Calon Bupati Bima, Muhammad Putera Ferriyandi, S.Ip., Foto: Ist*)
Mataram, Garda Asakota.-
Pamoritas Ketua DPRD Kabupaten
Bima, Muhammad Putera Ferriyandi, S.Ip., atau akrab disapa Dae Yandi dalam
percaturan politik Kabupaten saat ini bisa dibilang sangat moncer.
Putra Almarhum eks Bupati Bima
dua periode, H Ferry Zulkarnain, yang juga Sultan Bima dan HJ Indah Dhamayanti
Puteri, juga Bupati Dua Periode ini, telah ditetapkan oleh Partai Golongan
Karya (Golkar) sebagai satu-satunya Calon Bupati Bima pada Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Bima yang akan digelar 27 November 2024 ini.
Meski Partai Golkar Kabupaten
Bima dapat mengusung sendiri Calon Bupati Bima karena pada Pileg lalu berhasil
keluar sebagai pemenang dengan meraih 9 kursi di parlemen, namun lima (5)
partai politik (Parpol) lainnya seperti Partai Demokrat, Nasdem, PPP, PDI
Perjuangan, dan PKB tidak luput diajak untuk bergabung kedalam koalisi ini.
“Bisa kita usung sendiri. Tapi
kan kita juga butuh teman koalisi,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten
Bima, Muhammad Sidik, kepada wartawan, Senin 13 Mei 2024, di Mataram.
Pria yang akrab disapa Didi
ini mengaku saat ini tengah mengikuti dan mengawal proses penjaringan Calon
Bupati dikelima parpol tersebut.
“Hari ini di DPW Nasdem (Senin
13 Mei, red.) Dan Rabu besok akan mengikuti Uji Kompetensi Kepemimpinan (UKK)
di DPP PKB dimana satu-satunya Calon Bupati Bima yang diundang UKK hanya Dae
Yandi,” terangnya.
Pria yang saat ini tengah
menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bima mengaku optimis kelima parpol
tersebut akan dapat diajak serta bergabung kedalam koalisi mengusung Dae Yandi.
“Insha Alloh kelima parpol ini
semuanya mendorong Dae Yandi di Pilkada Bima,” ujarnya dengan nada optimis.
Selain intens mengawal
terbentuknya parpol koalisi, pihaknya juga mengaku tengah menunggu hasil survey
yang dilakukan oleh dua lembaga survey nasional seperti LSI dan Denny JA untuk
mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas Dae Yandi di masyarakat.
“Hal itu sangat urgen
dilakukan karena nanti kita akan menghadapi Calon Bupati yang kemungkinan akan
diusung oleh parpol lain seperti PAN dan Gerindra. Karena menghargai adanya
Calon Bupati yang akan diusung oleh kedua partai itu, maka Dae Yandi tidak
mendaftar di kedua parpol tersebut,” terang Didi.
Pihaknya mengaku tetap
menempatkan lawan tanding mereka sebagai lawan berat di Pilkada nanti.
“Tetap kita tempatkan sebagai
lawan berat. Karena politik itu tidak bisa diukur. Yang jelas kita tetap jalan
sesuai track yang ditetapkan,” timpalnya.
Soal siapa figur yang akan
menjadi calon pendamping Dae Yandi, menurutnya akan dilakukan mekanisme
penjaringan karena rata-rata parpol yang diajak berkoalisi ini mengajukan figur
Calon Pendamping.
Dari Partai Demokrat
mengajukan nama calon pendamping yakni Abdul Ra’uf, ST., Misfalah, dari Nasdem
mengajukan nama Dr Raihan Anwar, PDI Perjuangan mengajukan nama H Syafruddin
mantan Bupati Bima dan Nurdin Amin.
“Kalau PKB dan PPP tidak mengajukan nama calon pendamping. Sementara ada juga nama eks Sekda, H Taufik dan birokrat M Natsir, selain itu ada nama Dr H Arsyad Gani dan TGH Fitrah Abdul Malik,” pungkasnya. (GA. Im*)