Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, M Khaerul Ikhwan. |
Mataram, Garda Asakota.-
Cita-cita Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, untuk
mewujudkan Nusa Tenggara Barat (NTB) Gemilang dalam sektor industrialisasi,
nampaknya akan mulai terwujud dengan mulai digerakannya iklim industrialisasi didalam
sekolah.
“Kalau seluruh SMK di NTB ini berhasil dijadikan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), maka kita sudah menciptakan industrialisasi didalam sekolah
sebagai sebuah embrio didalam mewujudkan NTB Gemilang dalam bidang industrialisasi,”
kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, M Khaerul Ikhwan, kepada wartawan, Kamis 29
September 2022.
Menurutnya, total jumlah SMK Negeri di NTB berjumlah 99 SMK,
sementara total jumlah SMK Swasta berjumlah 235 SMK Swasta.
Saat sekarang ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa
Tenggara Barat mengajukan sebanyak 23 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di
Nusa Tenggara Barat saat ini tengah diajukan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).
"Tahun ini ada 23 SMK yang kita ajukan menjadi BLUD.
Dan saat ini masih dalam proses di Biro Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda)
Pemerintah Provinsi NTB," terangnya.
Ia mengatakan pada tahun 2021 terdapat 11 SMK di NTB yang
sudah lebih dulu ditetapkan menjadi BLUD. Ke 11 SMK itu antara lain, SMK 3
Mataram dengan hasil produksi cidomo listrik, sepeda listrik, dan jasa
elektronik.
Selanjutnya SMK 5 Mataram yang menghasilkan produk unggulan
kain batik Sasambo atau akronim tiga suku besar di NTB yakni Sasak, Samawa dan
Mbojo dengan produksi 5.000 meter kain per tahun. Bahkan di tahun ini
ditingkatkan menjadi 10 ribu per tahun.
Kemudian, SMK 2 Kuripan Lombok Barat dengan keunggulan
produk menghasilkan mesin rosting kopi. SMK 1 Praya, Kabupaten Lombok Tengah
dengan keunggulan memiliki hotel dengan 11 kamar dan bus pariwisata. SMK
Selong, Kabupaten Lombok Timur yang memiliki keunggulan di produk meubeler.
Selain itu, ada SMK 1 Taliwang pada usaha jasa servis alat
berat hasil kerjasama dengan perusahaan tambang tembaga dan emas PT Amman
Mineral Nusa Tenggara. SMK 2 Sumbawa yang memiliki keunggulan jasa otomotif,
elektronik. SMK 1 Sumbawa miliki hotel, SMK 1 Dompu memiliki produk
pengelolahan tata boga, SMK 2 Bima miliki jasa otomotif dan elktronik, SMK 3
Kota Bima produk seni.
"Itu tahun 2021 terbentuknya menjadi BLUD yang sudah
ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur. Sekarang kita ajukan lagi 23
SMK," ujarnya.
Ikhwan menjelaskan untuk menjadi SMK BLUD terdapat sejumlah
persyaratan yang harus dipenuhi sekolah, antara lain SMK harus memiliki
perencanaan bisnis dan pelayanan. Kemudian memiliki infrastruktur yang cukup
seperti peralatan dan SDM serta memiliki produk unggulan yang bisa diterima
oleh pasar.
"Saat ini kita sudah memiliki 1.000 produk yang sudah
tercatat di katalog dan semua produk yang dihasilkan itu tidak dibuat-buat
melainkan dari hasil metode pembelajaran, sehingga mereka belajar dan
menghasilkan produk atau jasa," terang Ikhwan.
Menurut dia, keistimewaan SMK BLUD ini para siswa bisa lebih
terampil dan di luar jam belajar mereka bisa membuat dan mengerjakan produk
yang bisa menarik minat pasar.
"Jadi, kalau sekolah sudah BLUD mereka bisa mencari
penghasilan sendiri dan hasil penjualan setiap produk yang dihasilkannya bisa
masuk menjadi kas sekolah untuk digunakan kembali membuat produk,"
ucapnya.
Namun demikian, kata Ikhwan, meski SMK tersebut sudah
menjadi BLUD, produk yang dihasilkan tidak bisa langsung dipasarkan oleh pihak
sekolah. Melainkan mereka harus menjalin kerjasama dengan UMKM atau IKM yang
ada di daerah.
"Kenapa, karena sekolah tidak bisa langsung masuk dalam
bisnis praktis, sehingga mereka harus menggandeng pihak lain seperti IKM/UMKM.
Nanti mereka lah yang kemudian menjual," katanya.
Menurutnya saat ini SMK tidak bisa hanya mengandalkan dana
dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan pemerintah. Karena untuk
membiayai operasional sekolah, dana BOS saja tidak akan cukup.
"Kalau pakai dana BOS satu, dua kali praktek saja
langsung habis. Tapi dengan sekolah menjadi BLUD maka itu bisa dilakukan,"
ujar Ikhwan.
Oleh karena itu pihaknya berharap dari total 99 SMK di NTB
paling tidak setengah dari seluruh SMK tersebut bisa menjadi BLUD.
"Kita punya SMK Kelautan, tetapi belum BLUD, padahal
sekali melaut mereka bisa mendapatkan satu hingga dua ton ikan. Kalau ini
dikalikan saja Rp35 ribu per kilogram sudah berapa nilainya itu, tetapi meski
belum BLUD mereka bisa bekerjasama dengan SMK yang sudah BLUD,” pungkasnya.
(GA. Im*)