Anggota Komisi V DPRD NTB, H Bochari Muslim. (Foto:Ist*) |
Mataram, Garda Asakota.-
Sebanyak 66 peserta lulus Pelatihan Daerah (Pelatda) Tahap I
Praktik Kerja ke Jepang Angkatan 34-01/ke 343.
Peserta Praktek Magang Jepang Tahun ini merupakan peserta
lulus terbanyak selama pelaksanaan magang Jepang di Provinsi NTB. Bahkan Orang
Jepang, terutama wilayah Utara dan Timur sangat menantikan kedatangan peserta
praktek kerja magang dari Provinsi NTB.
Ke 66 peserta yang lulus ini
semuanya telah menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan dan
industri di negara jepang tempat mereka akan melaksanakan program magang selama
3 - 5 tahun.
Rencananya peserta yang lulus akan mengikuti pelatihan Tahap
II selama 2 bulan di Cevest Bekasi dan akan diberangkatkan ke jepang menjadi 2
kloter. Kloter pertama akhir Januari 2023 dan kloter kedua pada pertengahan
Maret 2023.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H Bochari Muslim, dalam
sambutannya menyampaikan program magang ke Jepang ini sangat bagus dan perlu
lebih digaungkan ke masyarakat.
“Program magang ke Jepang ini sangat bagus dan harus lebih
digaungkan lagi ke masyarakat,” kata pria yang juga dikenal sebagai Ketua
Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD NTB saat acara penutupan Pelatihan
Daerah (Pelatda) Tahap I Praktek Kerja Magang Jepang di Aula BLKDLN NTB, Selasa
(2/1/2023).
Pria yang merupakan alumni praktik magang Jepang pada Tahun
1997 memberikan nasihat kepada peserta agar memperbaiki niat bahwa magang ke
Jepang ini jangan dianggap hanya untuk kerja, tetapi anggaplah sebagai suatu
proses melatih diri.
Ia menyampaikan bonus demograsi pada tahun 2030 tidak akan
tercapai tanpa dukungan SDM yang kompeten. Dengan belajar dan bekerja di luar
negeri, generasi muda akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang nantinya
dapat ditularkan kepada lingkungan dan generasi selanjutnya.
“Selama di Jepang, adik-adik cari ilmu sebanyak-banyaknya
agar pulang nanti kalian memiliki skill dan pengalaman. Sehingga adik-adik
memiliki SDM yang berkualitas dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk
memajukan Provinsi NTB,” harap pria yang dikenal energik ini.
Negara Jepang, menurutnya, tidak dianugerahi Sumber Daya
Alam yang melimpah, namun orang Jepang memiliki sikap mental pantang menyerah.
“Sikap mental itulah yang perlu adik-adik tiru untuk
mengolah SDA yang ada di NTB,” ajaknya.
Selain itu, Ia berpesan ketika pulang ke Indonesia adik-adik
jangan bermimpi untuk menjadi pekerja, tetapi bangunlah usaha, tidak harus
usaha skala besar, tetapi minimal usaha kecil yang dapat menghidupi anggota
keluarga dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kadisnakertrans Provinsi NTB, I Gde Putu
Aryadi S.sos, MH, menegaskan apa yang kita lakukan hari ini adalah langkah
awal. Perjalanan panjang harus dimulai dari langkah pertama. Selama mengikuti
Pelatihan Tahap II di Cevest Bekasi, Aryadi berpesan kepada peserta untuk
mengikuti prosesnya dengan baik.
“Adik-adik merupakan peserta terbaik. Karena setiap evaluasi
pada Pelatda Tahap I tidak ada yang tidak lulus. Bahkan sudah semua tanda
tangan kontrak dengan perusahaan di jepang. Pencapaian ini sangat luar biasa
dibanding tahun-tahun sebelumnya,“ ujarnya saat menutup Pelatihan Daerah
(Pelatda) Tahap I Praktek Kerja Magang Jepang di Aula BLKDLN NTB.
Aryadi mengungkapkan Praktek Magang Jepang makin semakin
popular, hal ini terbukti dari jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi program pemagangan ke Jepang tahun 2022 sebanyak 192
orang. Ke depannya, peserta yang mendaftar
dan mengikuti pelatihan ke luar negeri akan dipusatkan di BLKDLN NTB
yang bekerjasama dengan BPVP Lombok Timur dan P3MI.
Aryadi berpesan kepada peserta yang lulus Pelatda bahwa
tujuan ke Jepang bukan semata menimba ilmu, mencari pengalaman dan menambah
wawasan atau sekadar belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar
semata. Melainkan lebih dari itu, adik-adik akan menjadi duta bangsa membawa
kabar baik tentang Indonesia dan pesona NTB di dunia internasional.
“Adik-adik harus punya komitmen yang kuat untuk mencapai
cita-cita dan menjadi insan yang berguna. Sepulang dari Jepang, adik-adik
membawa modal, skill dan keterampilan, serta semangat untuk sukses, yang pada
akhirnya dapat mewujudkan NTB Gemilang, Indonesia Maju,” ujar mantan
Kadiskominfotik NTB ini.
Mengakhiri sambutannya, Aryadi meminta para peserta untuk
memiliki tekad dan motivasi untuk tidak
mudah menyerah dan mengeluh dalam mengikuti program ini.
Ia menyebut tiga modal dasar yang harus dimiliki oleh
seseorang yang bermental pejuang. Pertama, keyakinan diri, bahwa adalah
keyakinan, dengan keyakinan itu, menjadi kekuatan dahsyat dan motivasi untuk
mencapai tujuan mulia. Kedua, ilmu dan keterampilan sebagai suluh kehidupan dan
terakhir adalah uang atau modal finalcial.
"Tetap membawa nama baik warga Indonesia. Diantaranya
aturan perusahaan diikuti dengan baik, jangan sampai ada yang melarikan diri,
sebab akan berdampak pada kepercayaan Jepang terhadap warga Indonesia,"
pungkasnya.
Sementara itu, Ketua IKAPEKSI NTB Sukri dalam laporannya
menyampaikan jumlah awal peserta Pelatihan Tahap I Praktek Kerja ke Jepang
Tahun 2022 sebanyak 68 orang. Proses pelatihan dari tanggal 24 Oktober 2022-4
Januari 2023. Materi yang diajarkan pada Pelatihan tahap I adalah bahasa Jepang, budaya dan FMD (Fisik,
Mental dan Disiplin).
Pada Pelatihan Tahap I ada 3 kali evaluasi,diantaranya:
evaluasi pertama yaitu bahasa Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata
dan pelajaran 1-12). Evaluasi pertama ada 1 peserta yang turun kelas. Evaluasi
kedua, yaitu bahasa Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata dan
pelajaran 13-16), fisik (lari 3km, push up 35 kali dan sit up 25 kali) dan
sikap disiplin. Evaluasi kedua, peserta lulus semua. Evaluasi ketiga, yaitu
bahasa Jepang Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata dan pelajaran
17-23), Budaya Jepang, tata tertib pemagangan, fisik (lari 3km, push up 35 kali
dan sit up 25 kali) dan sikap disiplin. Pada evaluasi ketiga peserta lulus
semua dan ada 1 peserta yang mengundurkan diri.
“Setelah lulus tahap ketiga peserta akan langsung
menandatangi perjanjian kontrak kerja. Mereka akan dikontrak selama 3 tahun dan
akan menerima uang saku dan tunjangan setiap bulannya sekitar Rp 10-12 juta,”
tutup Sukri. (GA. Ese*)