Foto Ilustrasi Jagung Sumber. Indonesian.alibaba.com
Mataram, Garda Asakota.-
Anjloknya harga jagung
ditengah wabah Covid19 ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak. Bahkan
beberapa elemen pemuda, menggelar aksi di depan kantor Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Bima untuk membantu para petani jagung mendapatkan harga jagung yang representative.
Hanya saja pihak Pemkab
Bima melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Drs H Taufik HAK.,
mengungkapkan meski pihak Pemerintah merasa cukup prihatin dengan apa yang
dialami oleh para petani jagung. Namun pihak Pemkab Bima menurutnya tidak bisa
mengintervensi perkembangan harga jagung di pasaran.
“Naik turunnya
harga-harga di pasaran termasuk harga jagung tidak dapat diintervensi oleh
Pemkab Bima. Apalagi ditengah pandemic Covid19 sedang melanda, kondisi
kesulitan ini bukan hanya pada tingkat lokal saja. Akan tetapi juga terjadi
secara Nasional. Meskipun ada juga komoditas yang harganya cukup bagus ditengah
Covid19 ini seperti harga bawang, Jadi hal itu terjadi karena mekanisme pasar,”
jelas Taufik kepada wartawan media ini, Rabu 03 Juni 2020.
Harga jagung saat
sekarang ini, menurutnya, berkisar antara Rp270 hingga Rp290 rupiah per
kilogram. “Itu harga yang berkembang ketika petani jagung menjualnya dilokasi
penanaman jagung. Namun, kalau petani menjual langsung ke Gudang Pengusaha
Jagung, harganya bisa berkisar Rp3000 per kilogram,” paparnya.
Ditengah merebaknya wabah
Covid19, Pemkab Bima menurutnya sangat kesulitan membantu para petani jagung
ini. Pihaknya hanya berharap agar wabah Covid19 ini segera berakhir sehingga
dapat memulihkan kembali keadaan ekonomi masyarakat.
“Kalau dari aspek
kebijakan harga jelas Pemerintah Daerah tidak memiliki kewenangan untuk
mengintervensi harga. Namun, beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian RI telah
hadir di Kabupaten Bima dan berjanji untuk membantu petani di Kabupaten Bima,
termasuk petani jagung ini,” kata Taufik.
Pihaknya juga berharap
agar petani jagung tidak menanam jagung diareal-areal pegunungan untuk menjaga kondisi
lingkungan di Kabupaten Bima. “Sebab dampak ekologisnya bagi masyarakat itu
cukup besar jika areal pegunungan ditanamin jagung,” pungkasnya. (GA. Im*).