Mataram, Garda Asakota.-
Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah
berkesempatan membuka kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pengurus Wilayah NTB di Fave Hotel, Sabtu
5 Desember 2020.
Wagub
mengapresiasi kegiatan Uji Kompetensi Wartawan tersebut. Menurutnya, UKW adalah
sesuatu yang dibutuhkan saat ini, mengingat produk jurnalistik yang dibuat oleh
wartawan memiliki pengaruh besar bagi konduktifitas daerah, sehingga harus
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi.
“Ini
adalah bagian untuk meningkatkan kompetensi itu, dan kita juga memahami
bagaimana fungsi wartawan ini harus bisa menjadi penyalur aspirasi masyarakat.
Wartawan juga harus bisa mengedukasi masyarakat tentang pembangunan-pembangunan
yang dilaksanakan di suatu daerah,” pesannya.
Wagub
mengatakan, saat ini hoaks menjadi musuh dalam pembangunan daerah. Menurutnya,
banyak orang yang mengambil kesempatan dengan memanfaatkan teknologi tersebut
untuk kepentingan pribadi bahkan untuk tujuan yang buruk. Sehingga hoaks harus
dilawan melalui produk jurnalistik untuk memberi pemahaman kepada masyarakat.
“Hoaks
ini memang harus kita lawan dengan kerja keras dan rasa optimisme yang tinggi,
termasuk juga dengan peningkatan kompetensi seperti ini,” jelas Wagub yang
kerap disapa Umi Rohmi tersebut.
Di
akhir sambutannya, Umi Rohmi mengatakan UKW ini menjadi konsekuensi dari
kebutuhan. Jadi sebagai seorang jurnalis yang bertanggung jawab harus dibarengi
dengan kompetensi yang baik. Ia berharap semua anggota AMSI dapat memberikan
kontribusi terbaiknya bagi pembangunan di NTB, karena berita baik sangat
dibutuhkan untuk saat ini.
“Karena
kebangkitan ekonomi NTB dan Indonesia ini juga sangat bergantung bagi berita
yang beredar baik di online maupun media lainnya,” tutupnya.
Sementara
itu, Direktur Bisnis Solopos Group yang juga Selaku Korwil AMSI Jateng, DIY,
Jatim, Bali dan NTB, Suwarmin menjelaskan perbedaan media siber dengan media
sosial. Menurutnya, media sosial jika bertemu sebuah peristiwa, diunggah tanpa
melihat kode etik. Sedangkan media siber harus melaksanakan disiplin
verifikasi.
“Itu
bedanya media resmi dan dengan media sosial. Di sini kita belajar tentang
bagaimana kode etik jurnalistik yang salah satunya diujikan,” jelasnya.
Di
tengah lautan informasi yang sebagian palsu, Ia mengapresiasi AMSI NTB yang
melakukan kegiatan UKW tersebut untuk meningkatkan kompetensi wartawan.
Sedangkan
Ketua AMSI NTB, TGH. Fauzan Zakaria menjelaskan kegiatan UKW ini diikuti oleh
24 perusahaan media di NTB. Sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan
perkembangan media, tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara semua
dituntut untuk melakukan kegiatan secara profesional dan independen serta
memiliki kualitas yang tinggi.
“Maka
tidak bisa dipungkiri UKW adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas perusahaan media yang dapat menunjang perusahaan media bekerja secara
profesional,” tuturnya.
Lebih
lanjut Ia juga menjelaskan lima fungsi media dalam menjalankan berbagai tugas,
diantaranya sebagai media informasi, media pendidikan, media hiburan, kontrol
sosial, lembaga ekonomi. Oleh karena itu, untuk melaksanakan lima fungsi
tersebut, adanya UKW mutlak harus dilaksanakan oleh perusahaan media dan
wartawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
“Kami
berharap UKW pertama yang dilaksanakan oleh AMSI NTB ini berjalan dengan
sebaik-baiknya dan dapat di ikuti dengan displin secara optimal sehingga
menghasilkan hasil yang optimal juga,” katanya. (red/Hc*)