Suasana hearing Komisi IV DPRD NTB dengan Lasser NTB, Kode HAM NTB serta BWS NT1 soal pekerjaan Embung Jangkih Jawe diruang rapat utama DPRD NTB, Rabu 05 Juli 2023. |
Mataram, Garda Asakota.-
Pelaksanaan proyek Embung Jangkih Jawe Desa Mangkung
Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Anggaran (TA) 2022 diduga menuai
masalah.
Setidaknya dua (2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni Lumbung
Aspirasi dan Seruan Rakyat Nusa Tenggara Barat (Lasser NTB) serta Komunitas
Pejuang Demokrasi dan Hak Asasi Manusia NTB (Kode HAM NTB) menyorot pelaksanaan
pekerjaan embung yang dikerjakan oleh PT Bahagia Bangun Nusa (BBN) dan
mengadukannya ke Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB.
“Berdasarkan hasil investigasi kami, ada pekerjaan
pengerukan namun hasil pekerjaan pengerukannya tidak dibuang sehingga berdampak
terjadinya banjir pada pemukiman warga,” kata Ketua Kode HAM NTB, Ali Wardana, saat
hearing dengan Komisi IV DPRD NTB, Rabu 05 Juli 2023.
Anehnya, kata Ali, sistem pengawasan pelaksanaan pekerjaan
pengerukan embung dari Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS
NT1) dinilainya tidak berjalan baik.
“Tidak berjalan baik. Malah dibiarkan. Jangan salahkan
masyarakat kalau dalam hal ini masyarakat menduga ada ‘permainan’ dari BWS,” kata
Ali dihadapan perwakilan BWS NT1 yang juga ikut dihadirkan dalam RDP tersebut.
Lasser NTB juga menilai mekanisme pembuangan hasil
pengerukan diduga tidak dilakukan dengan baik.
“Hasil pengerukan diaduk baru dibuang disaluran pembuangan
air. Selain itu kami temukan hasil pembuangan galian, baru nampak hanya
beberapa kubik saja atau tidak sampai 100 dam,” sorot Kamsiah dari Lasser NTB.
Salah seorang warga juga.mengeluhkan terjadinya kerusakan
jalan desa tersebut akibat dilewati oleh alat berat pelaksana.
“Harusnya ketika ada pekerjaan dilokasi itu, BWS memperhatikan
juga perbaikan jalan tersebut agar tidak mengalami kerusakan seperti sekarang,”
kata Adi Susanto.
Menjawab sorotan kedua LSM tersebut, pihak BWS NT1 membantah
kontraktor pelaksana dalam hal ini PT BBN membuang hasil galian dengan cara
mengaduk-aduk dan membuangnya ke saluran pembuangan air.
“Itu tidak benar. Dalam galian itu bahkan lumpur saja tidak
boleh dibuang kedalam aliran sungai. Sebab ada biota yang harus hidup didalam
sungai itu,” bantah H Sahnan, Pelaksana Teknis Balai Bendungan BWS NT1.
Banjir juga menurutnya terjadi akibat adanya slading atau
longsoran dilereng gunung akibat adanya hujan besar pada sekitar tanggal 05 dan
07 Februari lalu.
Sementara soal kerusakan jalan, pihak BWS NT1 meminta agar
kontraktor pelaksana bisa memperhatikan keluhan kerusakan jalan tersebut dengan
cara menempel jalan yang berlobang.
Bahkan menurutnya akses jembatan yang mengalami keretakan
sempat diperbaiki dan ditangani oleh pihak PT BBN.
Paket pekerjaan remedial dan sedimentasi 13 bendungan yang
dikerjakan oleh PT BBN ini menurut pihak BWS NT1 total anggarannya sekitar
Rp141 Milyar.
“Untuk bendungan batu bokah dialokasikan anggaran sekitar
Rp13 Milyar. Sementara untuk alokasi anggaran Jangkih Jawe sekitar Rp19 Milyar
lebih,” terang Ganis dari pelaksana teknis Balai Bendungan BWS NT1.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, H Achmad Puaddi, FT., yang
memimpin langsung jalannya agenda hearing tersebut bersama dengan unsur
Pimpinan dan anggota Komisi IV lainnya menyepakati akan turun langsung kelokasi
proyek embung Jangkih Jawe pada Senin 10 Juli mendatang.
“Dari Komisi IV sendiri akan turun bersama staf ahli bidang
infrastruktur untuk meninjau secara langsung,” tutupnya.
PT BBN Pastikan Pekerjaan Sesuai Spesisifikasi
Sementara itu perwakilan PT BBN, Sahdi, membantah tudingan
tidak mengerjakan pekerjaan remedial dan sedimentasi itu secara baik.
Menurutnya, selaku pelaksana lapangan yang ditunjuk pihak PT
BBN. Ia mengaku sangat patuh dan selalu mengikuti arahan direksi maupun
prosedur pelaksanaan yang ditetapkan BWS NT1.
“Apa yang kami laksanakan murni sudah sesuai dengan apa yang
ada didalam spesifikasi teknis yang ada,” kata Sahdi.
Pekerjaan remedial dan sedimentasi itu sendiri diakuinya
dimulai dari 27 Maret 2022 hingga 23 Agustus 2023.
PT BBN sendiri mengerjakan pekerjaan remedial dan
sedimentasi ini dengan total anggaran sebesar Rp141 Milyar lebih dan tersebar
di 13 bendungan Pulau Lombok.
Lombok Tengah sendiri ada dua bendungan yang ditangani yaitu
Batu Bokah dan jangkih jawe.
“Lombok Timur dan Lombok Barat juga ada,” ujarnya.
Pihaknya mengaku siap menyambut agenda kunjungan Komisi IV DPRD NTB ke lokasi pekerjaan embung. (GA. Im*)