Ilustrasi |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Seiring dengan bertambahnya kasus Covid19 di Kota Bima saat ini maka rencana Gowes bersama Gubernur yang diagendakan oleh Pemkot Bima mengalami penundaan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
"Keputusan ini sesuai dengan hasil Vidcon bersama Gubernur NTB di Aula kantor Walikota Bima hari ini," ujar Sekertaris Panitia Kegiatan, M. Natsir.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, Kota Bima masuk dalam kategori Level III dan berlaku sejak tanggal 15 Februari 2022 sampai dengan 28 Februari 2022.
Oleh karena itu, kata dia, beberapa kegiatan kembali dibatasi begitu pula dengan rencana kegiatan Gowes Bareng Gubernur dan Kepala Daerah se-Pulau Sumbawa yang sedianya akan dilaksanakan pada Minggu tanggal 20 Februari 2022.
"Ditunda dalam waktu yang belum bisa ditentukan, baik kegiatan gowes hingga peresmian jembatan Rabasalo Penatoi," tegas Natsir usai pelaksanaan Vidcon bersama Gubernur NTB terkait penanganan Covid-19 di NTB yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Bima didampingi Pejabat dinas terkait di Aula Kantor Wali Kota Bima pada 15 Februari 2022.
Sesuai intruksi Mendagri berlaku mulai 15 Februari sampai 28 Februari 2022, sejumlah pembatasan akan dilakukan. Mulai dari pembatasan destinasi wisata, penerapan prokes yang diperketat, pembatasan kegiatan seni, pembatasan 50 persen untuk kegiatan massal.
Pihaknya berharap, peningkatan hanya sampai pekan depan saja. Sehingga semua aktivitas bisa kembali normal. Masyarakat diimbau untuk perketat kembali prokes yang kini sudah longggar.
"Terapkan protokol Covid-19 dengan ketat, tetap gunakan masker, rajin cuci tangan, kurangi mobilitas terlebih dahulu, hindari kerumunan demi kebaikan kita bersama," harapnya.
Sebelumnya, warga di Kota Bima menyoroti acara hari bebas kendaraan atau car free day yang rencananya akan dicanangkan oleh Walikota pada Minggu, (20/2). Acara itu dirangkaikan gowes (bersepeda) bersama Gubernur NTB dengan Kepala Daerah se- Pulau Sumbawa.
"Saat kasus Covid-19 tinggi, warga dituntut perketat protokol kesehatan (prokes). Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Bima malah ingin menggelar kegiatan yang memicu kerumunan," kata seorang warga Kota Bima, Gufran, Selasa (15/2).
Di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang masih tinggi berdasarkan informasi melalui pemberitaan media massa, tercatat sudah sampai ratusan yang terpapar atau terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bima.
"Harusnya Pemerintah bisa berpikir dan bekerja untuk melakukan pencegahan, bukan malah menggelar kegiatan atau acara yang mengundang kerumunan," katanya.
Saat awal pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, hingga muncul lagi jenis varian baru bernama Omicron, Pemkot Bima membatasi aktivitas warga. Di tempat umum wajib menggunakan masker, menjaga jarak hingga rutin mencuci tangan.
"Biasanya kalau kasus naik seperti ini, tempat yang memicu kerumunan, seperti pasar, toko, obyek wisata bahkan tempat usaha dibatasi aktivitasnya oleh Pemerintah," katanya.
Warga Kota Bima lainnya, Heriman juga menyayangkan jajaran Pemkot Bima yang berencana akan menggelar gowes dirangkaikan dengan pencanangan car free day ditengah kasus Covid-19 yang terus meningkat. Padahal saat ini juga Pemerintah juga tengah mengantisipasi virus omicron.
"Sangat disayangkan rencana kegiatan gowes ini ditengah kasus covid-19 tinggi. Saat ini kita juga diresahkan dengan virus omicron. Pemkot harusnya lebih bisa memahami kondisi saat ini," ujarnya.
Ia mengaku, jika kegiatan tersebut tetap dilaksanakan tanpa mempertimbangkan dampaknya oleh Pemerintah, dipastikan virus Covid-19 hanyalah mainan untuk menakut-nakuti warga. Hal itu juga akan membuat warga semakin tidak percaya tentang virus Covid-19.
"Hal ini semakin membenarkan opini yang berkembang selama ini bahwa virus Covid-19 hanya dibuat-buat," katanya.
Selain itu Heriman meminta Pemkot Bima untuk bijak dalam menggelar acara atau kegiatan, karena akibat pandemi, banyak pihak yang dirugikan. Belum lagi warga yang harus menjadi korban, mulai kehilangan lapangan pekerjaan, kesulitan ekonomi hingga aktivitas usaha ditutup.
"Karena Covid-19, usaha banyak yang gulung tikar, pengangguran dan kemiskinan semakin tinggi karena ekonomi warga makin sulit," ujarnya. (GA. 003/010*)