Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, Sumber Foto: Diskominfotik NTB*) |
Mataram, Garda Asakota.-
Gubernur NTB, Dr H
Zulkieflimansyah, menampik keterkaitan dirinya terkait dengan proyek irigasi
tetes di Lombok Utara dan di Sumbawa senilai total Rp28 Milyar. Pihaknya bahkan
mempersilahkan aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut jika ada dugaan
korupsi dalam pengerjaannya.
“Nggak tahu saya, kalau
ada masalah silahkan saja diusut. Zaman sekarang, kalau ada penyimpangannya
pasti diendus APH. Laporin saja kalau ada penyimpangannya. Tapi jangan sampai
memfitnah karena orang yang dirugikan nanti bisa menuntut balik,” tegas pria
yang dikenal ramah ini kepada wartawan, Senin 15 Maret 2021, via telpon
selulernya.
Dikatakan pria yang
digadang bakal diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjadi Calon
Presiden (Capres) RI ini, bahwa berdasarkan laporan yang diterima pihaknya,
proyek irigasi tetes tersebut sangat bagus untuk meningkatkan kesejahteraan
petani yang berada dilahan tadah hujan.
“Irigasi tetes ini dari
laporan yang saya terima bagus. Dan nanti baru terasa manfaatnya, pas di musim
kemarau. Kalau pada musim hujan yah tentu irigasinya akan menggunakan air
hujan. Ngapai pakai irigasi tetes,” timpalnya.
Sebagaimana diberitakan
media ini sebelumnya, Proyek Irigasi Tetes atau Drip Irigation yang dicanangkan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pada 19 September 2019 lalu di Dusun Batu
Keruk Desa Akar-akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dan irigasi tetes
yang dianggarkan di Kabupaten Sumbawa senilai Rp9,2 Milyar dipertanyakan aspek
kemanfaatannya oleh anggota DPRD NTB.
“Kami pertanyakan aspek
kemanfaatan dari proyek irigasi tetes ini. Selain di Lombok Utara sebesar Rp19
Milyar pada tahun 2019, ada juga proyek irigasi tetes pada tahun 2020 di
Kabupaten Sumbawa senilai Rp9 Milyar lebih. Jika ditotal, proyek ini hampir mencapai
angka Rp28 Milyar. Sejauh laporan dari warga kepada kami proyek irigasi tetes
ini tidak membawa kemanfaatan kepada masyarakat dan tidak berfungsi secara
maksimal,” sorot Anggota DPRD NTB, H Najamuddin Mustofa, kepada sejumlah
wartawan, Senin 08 Februari 2021.
Politisi vokal yang
berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mencurigai adanya motivasi yang
tidak benar disebalik munculnya program irigasi tetes. Apalagi menurutnya,
daerah Lombok dan Pulau Sumbawa belum layak untuk menggunakan sistem irigasi
tetes.
“Sebab daerah kita ini
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Maka sebenarnya tidak proporsional
ketika menerapkan sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes ini sebenarnya
hanya cocok di negara-negara tropis seperti di Afrika. Kalau di daerah kita
tidak cocok menerapkan sistem irirgasi tetes ini sehingga wajar masyarakat
mengeluhkan irigasi tetes ini tidak berfungsi,” cetusnya.
Selaku pihak yang
mendapatkan aspirasi adanya keluhan masyarakat soal dugaan gagalnya proyek
irigasi tetes ini, politisi yang berasal dari Dapil Lotim ini, mengaku akan
menggandeng Komisi II DPRD NTB untuk secara bersama-sama turun secara langsung
ke lokasi proyek irigasi tetes ini untuk melakukan pengecekan terhadap adanya
laporan warga.
“Akan kita jadwalkan
untuk turun langsung bersama dengan Komisi II guna mengecheck adanya laporan
warga berkaitan dengan dugaan gagalnya fungsi irigasi tetes dalam mengairi
areal pertanian warga. Sebab jika proyeknya diduga gagal berfungsi, maka diduga
kuat perencanaannya yang salah dan lebih jauh jika perencanaanya salah, maka
akan muncul pertanyaan selanjutnya, ada apa dibalik itu?,” pungkasnya. (GA. Im*)
Link Berita Terkait:
Diduga Tidak Membawa Kemanfaatan, Irigasi Tetes Senilai Rp28 Milyar Disorot Dewan
https://www.gardaasakota.com/2021/02/diduga-tidak-membawa-kemanfaatan.html
Pertanian Pola Irigasi Tetes, Terobosan Baru Mewujudkan NTB Gemilang
https://www.gardaasakota.com/2019/09/pertanian-pola-irigasi-tetes-terobosan.html