DR TGH Hazmi Hamzar
Mataram, Garda Asakota.-
Pasangan TGH Ahyar Abduh – Mori Hanafi (Ahyar – Mori) sejauh ini dinilai telah merangkul semua elemen masyarakat tanpa terfokus pada satu kelompok tertentu. Dari awal, calon pemilih yang didekati oleh pasangan nomor 2 ini sangat beragam, tidak hanya menggarap basis massa tertentu. Dari pola kampanye seperti inilah, pasangan Ahyar-Mori dinilai akan unggul di pemilihan gubernur ini.
Wakil Ketua DPW PPP NTB DR TGH Hazmi Hamzar kepada wartawan, Jumat (6/4) mengatakan, dirinya melihat adanya kecenderungan tiga pasangan gubernur yang lain hanya terfokus mengelola basis massanya sendiri. Pola pendekatan berbasis kelompok itu dipandang kurang baik karena akan menimbulkan kesan di mata pemilih bahwa calon tersebut lebih mementingkan kelompoknya daripada masyarakat secara umum.
“Saya melihat bahwa semakin kesini calon-calon kita ini makin masuk pada pemilihan kelompok. Misalnya kelihatannya pasangan Suhaili – Amin konsentrasi pada pemenangan di jamaah (Yatofa-red) Bodak, kemudian Zul-Rohmi fokus mengelola jamaah NW Pancor, begitu juga pasangan Ali-Sakti sepertinya konsentrasi mengurus pemilih NW Anjani. Kalau polanya seperti ini saya bisa lihat potensi pak Ahyar memenangkan pilkada cukup besar,” kata Hazmi.
Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat ini mengatakan, masyarakat yang memiliki hak pilih cenderung akan mencari pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang tidak memiliki basis massa dukungan dari kelompok tertentu. “ Figur yang tidak berkelompok itu saya lihat ada pada Ahyar. Ini suatu kemenangan yang luar biasa,” katanya.
Menurutnya, jika pola kampanye dilakukan dengan pendekatan kelompok tertentu sampai akhir jadwal kampanye nanti, bisa disimpulkan kemenangan akan berpihak kepada calon yang merangkul semua golongan pemilih. Karena pemilih yang bukan bagian dari organisasi tertentu akan memilih kandidat tidak memiliki jaringan kelompok. Dari 3,7 juta pemilih di NTB, tipe pemilih seperti ini diyakini sangat besar.
“Kemana mereka yang tidak masuk kelompok ini?akhirnya mereka akan memilih Ahyar-Mori yang dinaggap tidak masuk kelompok tertentu. Kita tidak meremehkan pasangan yang lain. Ini hanya analisis saya selaku tokoh politik,” tuturnya.
Potensi lain yang membuat unggul pasangan Ahyar-Mori ini kata Hazmi yaitu munculnya refresentasi Lombok dan Sumbawa. Terlebih pasangan yang merefresentasikan masyarakat Bima dan Dompu hanya ada di figur Mori Hanafi. Sehingga masyarakat setempat diprediksi lebih banyak akan mendukung pasangan Ahyar-Mori di tanggal 27 Juni mendatang.
Selanjutnya, potensi keunggulan pasangan ini terletak pada tingginya dukungan partai politik. Hampir setengah kursi di DPRD NTB mendukung pasangan ini di pilkada NTB, sehingga jika semua mesin partai bergerak sampai ke tingkat bawah, aura kemenangan sudah semakin besar.
“Taruhlah masing-masing anggota dewan ini baik kabupaten kota maupun provinsi yang parpolnya sudah mengusung Ahyar-Mori membawa separuh saja suara yang dia peroleh saat duduk di kursi dewan, tentu pasangan ini akan unggul,” katanya. (GA.211*)