Kondisi kaki Ainun, sesudah dan sebelum dilakukan operasi. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Kasihan sekali nasib keluarga tidak mampu pasangan suami isteri (pasutri) warga Rt.03/01 Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima, Jubaer dan Nurhidayah yang mendampingi putri sulungnya Ainun Syah Fitrianti (16 tahun) berobat ke RSUP Mataram sejak 3 bulan lalu.
Ainun, anak kesayangan Pasutri ini mengalami tapak kaki bengkok sejak lahir. Keduanya telah melakukan upaya pengobatan untuk buah hatinya termasuk tindakan operasi, meskipun harus menguras keuangan yang serba terbatas.
Kepada wartawan media ini, kakak Kandung ibu Nurhidayah, Basrin mengaku ponakannya yang mengalami tapak kaki bengkok saat ini memang telah menjalani operasi untuk mengembalikan posisi kakinya dan sekarang sudah tidak bengkok lagi.
Tapi rupanya proses pengobatan pasca operasi ini belum selesai, karena masih ada tahapan operaai lanjutan hingga memaksa ipar adik dan ponakannya harus tetap bertahan di Mataram menunggu tindakan lanjutan dari tim dokter.
"Mereka berangkat sejak akhir Desember tahun lalu, artinya sudah hampir 3 bulan berada di RSUP menemani anaknya, tentu saja kondisi ini berdampak pada keuangan mereka, seperti simalakama saja.
Bertahan biaya hidup sudah habis, pulang operasi kedua masih dinanti. Mau makan apa mereka di sana,nsanak keluarga pun tak ada," sedihnya.
Karenanya Basrin berharap kiranya kepada Pemerintah baik Pemkot Bima maupun Pemprov NTB dapat membantu biaya hidup mereka selama berada di RSUP termasuk harapan bantuan dari Baznas Kota Bima dan Baznas NTB. "Kami berharap sentuhan dari Pemerintah maupun pihak lain, kiranya ada perhatian untuk mereka," harapnya. (GA. 003*)