Meilisah dan ibunda |
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Hendak mengadu peruntungan dengan menjadi seorang TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Luar Negeri memang menjanjikan begitu banyak keuntungan, namun tak sedikit diantara mereka ada juga yang mengalami masalah dan kendala. Jadi tidak mengherankan setelah bekerja berbilang tahun tetap saja ada persoalan yang menimpa mereka.
Meilisah misalnya, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Monta Baru Kecamatan Lambu Kabupaten Bima yang bekerja di Arab Saudi dikabarkan hilang kontak selama 11 tahun. Pihak keluarga pun menanti kepulangan yang tak kunjung tiba.
Meilisah, berangkat ke Arab Saudi sejak tahun 2008 lalu. Wanita ini awalnya lancar menjalin komunikasi dan slalu mengabarkan kondisi dan keadaannya, bahkan tetap mengirimkan uang kepada keluarganya, tapi semua itu tidak berlangsung lama komunikasi hanya berjalan 4 tahun lamanya.
"Anak saya sudah lima sampai enam kali mengirimkan uang kepada kami bahkan jumlahnya sudah Rp26 jutaan," kata ibu kandung Meilisah, Masriah, melalui selular, yang difasilitasi oleh putra Woha, Sanggili Kae, Sabtu (4/1).
Dikisahkannya, sebelum komunikasi terputus Meilisa pernah menceritakan kepada pihaknya bahwa Ia sebentar lagi akan berhenti bekerja dengan majikannya yang sekarang setelah 4 tahun bersama mereka.
Menurut pengakuan Meilisah, akan dipekerjakan kepada saudara kandung majikan sebelumnya dan itu saja informasi terakhir yang didapatkan keluarga. "Dan sejak saat itulah komunikasi kami dengan Meilisah terputus, dan kehilangan kontak sama sekali, sementara nomor majikan yang dulu sudah tidak di ingat lagi. Sejak tahun 2012 kami kehilangan kontak dan tidak pernah menerima kabar lagi dari anak kami," akunya.
Meilisah bekerja pada majikan pertama hanya empat bulan lamanya. Setelah itu dia mendatangi KBRI Arab Saudi sehingga difasilitasi oleh kedutaan dan dicarikan majikan baru sebelum akhirnya dia bisa bekerja pada majikan keduanya selama empat tahun. Baru kemudian berlanjut pada majikan ke tiga yakni adik kandung dari majikan keduanya pada tahun 2012. Sejak saat itulah komunikasi Meilisah dengan keluarga terputus.
Dikatakannya, keluarga sudah pernah melakukan koordinasi dengan pihak Disnakertrans, saat itu dirinya datang dengan Pak Hanafi selaku penyalur yang memberangkatkan putri mereka Melisah, dan bertemu dengan pak Jaini, guna meminta bantuan untuk melacak dan menelusuri keberadaan putrinya.
"Tapi sayang kami tidak memiliki nomor paspor putri kami, sehingga tidak bisa mendapatkan kejelasan apapun, karena tidak bisa membuka situs untuk membuka filenya Meilisah, saat mengetahui hal itu kami mendesak pak Hanafi untuk membuka kembali berkas di PT Bumen Jaya Eka Putra yang memberangkatkan Meilisah, namun jawabannya perusahaan tersebut sudah tutup, sehingga susah untuk mendapatkan nomor paspor dari berkasnya Meilisah," paparnya.
Upaya lain tetap dilakukan pihaknya untuk mendapatkan informasi tentang anak kesayangannya itu, bahkan keluarga dan kerabat yang ada di Arab Saudi kerap dimintai bantuan untuk ikut membantu mencari informasi akan keberadaan putrinya, namun tidak pernah membuahkan hasil, sehingga keluarga kebingungan dan pasrah menerima kenyataan itu, dan hanya bisa bertanya kenapa sampai demikian adanya, apa yg sudah terjadi pada Melisa..?
"Mohon di bantu mas, tolong informasikan di dunia maya untuk melacak keberadaan anak saya, siapa tahu melalui jejaring sosial ada yang bisa membantu," katanya penuh harap.
Kini, hanya satu jalan yang bisa dilakukan yakni berharap bagi siapapun yang mengetahui PT Bumen Jaya Eka Putra untuk membantu melacak keberadaan putrinya dan berharap pada Pemerintah Kabupaten Bima setelah membaca informasi ini bisa ikut membantu menghubungi pihak-pihak yang berkompeten untuk ikut menelusuri dan melacak keberadaan putri mereka Meilisah.
Dan alasan lain kenapa pihaknya meminta bantuan di jejaring sosial, karena menurut informasi yang di peroleh, melalui media dan jejaring sosiallah TKW Mardiana Ridwan Asal Desa Bugis Kecamatan Sape berhasil di bantu dan berhasil dipulangkan kembali kepangkuan keluarganya berkat bantuan berbagai pihak melalui komunikasi yang dilakukan oleh Anggota DPR RI Fraksi PAN bapak H Muhammad Syafrudin, ST, MM.
"Jadi kami juga minta tolong pada anggota DPR RI Bapak H Muhammad Syafrudin agar kami dibantu bisa mendapatkan informasi yang jelas tentang keberadaan putri kami," pintanya. (GA. 212*)