Kota Bima, Garda Asakota.-
Kantor pengekspor ikan yang ber¬lokasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) lingkungan Sumbawa Kecamatan Rasa¬nae Barat Kota Bima, nyaris digasak maling sekira pukul 22. 00 Wita, Senin (7/2). Asisten Pimpinan kantor asal Korea Selatan tersebut, Yoga, mencerita¬kan bahwa kejadian tersebut berawal ketika dirinya bersama pimpinan, Mr. Choi, jalan-jalan menikmati suasana Kota Bima. Sebelum meninggalkan kantor, dirinya sempat mengunci pintu maupun setiap ruangan kantor untuk menjaga keamanan.
Namun begitu kagetnya ia bersama pimpinan, sepulang dari jalan-jalan sekira pukul 01:00 dini hari Selasa (8/2), didapatinya pintu kantor dalam keadaan terbuka. Syukurnya, waktu diperiksa isi ruangan, barang berupa satu unit laptop dan dokumen penting masih ada karena disimpan di ruangan khusus. “Ketika saya periksa pintu, kelihatan¬nya dibuka tanpa paksaan karena tidak ditemukan bekas congkelan benda keras maupun benda tumpul. Makanya, kami men¬duga pelaku menggunakan kunci dup¬likat untuk membuka pintu,” ungkap¬nya. Diakuinya, meskipun keja¬dian seperti ini sudah terjadi sebanyak dua kali selama Januari 2011, namun pim¬pinannya Mr. Choi belum mela¬porkan kepada pihak yang berwajib. Salah satu warga yang sering melaku¬kan aktivitas di TPI mengaku tidak mengetahui adanya kejadian tersebut. “Saya tidak tahu-menahu dan tidak ingin terlibat dalam masalah itu,” ungkapnya lalu bergegas pergi.(GA. 334*)
Kantor pengekspor ikan yang ber¬lokasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) lingkungan Sumbawa Kecamatan Rasa¬nae Barat Kota Bima, nyaris digasak maling sekira pukul 22. 00 Wita, Senin (7/2). Asisten Pimpinan kantor asal Korea Selatan tersebut, Yoga, mencerita¬kan bahwa kejadian tersebut berawal ketika dirinya bersama pimpinan, Mr. Choi, jalan-jalan menikmati suasana Kota Bima. Sebelum meninggalkan kantor, dirinya sempat mengunci pintu maupun setiap ruangan kantor untuk menjaga keamanan.
Namun begitu kagetnya ia bersama pimpinan, sepulang dari jalan-jalan sekira pukul 01:00 dini hari Selasa (8/2), didapatinya pintu kantor dalam keadaan terbuka. Syukurnya, waktu diperiksa isi ruangan, barang berupa satu unit laptop dan dokumen penting masih ada karena disimpan di ruangan khusus. “Ketika saya periksa pintu, kelihatan¬nya dibuka tanpa paksaan karena tidak ditemukan bekas congkelan benda keras maupun benda tumpul. Makanya, kami men¬duga pelaku menggunakan kunci dup¬likat untuk membuka pintu,” ungkap¬nya. Diakuinya, meskipun keja¬dian seperti ini sudah terjadi sebanyak dua kali selama Januari 2011, namun pim¬pinannya Mr. Choi belum mela¬porkan kepada pihak yang berwajib. Salah satu warga yang sering melaku¬kan aktivitas di TPI mengaku tidak mengetahui adanya kejadian tersebut. “Saya tidak tahu-menahu dan tidak ingin terlibat dalam masalah itu,” ungkapnya lalu bergegas pergi.(GA. 334*)
