Kota Bima, Garda Asakota.-
Pawai Rimpu dalam rangka memperingati HUT TNI AD yang ke-74 berlangsung meriah dan semarak. Hanya saja dibalik kemeriahan dan semaraknya pawai yang mengangkat isu budaya ini diianggap pelaksanaannya tidak tepat karena dilaksanakan dengan melibatkan guru SD/SMP/SMU bahkan Sekolah Madrasah Islam yang saat ini, Sabtu 12 Oktober 2019, tengah bersiap-siap menghadapi mid semester untuk hari terakhirnya.
"Meski yang dilibatkan hanya guru, namun kemudian banyak siswa dan siswi yang juga ikut pawai itu. Terpaksa pelaksanaan mid semester untuk hari ini, Sabtu (12/10/2019) diundur ke hari Senin (14/10/2019) karena sekolah diliburkan," kata salah seorang narasumber media ini.
Dengan adanya momentum pawai rimpu ini dikhawatirkan siswa siswi ini hanya ikut sekedar euforia saja dan memanfaatkan kesempatan libur ini untuk bermain-main. Apalagi kebanyakan dari siswa dan siswi ini belum begitu menjiwai makna 'rimpu' dengan baik.
Pawai Rimpu di Kota Bima dalam rangka memperingati HUT TNI yang ke-74 ini nampaknya berlangsung meriah dan semarak. Diperkirakan lebih dari 20 ribu peserta ikut memeriahkan, termasuk dari kalangan pelajar di Kota Bima.
Karena kemeriahannya, Museum Rekor Indonesia (MURI) yang ikut menyaksikan jalannya pawai langsung memberikan penghargaan Rekor MURI untuk Budaya Rimpu Kota Bima. Penghargaan Rekor MURI diserahkan langsung oleh Triyono dari Museum Rekor Muri Indonesia kepada Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE disaksikan Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, Dandim 1608/ Bima, Kapolres Bima dan seluruh elemen masyarakat Kota Bima yang mengikuti Pawai Rimpu.
Triyono dari MURI menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diundang dalam acara budaya masyarakat Bima ini. Diakuinya, pengajuan awal peserta yang terlibat hanya 15 ribu, tapi berdasarkan hasil penelusuran dan verifikasi pihaknya jumlah peserta justru mencapai 20.165 peserta. (GA. 211/212*)