Lobar, Garda Asakota.-
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri upacara Ngaben bersama yang diselenggarakan di Setra Sengkongo Gunung Pengsong, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (26/2/2020).
Ngaben sendiri merupakan sebuah upacara pembakaran jasad yang dilakukan umat Hindu yang dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal untuk menuju ke tempat peristirahatan terakhir.
Kegiatan Ngaben bersama yang diselenggarakan oleh Panitia Ashram Yastami dan Banjar Sida Karya Sengkongo ini turut dihadiri oleh Ketua Parisade Hindu Darma NTB, Camat Labuapi, Kepala Desa Kuranji, para pemangku kepentingan Sane Suksmayang Titiang, serta para tamu undangan lain.
Didampingi Istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, Gubernur menyampaikan kebahagiaannya bisa turut hadir pada kegiatan tersebut.
"Saya senang sekali, bisa hadir bersama bapak ibu semua disini. Karena terus terang, dulu sebelum menjadi Gubernur kami punya banyak kesempatan mengunjungi tokoh agama, adat, dan masyarakat di NTB ini. Dan masyarakat sangat menyambut baik. Sehingga kami berkomitmen akan terus melanjutkan hal-hal baik ini," jelas Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini.
Selanjutnya, Gubernur juga menyampaikan makna filosofis ngaben bagi dirinya. "Buat kami makna Ngaben sangat dalam. Merayakan momen seperti ini adalah untuk merayakan rasa syukur kita atas kehidupan. Mudah-mudahan kita yang masih hidup dapat senantiasa mengingatkan kematian," ucapnya.
"Sesungguhnya yang manusia yang paling pintar dan pandai adalah mereka yang senantiasa mengingat kematian," tambah Bang Zul.
Di akhir sambutannya, Gubernur menyampaikan rasa terima kasihnya, dan berharap kedepannya dapat terus bersilaturahim dan hadir pada kegiatan-kegiatan lainnya sehingga tali persaudaraan bisa tetap terjalin.
"Mudah-mudahan dengan acara seperti ini, kita bisa terus saling mendukung di dunia, dan seterusnya sampai pada kemudian hari. Atas nama Pemerintah Provinsi NTB kami mengucapkan terima kasih, NTB adalah milik kita bersama, rumah kita bersama," tutup Gubernur.
Sebelumnya, Ketua Panitia Dewa Nyoman Mayuradana menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan telah dilaksanakan sejak 11 Februari lalu. "Rangkaian dimulai sejak 11 Februari lalu, dimana dimulai penggalian mayat sebanyak 12 orang untuk dilakukan pembakaran dan kemudian abunya dihanyutkan di pantai," jelasnya
"Kemudian pada hari ini, adalah puncak acara Ngaben bersama dengan rincian 64 Sawe terdiri dari 26 Sawe dan 39 Ngelungah," ujarnya.
Ashram Yastami sebagai panitia diketahui telah melaksanakan Pengabenan bersama sejak tahun 2016, dan ini merupakan kali ke empat pelaksanaan. (GA. Im*)