Sejumlah APD yang didistribusikan oleh pegawai BPBD NTB.
Mataram, Garda Asakota.-
Menyikapi kebutuhan alat pelindung diri (APD) dan masker, Pemerintah Provinsi NTB melalui BPBD NTB telah mendistribusikan APD dan masker di seluruh rumah sakit dan Puskesmas di NTB. Total APD dan masker sebanyak 10 ribu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Ir. Lies Nurmalasari, MT mengatakan pendistribusian dilakukan mulai kemarin hingga ke pelosok Puskesmas se NTB.
"Pendistribusian APD bagi tenaga medis kita perbanyak mulai hari ini sampai di tingkat Puskesmas, artinya APD ini kita perioritaskan bagi tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit se NTB untuk mempercepat penjangkauan PPTG (Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala), OTG dan ODP di tingkat desa, ini juga sebagai langkah antisipasi 1,5 bulan ke depan akan ada kepulangan PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang jumlahnya juga ribuan," katanya, Selasa, 14 April 2020 di Mataram.
Dalam mendistribusikan APD dan masker, petugas harus melalui perjalanan panjang dengan medan yang berat untuk sampai ke pelosok setiap Puskesmas.
Nurmalasari mengatakan, seluruh APD dan masker harus tuntas didistribusikan hari ini untuk memastikan seluruh tim medis memperolehnya.
"Kenapa harus tuntas hari ini, karena besok sudah tanggap darurat harus dipastikan kebutuhan APD tenaga medis tercukupi," ujarnya.
Untuk diketahui, status tanggap darurat mulai berlaku 15 April 2020 hingga 28 April 2020 mendatang. Masa tanggap darurat 14 hari dan dapat diperpanjang.
Dijelaskan, untuk wilayah Pulau Lombok, seluruh APD dan masker telah diambil masing-masing Gugus Tugas Kabupaten/Kota ke kantor BPBD kemarin dan selanjutnya didistribusikan ke rumah sakit maupun Puskesmas. Sementara, untuk wilayah Pulau Sumbawa, petugas BPBD langsung mendistribusikan ke masing-masing rumah sakit dan Puskesmas.
"Untuk Pulau Lombok sudah diambil Gugus Tugas Kabupaten/Kota yang akan didistribusikan ke Puskesmas dan rumah sakit sesuai hasil koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota," katanya.
Masker yang diberikan adalah masker bedah merek Sensi yang higenis dan dikhususkan buat tim medis. APD pun demikian, yang memiliki standar kesehatan.
Nurmalasari mengatakan, APD dan masker begitu tiba di NTB langsung seketika didistribusikan dan tidak disimpan. Karena mengingat NTB saat ini naik level penanganan COVID-19 dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.
"Kemarin kita langsung distribusikan begitu tiba di NTB. Untuk apa disimpan lama-lama," ujarnya.
Peningkatan status siaga darurat bencana non alam dari siaga darurat ke tanggap darurat berpengaruh pada eskalasi penanganan medis, sehingga tim medis di NTB harus memiliki APD dan masker.
"Nah kita akan fokus pada peningkatan status ini yang tentu berpengaruh pada eskalasi penanganan medis sesuai banyaknya kasus yang terkonfirmasi" katanya.
Dalam masa tanggap darurat tersebut, sedikitnya ada lima poin yang harus dilakukan. Pertama, lingkungan atau dusun yang warganya positif Corona ditetapkan sebagai Area Tertib Soacial Distancing/Physical Distancing, yang dikawal langsung oleh aparat kepolisian.
Kemudian, percepatan penjangkauan dan pelayanan di tingkat desa/kelurahan dengan membuat ruang observasi mandiri di desa/kelurahan, kemudian TNI-Polri dan Satpol PP perlu langkah tegas untuk mengurangi keramaian masyarakat.
Poin berikutnya, pendistribusian APD dan masker untuk tenaga medis di rumah sakit dan Puskesmas di NTB dan fokus perhatian pada setiap klaster yang menjadi sumber Corona di NTB, seperti klaster Gowa agar menjalani isolasi mandiri dengan baik. (red)