Kota Bima, Garda Asakota.-
Dalam rangka meningkatkan silaturahim dan memperat hubungan kemitraan antara BPJS Kesehatan dengan Insan Pers serta meningkatkan sinergi yang lebih baik lagi sebagai upaya membangun JKN yang sehat dan berkesinambungan, kantor Cabang BPJS Kesehatan Bima menggelar Ngopi Bareng awak media di Rumah Makam BBA Panda Kabupaten Bima, Senin 30/11/2020.
Ngopi bareng insan pers ini di hadiri oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bima, Kepala BPJS Kabupaten Bima serta puluhan awak media cetak dan online.
Kegiatan ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya BPJS Kesehatan menyampaikan informasi kepada masyarakat karena peran media sangat vital adanya sebagai penyampai informasi.
"Untuk itulah sinergitas itu harus terbangun, dan In Shaa Allah setiap tahun akan tetap kita gelar kegiatan seperti ini," ungkap Kepala Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bima, K. Hindro Kusomo M, melalui Kepala Bagian SDMUKP (Sumber Daya Manusia, Umum dan Komunikasi Publik) Kantor BPJS Kesehatan Bima, Husto Nul Ansori.
Disampaikannya bahwa BPJS Kesehatan Cabang Bima saat ini membawahi 5 kantor BPJS Kesehatan se Pulau Sumbawa yaitu BPJS Kesehatan di Kota Bima, Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Adapun Program JKN KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang saat ini tengah di laksanakan Pemerintah secara Nasional mengusung prinsip asuransi sosial yang mana asuransi sosial ini semua penyakit itu di tanggung yang penting sesuai dengan indikasi medis.
"Berbeda dengan asuransi komersial yang ketika penanganannya untuk penyakit yang berat berat seperti ginjal, jantung dan sebagainya itu mereka tidak akan berani menanggung," sambungnya.
Meskipun semua jenis penyakit ini ditanggung khususnya penyakit yang masuk kategori yang berat berat itu penanganannya membutuhkan biaya yang lumayan besar.
Sebagai gambarannya adalah 1 orang pasien demam berdarah dangue biayanya itu harus ditanggung oleh 80 orang yang sehat dengan iuran sebesar Rp42 ribu contoh lainnya 1 pasien kanker itu harus di tanggung oleh 1235 orang sehat dengan iuran Rp42 ribu per bulan lalu 1 orang pasien sakit jantung itu harus di tanggung oleh 5822 orang sehat, jadi dengan iuran saja itu tidak akan pernah cukup untuk mengatasinya.
Selama ini kata Hindro, yang mendominasi menghabiskan biaya penanganan peserta JKN KIS adalah penanganan penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi mengingat kompilkasi yang di timbulkan penyakit ini cukup parah bisa ke jantung, liver, ginjal yang tentu saja kebutuhan penanganannya membutuhkan alat alat canggih serta dokter spesialis yang butuh biaya mahal karena harus cuci darah minimal Rp8 juta per bulan lalu bagaiman kita nggak defisit dengan kondisi ini.
Itulah kenapa Pemerintah mewajibkan program ini kepada masyarakat untuk terdaftar sebagai peserta JKN KIS agar dapat saling membantu, yang sehat membiayai yang sakit yang kaya membiayai yang miskin yang tentunya akan di bantu oleh pemerintah di dalamnya melalui subsidi silang.
Di tempat yang sama Kepala BPJS Kabupaten Bima, Nur Ilham menerangkan bahwa hingga saat ini Peserta JKN KIS secara Nasional belum semuanya tercover sebagai Peserta BPJS Kesehatan karena hingga akhir Oktober 2020 dari total jumlah penduduk kita sebesar 250 juta jiwa baru 223 juta jiwa yang terdaftar sebagai peserta baik dari segmen ASN, TNI, Polri, Pensiunan, Badan Usaha termasuk Masyarakat Kurang mampu.
Demikian juga dengan peserta dari wilayah Kabupaten Kota se Pulau Sumbawa ini termasuk Kabupaten Bima di mana untuk Kabupaten Bima dari populasi penduduk sejumlah 532 ribu jiwa masih sekitar 83 ribu jiwa yang belum tercover.
Padahal sesuai target pemerintah seharusnya di 2014 semua sudah tercover namun hingga saat ini hal itu belum dapat terpenuhi. "Maka peran media sebagai Garda terdepan untuk menyampaikan informasi ini kepada masyarakat sangatlah penting sekali dan itulah kenapa Ngopi Bareng awak media ini kami angkat tema "Bersinergi yang lebih baik dalam upaya membangun JKN KIS yang sehat dan berkesinambungan", tandasnya. (GA. 003*)