Kota Bima, Garda Asakota.-
Kegiatan pelatihan 300 peserta dari pengurus Unit Pengelola-Farmer Manager Extention Activities (UP-FMA) melalui program FEATI dan Penyuluh Swadaya yang ada di 60 Desa di wilayah Kabupaten Bima, secara resmi ditutup oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Pertanian (BKP4) Kabupaten Bima, Ir. Rendra Farid, di aula Hotel Parewa, belum lama ini.
Menurut Rendra, kegiatan yang digelar pihaknya itu semata-mata untuk memberikan pemahaman kepada selu¬ruh pengurus UP-FMA serta para penyu¬luh Swadaya terkait dengan mana¬ jemen organisasi. “Sehingga nantinya apa yang menjadi petunjuk bisa dilak¬sanakan dengan baik termasuk aplikasi teknologi dalam hal ini untuk mening¬katkan hasil produktifitas, produksi dan kualitas dari produk petani itu sendiri,” katanya kepada wartawan, Farid Selasa (8/3).
Dijelaskannya bahwa, melalui pelatihan itu para pengurus UP-FMA dan Penyuluh Swadaya dituntut untuk dapat memahami agribisnis yang ber¬orientasi pada masalah pasar. Jika petani mau mengembangkan sebuah komiditi, kata dia, maka peran penyuluh swadayalah yang sangat diharapkan untuk memberikan informasi kepada petani terkait dengan komoditi apa yang layak ditanam serta yang bernilai tinggi. “Dengan harapan, kesejahteraan para petani bisa meningkat dan terwujud sebuah petani yang mandiri,” harapnya.
Diakuinya bahwa untuk sekarang ini, sangat sulit untuk menciptakan seorang petani ramah lingkungan, karena rata-rata petani hampir menggunakan pupuk non organic hingga menyebabkan kondisi struktur tanah sudah rusak. Oleh karenanya, pihaknya berharap kepada para penyuluh untuk dapat memberikan sebuah pemahaman terhadap penggu¬naan pupuk organik guna memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak. “Se¬buah keharusan bagi petani untuk dapat mempergunakan pupuk organik agar unsur hara yang ada dalam kandungan tanah tersebut bisa kembali dan tana¬man bisa tumbuh sehat,” terangnya, didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kantor BKP4 Kabupaten Bima, Kisman, SP. (GA. 122*)
Kegiatan pelatihan 300 peserta dari pengurus Unit Pengelola-Farmer Manager Extention Activities (UP-FMA) melalui program FEATI dan Penyuluh Swadaya yang ada di 60 Desa di wilayah Kabupaten Bima, secara resmi ditutup oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Pertanian (BKP4) Kabupaten Bima, Ir. Rendra Farid, di aula Hotel Parewa, belum lama ini.
Menurut Rendra, kegiatan yang digelar pihaknya itu semata-mata untuk memberikan pemahaman kepada selu¬ruh pengurus UP-FMA serta para penyu¬luh Swadaya terkait dengan mana¬ jemen organisasi. “Sehingga nantinya apa yang menjadi petunjuk bisa dilak¬sanakan dengan baik termasuk aplikasi teknologi dalam hal ini untuk mening¬katkan hasil produktifitas, produksi dan kualitas dari produk petani itu sendiri,” katanya kepada wartawan, Farid Selasa (8/3).
Dijelaskannya bahwa, melalui pelatihan itu para pengurus UP-FMA dan Penyuluh Swadaya dituntut untuk dapat memahami agribisnis yang ber¬orientasi pada masalah pasar. Jika petani mau mengembangkan sebuah komiditi, kata dia, maka peran penyuluh swadayalah yang sangat diharapkan untuk memberikan informasi kepada petani terkait dengan komoditi apa yang layak ditanam serta yang bernilai tinggi. “Dengan harapan, kesejahteraan para petani bisa meningkat dan terwujud sebuah petani yang mandiri,” harapnya.
Diakuinya bahwa untuk sekarang ini, sangat sulit untuk menciptakan seorang petani ramah lingkungan, karena rata-rata petani hampir menggunakan pupuk non organic hingga menyebabkan kondisi struktur tanah sudah rusak. Oleh karenanya, pihaknya berharap kepada para penyuluh untuk dapat memberikan sebuah pemahaman terhadap penggu¬naan pupuk organik guna memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak. “Se¬buah keharusan bagi petani untuk dapat mempergunakan pupuk organik agar unsur hara yang ada dalam kandungan tanah tersebut bisa kembali dan tana¬man bisa tumbuh sehat,” terangnya, didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kantor BKP4 Kabupaten Bima, Kisman, SP. (GA. 122*)