Tuntut Transparansi Dana KF
Bima, Garda Asakota.-
Karang Taruna (KT) Ncuhi Desa Baralau Kecamatan Monta Kabupaten Bima beserta ratusan warga lainnya menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Desa setempat, Senin (8/2). Mereka menuntut agar Kades segera turun dari jabatannya, karena diduga tidak jelas menggunakan dana Keak¬saraan Fungsional (KF) Bantuan Propinsi NTB tahun anggaran, 2009-2010-2011 sebesar Rp30 juta.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Ahmad Kong Al-Warisi, menu¬ding penggunan dana tersebut telah dise¬le¬wengkan karena sasarannya tidak sam¬pai pada masyarakat khususnya warga Baralau. “Program tersebut tidak dilak¬sanakan dan pemebelajarannya-pun tidak pernah ada,” duganya. Lantaran ti¬dak jelasnya penggunaan dana terse¬but, massa menuntut agar Kades segera turun dari jabatannya. “Uang itu itu tidak mampu dipertang¬gung-jawabkan oleh Kades, bila tidak mundur maka masyarakat akan melakukan penyege¬lan kantor Desa,” ancam warga.
Pantauan Garda Asakota, aksi demonstrasi ratusan warga yang berlangsung damai ini, dikawal ketat oleh aparat Polsek Monta dan anggota Pol. PP Kecamatan Monta usai mem¬ba¬ca¬kan tuntutannya, para demonstran membubarkan diri dengan tertib dan mengancam bila tuntutan mereka tidak diindahkan, akan kembali melakukan aksinya. Sementara itu, Kepala Desa Baralau, Arifuddin H. Yusuf, yang dikonfirmasi wartawan, secara tegas membantah telah menggelapkan/menyelewengkan dana KF sebesar Rp30 juta sebagaimana disuarakan para demonstran. Diakuinya, pencairan tahun 2009 lalu sebesar Rp10 juta telah digunakan pihaknya untuk pendataan.
“Dan pencairan dana Rp10 juta tahun 2010 berikutnya dilanjutkan dengan pendataan dana pembelajaran. Jadi, tidak ada yang menggelapkan uang itu, toh saya telah diperiksa oleh Bawasda dan hasilnya baik-baik saja. Lantas dari mana sumber penyele¬wengan yang saya lakukan?,” ucapnya.
Diapun mempertanyakan tudingan pendemo yang mengatakan pencairan dana KF dilakukan selama tahun 2009-2011, padahal anggaran tahun 2011 tidak ada. “Pertanyaanya, dari mana datang¬nya anggaran Rp30 juta yang dimak¬sud?, sementara uang yang dikelola hanya Rp20 juta,” tanyanya. Untuk itu, dirinya menilai ada miss-komunikasi antara dirinya selaku Kades dengan Karang Taruna terkait dengan informasi besarnya anggaran KF.
“Namun saya menghargai de¬monstrasi yang mereka gelar, selama tidak mengganggu ketertiban umum,” katanya. (GA. 234*)
Bima, Garda Asakota.-
Karang Taruna (KT) Ncuhi Desa Baralau Kecamatan Monta Kabupaten Bima beserta ratusan warga lainnya menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Desa setempat, Senin (8/2). Mereka menuntut agar Kades segera turun dari jabatannya, karena diduga tidak jelas menggunakan dana Keak¬saraan Fungsional (KF) Bantuan Propinsi NTB tahun anggaran, 2009-2010-2011 sebesar Rp30 juta.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Ahmad Kong Al-Warisi, menu¬ding penggunan dana tersebut telah dise¬le¬wengkan karena sasarannya tidak sam¬pai pada masyarakat khususnya warga Baralau. “Program tersebut tidak dilak¬sanakan dan pemebelajarannya-pun tidak pernah ada,” duganya. Lantaran ti¬dak jelasnya penggunaan dana terse¬but, massa menuntut agar Kades segera turun dari jabatannya. “Uang itu itu tidak mampu dipertang¬gung-jawabkan oleh Kades, bila tidak mundur maka masyarakat akan melakukan penyege¬lan kantor Desa,” ancam warga.
Pantauan Garda Asakota, aksi demonstrasi ratusan warga yang berlangsung damai ini, dikawal ketat oleh aparat Polsek Monta dan anggota Pol. PP Kecamatan Monta usai mem¬ba¬ca¬kan tuntutannya, para demonstran membubarkan diri dengan tertib dan mengancam bila tuntutan mereka tidak diindahkan, akan kembali melakukan aksinya. Sementara itu, Kepala Desa Baralau, Arifuddin H. Yusuf, yang dikonfirmasi wartawan, secara tegas membantah telah menggelapkan/menyelewengkan dana KF sebesar Rp30 juta sebagaimana disuarakan para demonstran. Diakuinya, pencairan tahun 2009 lalu sebesar Rp10 juta telah digunakan pihaknya untuk pendataan.
“Dan pencairan dana Rp10 juta tahun 2010 berikutnya dilanjutkan dengan pendataan dana pembelajaran. Jadi, tidak ada yang menggelapkan uang itu, toh saya telah diperiksa oleh Bawasda dan hasilnya baik-baik saja. Lantas dari mana sumber penyele¬wengan yang saya lakukan?,” ucapnya.
Diapun mempertanyakan tudingan pendemo yang mengatakan pencairan dana KF dilakukan selama tahun 2009-2011, padahal anggaran tahun 2011 tidak ada. “Pertanyaanya, dari mana datang¬nya anggaran Rp30 juta yang dimak¬sud?, sementara uang yang dikelola hanya Rp20 juta,” tanyanya. Untuk itu, dirinya menilai ada miss-komunikasi antara dirinya selaku Kades dengan Karang Taruna terkait dengan informasi besarnya anggaran KF.
“Namun saya menghargai de¬monstrasi yang mereka gelar, selama tidak mengganggu ketertiban umum,” katanya. (GA. 234*)