sehingga menimbulkan trauma yang mendalam pada warga Kota Bima.
5. Ledakan ini menurut pengakuan warga dirasakan sangat dahsyat mulai dari Jatiwangi di bagian Utara hingga Rontu dan Panggi bagian Selatan Kota Bima. Di Timur Kota Bima, masyarakat Rabangodu juga panik dan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
6. Dari informasi yang kami peroleh, sebagian besar wilayah Kota Bima terguncang oleh suara ledakan tersebut dan menimbulkan trauma yang mendalam.
7. Akibat dari kejadian tersebut, masyarakat Kota Bima merasa telah terganggu keamanannya, telah terganggu privasinya, telah terganggu istirahatnya, telah terganggu psikisnya sehingga menimbulkan trauma luka yang tidak mudah untuk diobati. Bagi masyarakat yang masih trauma akibat banjir bandang tidak seharusnya dipicu lagi dengan tindakan yang menambah trauma baru.
8. Kami menduga kuat, berdasarkan informasi masyarakat bahwa ledakan tersebut berasal dari Kantor Walikota Bima.
9. Pada sekira peristiwa itu terjadi, di halaman Kantor Walikota Bima sedang ada kegiatan Lomba Rancang Busana Tenun Khas Daerah 2017. Informasi yang diperoleh dari media sosial dan warga, ledakan tersebut berasal dari kegiatan tersebut yang sengaja diledakkan.
10. Hal itu telah menimbulkan kekacauan yang luas dan berdampak pada terganggungnya ketertiban umum dan trauman mendalam bagi masyarakat di Kota Bima. (GA. Imam*).