Jufri, S.Pd |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Dalam rangka mendukung program Maja Labo Dahu dan sekolah Ramah Anak yang digelorakan oleh Pemerintah Kota Bima, pimpinan dan segenap jajaran civitas pendidikan SMPN 2 Kota Bima di bawah kendali seorang mantan Instruktur Nasional K-13 dan Ketua Komunitas IPA Kota Bima, Jufri, S.Pd., sejak awal diberikan amanah oleh Kepala Daerah untuk menjadi Kepala SMPN 2 sudah mulai mengawalinya dengan membangun karakter keteladanan Agama.
Kepada wartawan, saat senggang di ruang kerjanya Sabtu pagi (22/2) diampaikannya bahwa untuk terciptanya program Pemerintah Maja Labo Dahu dan sekolah Ramah Anak maka pihaknya mengawali dengan menanamkan sebuah perilaku positif menjadi sebuah kebiasaan di mana kebiasaan akan menjadi sebuah karakter dan karakter ini menjadi sebuah budaya kerja yang tentunya akan menjadi urusan dia dengan Tuhannya.
"Tetapi kalau kerjanya hanya ingin mencari rewards atau penghargaan, anak-anak didik pun nggak mungkin mencontohi kita karena keteladanan itu tidak kita contohkan," ungkapnya.
Kata dia, semua komponen di sekolah itu harus dapat menjadi contoh dan menjadi teladan bagi anak didiknya. Kita suruh siswa datang pagi, sementara kita sendiri datang selalu telat, lalu kita larang siswa ngerokok sementara kita sendiri ngerokok. Karenanya pikiran, perkataan dan perbuatan itu harus konsisten. Kalau tidak begitu bagaimana mungkin keteladanan bisa terwujud," ucapnya.
Kemudian lanjutnya, dalam berkomunikasi pihaknya akan selalu menggunakan kata-kata yang positif dan sentuhan dengan hati apalagi di sekolahnya ini yang sangat kompleks latar belakang peserta didiknya.
"Jadi, betapapun negatifnya jangan pernah katakan negatif tapi selalulah mulai dengan bahasa dan kalimat yang positif, metode ini adalah hasil riset bukan kata saya.
Begitupun dengan hal-hal yang bagus dan baik di sekolah bawalah pulang ke rumah, sebaliknya hal yang bagus dan baik di rumah bawalah ke sekolah kemudian kerjakanlah apa yang kita tulis dan tulislah apa yang kita kerjakan. Maka yakin dan percayalah itu akan membentuk sebuah perubahan," tegas Jufri.
Mengenai dukungan para guru, diakuinya sangat luar biasa karena sebenarnya semua yang ada di sekolah adalah sama. Baginya kepala sekolah hanya legalitas formal sebuah organisasi yang mesti membutuhkan satu tanda tangan.
"Maka dari itu saya berpesan kepada semua kalangan guru untuk bekerja profesional dan kerja tingkat tinggi, karena tidak semua orang yang bekerja itu mampu saya berikan penghargaan atau yang tidak saya berikan punishmen, karena masih ada pengadil yang maha adil akan menilai kita setiap saat," pungkasnya. (GA. 003*)