Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri SE |
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir, inovasi yang merupakan karya para ASN yang mengabdi di lingkup pemerintah Kabupaten Bima kembali tampil di ajang kompetisi inovasi tingkat nasional setelah pada tahun-tahun sebelumnya Inovasi sentuh perempuan dengan SIMAWAR dan GEBRAK Bimantika tampil hingga level Top 45 tingkat Nasional.
Tahun ini, Inovasi Dana Insentif Desa (DINDA), sebuah inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan desa dalam mengatur tata kelola pemerintahan dan kepentingan masyarakat desa sebagai upaya mengurangi kesalahan administrasi dengan orientasi menjadi pemerintahan yang tertib dan transparan.
Usai menerima informasi resmi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi RI, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri SE, Kamis (17/6), berharap dengan memberikan alokasi DINDA ini kepada sejumlah desa, akan terpacu untuk bagaimana melakukan perencanaan dengan baik, melibatkan seluruh pihak yang ada di desa.
"Juga memastikan porsi anggaran itu tercukupi dan mencakup semua unsur yang ada di desa. Disamping pentingnya aspek pelaksanaan sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban," ungkap Bupati.
Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Syamsul Bahrain ST,. M.Si menjelaskan, kepastian tampilnya Inovasi DINDA pada TOP 99 Nasional Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2021 berdasarkan Surat Deputi Pelayanan Publik nomor B/112/PP.00.05/2021 tentang Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik KIPP di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD tahun 2021.
Tim Panelis Independen telah melakukan penilaian 1.609 proposal yang terdiri dari 1.458 proposal kelompok umum dimana Kabupaten Bima juga termasuk di dalamnya, 49 proposal kelompok replikasi dan 102 proposal kelompok khusus.
Dari jumlah tersebut, kata dia, tim kemudian melakukan penjaringan dan tercatat 260 proposal yang memenuhi syarat dengan 201 proposal kelompok umum, 28 proposal kelompok replikasi dan 31 proposal kelompok khusus.
Sementara itu, salah seorang inisiator Inovasi DINDA, Raani Wahyuni, ST, MT, M.Sc memaparkan, faktor penentu keberhasilan Inovasi DINDA ialah adanya kolaborasi lintas sektor antara Pemerintah Daerah (Bappeda, DPMD, BPPKAD dan Kecamatan), Pemerintah Desa, dan Dukungan Organisasi diluar pemerintah (NGO) seperti KOMPAK dan Seknas Fitra/SOLUD NTB. Semoga kerjasama ini dapat terus ditingkatkan dan lebih dioptimalkan untuk mendorong pengembangan DINDA ke depan.
Ditambahkan Raani, sejak DINDA diterapkan, 48 dari 191 desa di Kabupaten Bima mampu menetapkan APBD Desa dua bulan lebih cepat dari sebelumnya, desa mengalokasikan pelayanan dasar sebesar minimal 20%, serta anggaran yang lebih berpihak kepada masyarakat miskin dan rentan.
“Kehadiran DINDA juga mendorong desa mulai aktif menggunakan basis data terpadu (BDT) sebagai dasar perencanaan program pengentasan kemiskinan, adanya keselarasan dan sinergi antara kabupaten, kecamatan dan desa dalam menanggulangi kemiskinan serta munculnya perencanaan pembangunan desa berbasis lokal," ungkapnya. (GA. 212*)