Kota Bima, Garda Asakota.-
Seorang warga di bantaran sungai Sapaga mempertanyakan tentang nasib lahan tanahnya yang sudah dipatok untuk pondasi bedah rumah banjir jenis insitu yang sudah sebulan terakhir ini telah dilakukan pengukuran langsung oleh Faskel (Fasilitator Kelurahan), namun hingga pasca Ramadhan berakhir belum juga ada kabar kelanjutannya.
Jainuddin (50 tahun) warga RT. 09/04 lingkungan Sapaga Kelurahan Jatibaru Barat Asakota Kota Bima, warga yang dimaksud mengaku heran dengan nasib lahannya yang sudah diukur dan dipatok untuk pondasi bedah rumah banjir oleh Fasilitator. Ia sebenarnya masuk dalam program relokasi, namun karena punya lahan kosong untuk pembangunan rumah makanya ia direncanakan masuk kategori insitu.
"Tapi hingga hari ini tidak jelas kepastiannya, mau saya lanjut untuk pengggalian lalu anggarannya darimana?. Jika setengah-setengah seperti ini, yah jangan beri keyakinan kepada kami bahwa kami akan mendapatkan bantuan program tersebut," keluh Jainuddin kepada Garda Asakota, Senin (17/6).
Diapun mempertanyakan kapan pembangunan insitu di atas lahannya yang sudah terlanjur di ukur dan dipatok tersebut terealisasi. "Saya nggak tahu, kapan kira-kira realisasi dari pendataan lahan kami. Bingung mau mengadu kemana," cetusnya sedih.
Menjawab hal tersebut Lurah Jatibaru, Tasrif, S.bk, yang dikonfirmasi wartawan mengaku dirinya tidak tahu menahu terkait dengan adanya warga yang telah diukur dan dipatok lahanya untuk bedah rumah. Setahu dirinya yang sedang di bangun sekarang di Kelurahan Jatibaru adalah program relokasi dan Insitu, bukan program eksitu. "Saya tidak tahu tentang hal tersebut karena memang tidak ada laporan atau komunikasi dengan pihak manapun tentang lahan warga yang sudah di ukur dan di patok tersebut masuk dalam program apa," jelasnya. (GA. 003*)