Bima, Garda Asakota.-
Urusan tambang, itu urusan yang ke 3000-an. Urusan Burung Walet apalagi, itu urusan yang ke 2000-an. Wilayah Sape dan Lambu diprioritaskan bagi pengembangan potensi perikanan dan kelautan. Demikian pernyataan Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, saat memim¬ pin apel gabungan lingkup pemerintah Kabupaten Bima yang digelar, Senin (7/3), di halaman kantor Bupati Bima.
Sebagaimana dilansir Kabag Humas¬ pro, Drs. Aris Gunawan, wilayah per¬airan Sape dan sekitarnya menyimpan potensi perikanan tangkap yang luar biasa untuk dikembangkan. Bahkan, pelabuhan Sape bisa menjadi pelabuhan perikanan yang ramai disinggahi kapal-kapal nelayan yang ingin melakukan transaksi perdagangan ikan tangkap. “Saya ingin menjadikan pelabuhan Sape seperti pelabuhan Benoa Bali yang ramai dikunjungi kapal-kapal penangkap ikan. Bila perlu, menjadi salah satu pusat perdagangan perikanan yang ramai,” katanya. Disamping kegiatan penangkapan dan budidaya, terbuka juga investasi industry pengolahan hasil perikanan yang hingga saat ini belum ada di Kabupaten Bima.
Produksi komoditas unggulan sektor perikanan dan kelautan masih terbatas dan belum optimal, sementara potensi lahan masih cukup luas yang didukung oleh permintaan pasar lokal, regional, nasional, dan bahkan internasional masih cukup tinggi. Karena itu lanjut Bupati. “Kalau kita bisa kelola dengan baik, akan menjadi potensi mengha¬silkan PAD bagi daerah. Karena, kapal-kapal tangkap ikan pasti membutuhkan air, mengisi bahan bakar, mengganti ABK, dan keperluan lainnya,” katanya. Kedepan, pemerintah daerah beren¬
cana membangun dermaga Sape men¬jadi Dermaga yang bisa juga melayani kontainer-kontainer besar, disamping sebagai pusat perdagangan perikanan.
Karena itu, pemerintah daerah ber¬hasil mendatangkan biaya dari pemerin¬tah pusat untuk membangun Dermaga sape Dermaga Rompo. Anggaran ini kita akan gunakan untuk membangun Dermaga yang lebih besar. “Saya sudah mengikuti acara Depertamen kelautan Dan Perikanan di Jakarta. Dan, saya berhasil mendapatkan biaya sebesar Rp. 20 milyar untuk Dermaga Sape dan Rp. 25 milyar untuk dermaga Rompo,” kata Bupati saat itu.
Selain produksi perikanan tangkap dan budidaya di perairan laut dan perairan umum, terdapat juga potensi rumput laut, garam, mutiara, serta perikanan budidaya air payau.
“Tidak usahlah kita bicara pertam¬bangan. Karena, masih banyak potensi perikanan yang perlu kita kembangkan bersama. Apalagi, wilayah perairan laut kita menyimpan segudang potensi perikanan yang perlu dikembangkan,” cetusnya. (GA. 212*)
Urusan tambang, itu urusan yang ke 3000-an. Urusan Burung Walet apalagi, itu urusan yang ke 2000-an. Wilayah Sape dan Lambu diprioritaskan bagi pengembangan potensi perikanan dan kelautan. Demikian pernyataan Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, saat memim¬ pin apel gabungan lingkup pemerintah Kabupaten Bima yang digelar, Senin (7/3), di halaman kantor Bupati Bima.
Sebagaimana dilansir Kabag Humas¬ pro, Drs. Aris Gunawan, wilayah per¬airan Sape dan sekitarnya menyimpan potensi perikanan tangkap yang luar biasa untuk dikembangkan. Bahkan, pelabuhan Sape bisa menjadi pelabuhan perikanan yang ramai disinggahi kapal-kapal nelayan yang ingin melakukan transaksi perdagangan ikan tangkap. “Saya ingin menjadikan pelabuhan Sape seperti pelabuhan Benoa Bali yang ramai dikunjungi kapal-kapal penangkap ikan. Bila perlu, menjadi salah satu pusat perdagangan perikanan yang ramai,” katanya. Disamping kegiatan penangkapan dan budidaya, terbuka juga investasi industry pengolahan hasil perikanan yang hingga saat ini belum ada di Kabupaten Bima.
Produksi komoditas unggulan sektor perikanan dan kelautan masih terbatas dan belum optimal, sementara potensi lahan masih cukup luas yang didukung oleh permintaan pasar lokal, regional, nasional, dan bahkan internasional masih cukup tinggi. Karena itu lanjut Bupati. “Kalau kita bisa kelola dengan baik, akan menjadi potensi mengha¬silkan PAD bagi daerah. Karena, kapal-kapal tangkap ikan pasti membutuhkan air, mengisi bahan bakar, mengganti ABK, dan keperluan lainnya,” katanya. Kedepan, pemerintah daerah beren¬
cana membangun dermaga Sape men¬jadi Dermaga yang bisa juga melayani kontainer-kontainer besar, disamping sebagai pusat perdagangan perikanan.
Karena itu, pemerintah daerah ber¬hasil mendatangkan biaya dari pemerin¬tah pusat untuk membangun Dermaga sape Dermaga Rompo. Anggaran ini kita akan gunakan untuk membangun Dermaga yang lebih besar. “Saya sudah mengikuti acara Depertamen kelautan Dan Perikanan di Jakarta. Dan, saya berhasil mendapatkan biaya sebesar Rp. 20 milyar untuk Dermaga Sape dan Rp. 25 milyar untuk dermaga Rompo,” kata Bupati saat itu.
Selain produksi perikanan tangkap dan budidaya di perairan laut dan perairan umum, terdapat juga potensi rumput laut, garam, mutiara, serta perikanan budidaya air payau.
“Tidak usahlah kita bicara pertam¬bangan. Karena, masih banyak potensi perikanan yang perlu kita kembangkan bersama. Apalagi, wilayah perairan laut kita menyimpan segudang potensi perikanan yang perlu dikembangkan,” cetusnya. (GA. 212*)