Kota Bima, Garda Asakota.-
Rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNSD) tahun 2009 lalu di Pemerintah Kota Bima ternyata masih menyimpan persoalan yang menganulir tiga orang pelamar yang telah dinya¬takan lulus. Dari sebanyak 445 formasi yang telah dinyatakan lulus diduga sempat muncul di permukaan sekitar 16 orang yang awalnya lulus, tapi kemudian bermasalah dengan 7 orang tidak sesuai formasi dan 9 orang kelas jauh.
“Setelah proses klarifikasi dilakukan dari 16 orang yang dinyatakan lulus ternyata yang dapat diperjuangkan oleh Pemerintah Kota Bima yakni sebanyak 13 orang. Nasib tiga orang pun kemu¬dian menjadi pekerjaan rumah para panitia yang sampai saat ini salah se¬orang dari ketiga orang yang dinyatakan lulus itu masih memperjuangkan haknya sebagai CPNS,” ungkap Agus Mawar¬dy, Ketua Lembaga Edukasi dan Advokasi (LEAD) Bima-NTB.
Dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Rabu malam (16/3), pihaknya membeberkan bahwa awalnya yang dinyatakan lulus sebanyak 445 orang itu, oleh Walikota Bima saat itu (Alm. H. M. Nur A. Latif) langsung mengaju¬kan kepada Kepala BKN Regional X Bali untuk mengusulkan penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP).
Disanalah, kata dia, dugaan persoa¬lan itu terbongkar, pihak BKN Regional X Bali tidak mau terkecoh dengan menetapkan NIP karena kebodohan panitia CPNS Pemkot Bima.
“Alhasil, tiga orang saat itu dinya¬takan gugur, padahal panitia CPNS telah meluluskan bahan mereka dan mengu¬mukan sebagai pelamar yang lulus yakni Formasi S2 Bahasa Inggris, S1 Psiko¬logy dan DIII Farmasi,” bebernya se¬raya mempertanyakan bahwa, mung¬kin¬kah NIP yang turun saat itu sejumlah 445 orang atau 442 orang dengan fakta tiga formasi dinyatakan gagal atau mereka digantikan orang lain?, pantas¬kah panitia CPNS saat itu, setelah meluluskan bahan pelamar, mengumum¬kan pengumuman kelulusannya yang pada akhirnya mereka menelan ludah¬nya sendiri dengan tidak memberikan SK CPNS kepada mereka?. “Ini bebe¬rapa pertanyaan yang masih terbesit dalam pikiran kami saat ini,” katanya.
Hanya saja, kata dia, dari tiga peserta itu yakni formasi S2 Bahasa Inggris, S1 Psikologi dan DIII Farmasi, pada rekrutmen berikutnya, dua dinyatakan lulus CPNSD tahun 2010. Untuk formasi S2 Bahasa Inggris yang dikeluarkan oleh Pemkot Bima tahun 2009, yang dinyatakan lulus adalah NA dan setelah di cek dimintai penetapan NIP ke BKN Regional X Bali dinyata¬kan tidak sesuai formasi dengan ijasah yang dimilikinya karena ijazah yang di miliki NA adalah ijazah S2 Linguistik.
“Dan dari informasi dari sumber kami bahwa Ijazah S2 linguistik yang dimiliki NA tidak ada bobot yang ber¬hubungan dengan Bahasa Inggris seba¬gaimana yang dimintai dalam formasi saat itu. Namun, di tahun 2010 Pemkot mengeluarkan formasi S2 Linguistik dan tentu NA pun lulus karena hanya dialah pelamar saat itu. Ada apa dengan lulus¬nya NA, sebuah solusi atau konspirasi kah?,” tanyanya. Sedangkan untuk For¬masi S1 Psikologi yang saat itu dimintai 3 (tiga) orang namun akhirnya yang men¬ da¬patkan NIP hanyalah 2 (dua) orang. Satu diantara mereka diduga teratur mengundurkan dirinya. “Dan dari dua orang yang lulus salah satunya diduga anak Ketua Panitia saat itu,” duganya.
Formasi pendidikan DIII Farmasi dengan jabatan sebagai asisten Apote¬ker yang saat itu ada 4 (empat) orang yang telah dinyatakan lulus, satu dian¬taranya (Asri Rahayuningsih) dianulir dengan sengaja oleh panitia dan sampai saat ini masih memperjuangkan nasib¬nya. Dia pun korban kebodohan Panitia yang telah meluluskan bahannya. “Pada¬ hal Ijazah dia adalah DIII Manajemen Farmasi yang harus masuk ke tenaga tehnis. Namun, bahannya diluluskan di tenaga kesehatan. Di tahun 2010 dia tidak lulus dalam rekrutmen CPNSD,” katanya. Menyikapi persoalan ini, Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, yang dikonfirmasi wartawan menyam¬but baik adanya kritikan masyarakat terkait dengan rekrutmen CPNSD. Pada prinsipnya, kata dia, sekecil apa¬pun kritikan yang disampaikan pihaknya akan meresponnya. “Kita tetap respon sepanjang data-datanya jelas,” tegas¬nya singkat via Ponselnya. Sementara itu, Wawali, H. A. Rahman H. Abidin, menegaskan bahwa rekrutmen CPNSD tahun 2010, telah dilaksanakan secara bersih dan transparan. “Untuk tahun 2010, rekrutmen CPNSD sudah dilaksanakan sesuai aturan dan terbuka,” tandasnya. (GA. 212*)
Rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNSD) tahun 2009 lalu di Pemerintah Kota Bima ternyata masih menyimpan persoalan yang menganulir tiga orang pelamar yang telah dinya¬takan lulus. Dari sebanyak 445 formasi yang telah dinyatakan lulus diduga sempat muncul di permukaan sekitar 16 orang yang awalnya lulus, tapi kemudian bermasalah dengan 7 orang tidak sesuai formasi dan 9 orang kelas jauh.
“Setelah proses klarifikasi dilakukan dari 16 orang yang dinyatakan lulus ternyata yang dapat diperjuangkan oleh Pemerintah Kota Bima yakni sebanyak 13 orang. Nasib tiga orang pun kemu¬dian menjadi pekerjaan rumah para panitia yang sampai saat ini salah se¬orang dari ketiga orang yang dinyatakan lulus itu masih memperjuangkan haknya sebagai CPNS,” ungkap Agus Mawar¬dy, Ketua Lembaga Edukasi dan Advokasi (LEAD) Bima-NTB.
Dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Rabu malam (16/3), pihaknya membeberkan bahwa awalnya yang dinyatakan lulus sebanyak 445 orang itu, oleh Walikota Bima saat itu (Alm. H. M. Nur A. Latif) langsung mengaju¬kan kepada Kepala BKN Regional X Bali untuk mengusulkan penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP).
Disanalah, kata dia, dugaan persoa¬lan itu terbongkar, pihak BKN Regional X Bali tidak mau terkecoh dengan menetapkan NIP karena kebodohan panitia CPNS Pemkot Bima.
“Alhasil, tiga orang saat itu dinya¬takan gugur, padahal panitia CPNS telah meluluskan bahan mereka dan mengu¬mukan sebagai pelamar yang lulus yakni Formasi S2 Bahasa Inggris, S1 Psiko¬logy dan DIII Farmasi,” bebernya se¬raya mempertanyakan bahwa, mung¬kin¬kah NIP yang turun saat itu sejumlah 445 orang atau 442 orang dengan fakta tiga formasi dinyatakan gagal atau mereka digantikan orang lain?, pantas¬kah panitia CPNS saat itu, setelah meluluskan bahan pelamar, mengumum¬kan pengumuman kelulusannya yang pada akhirnya mereka menelan ludah¬nya sendiri dengan tidak memberikan SK CPNS kepada mereka?. “Ini bebe¬rapa pertanyaan yang masih terbesit dalam pikiran kami saat ini,” katanya.
Hanya saja, kata dia, dari tiga peserta itu yakni formasi S2 Bahasa Inggris, S1 Psikologi dan DIII Farmasi, pada rekrutmen berikutnya, dua dinyatakan lulus CPNSD tahun 2010. Untuk formasi S2 Bahasa Inggris yang dikeluarkan oleh Pemkot Bima tahun 2009, yang dinyatakan lulus adalah NA dan setelah di cek dimintai penetapan NIP ke BKN Regional X Bali dinyata¬kan tidak sesuai formasi dengan ijasah yang dimilikinya karena ijazah yang di miliki NA adalah ijazah S2 Linguistik.
“Dan dari informasi dari sumber kami bahwa Ijazah S2 linguistik yang dimiliki NA tidak ada bobot yang ber¬hubungan dengan Bahasa Inggris seba¬gaimana yang dimintai dalam formasi saat itu. Namun, di tahun 2010 Pemkot mengeluarkan formasi S2 Linguistik dan tentu NA pun lulus karena hanya dialah pelamar saat itu. Ada apa dengan lulus¬nya NA, sebuah solusi atau konspirasi kah?,” tanyanya. Sedangkan untuk For¬masi S1 Psikologi yang saat itu dimintai 3 (tiga) orang namun akhirnya yang men¬ da¬patkan NIP hanyalah 2 (dua) orang. Satu diantara mereka diduga teratur mengundurkan dirinya. “Dan dari dua orang yang lulus salah satunya diduga anak Ketua Panitia saat itu,” duganya.
Formasi pendidikan DIII Farmasi dengan jabatan sebagai asisten Apote¬ker yang saat itu ada 4 (empat) orang yang telah dinyatakan lulus, satu dian¬taranya (Asri Rahayuningsih) dianulir dengan sengaja oleh panitia dan sampai saat ini masih memperjuangkan nasib¬nya. Dia pun korban kebodohan Panitia yang telah meluluskan bahannya. “Pada¬ hal Ijazah dia adalah DIII Manajemen Farmasi yang harus masuk ke tenaga tehnis. Namun, bahannya diluluskan di tenaga kesehatan. Di tahun 2010 dia tidak lulus dalam rekrutmen CPNSD,” katanya. Menyikapi persoalan ini, Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, yang dikonfirmasi wartawan menyam¬but baik adanya kritikan masyarakat terkait dengan rekrutmen CPNSD. Pada prinsipnya, kata dia, sekecil apa¬pun kritikan yang disampaikan pihaknya akan meresponnya. “Kita tetap respon sepanjang data-datanya jelas,” tegas¬nya singkat via Ponselnya. Sementara itu, Wawali, H. A. Rahman H. Abidin, menegaskan bahwa rekrutmen CPNSD tahun 2010, telah dilaksanakan secara bersih dan transparan. “Untuk tahun 2010, rekrutmen CPNSD sudah dilaksanakan sesuai aturan dan terbuka,” tandasnya. (GA. 212*)