Ferry Anggap Sudah Berakhir
Bima, Garda Asakota.-
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap sengketa Pilkada Kabu¬paten Bima tahun 2010, dinyatakan tidak ada yang menang. Calon Bupati Bima tahun 2010, Drs. . H. Zainul Arifin, menegaskan bahwa kenyataan tidak ada yang menang itu sesuai bunyi keputusan MK yang menolak seluruh eksepsi termohon (KPUD) dan terkait (Fersy), karena tidak berdasar hukum.
Kemudian selanjutnya, kata dia, dalam amar putusannya MK juga menolak seluruh permohonan pemohon (Zaman). “Jadi, sidang MK itu jelas tidak menyatakan adanya pihak yang dimenangkan,” ungkap Zainul kepada wartawan, Senin (7/3).
Justru menurut pria yang kerap di¬sapa Abuya ini, MK dalam amar putu¬sannya memberikan beberapa catatan yakni tentang kasus dugaan ijazah palsu yang sempat didengarkan keterangan di MK, hakim menyarankan agar dilaporkan kepada pihak kepo¬lisian. Sedangkan untuk kasus Money Politik diarahkan ke peradilan umum (pidana). “Nah, khusus untuk kasus Money-Politics, sudah terbukti sesuai putusan PN Raba Bima. Makanya, sesuai UU, PP, Keputusan MK dan per KPU Nomor 16, pasangan calon harus dibatalkan oleh KPUD, tidak mengenal belum dilantik atau sudah dilantik,” tegasnya.
Sementara itu, saat memimpin apel pagi Senin (7/3), Bupati Bima, Ferry Zulkarnain secara tegas menyatakan sudah berakhirnya sengketa Pilkada Kabupaten Bima pasca putusan MK di Jakarta tahun 2010 silam.
“Pilkada sudah selesai dan hasilnya sudah final karena telah diputuskan MK,” tegas Ferry, sebagaimana dilansir Kabag Humaspro Pemkab Bima, Drs. Aris Gunawan.
Menyusul finalnya putusan MK itu, kata dia, Bupati mengharapkan kepada aparatur Pemkab Bima untuk tidak percaya dengan isu-isu yang tidak bertanggung-jawab dan tetap membe¬rikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sesuai Tupoksi yang ada. “Urusan Pilkada itu sudah final, karena tidak ada lagi upaya lain, selain MK. Tidak ada,” tegas Ferry. (GA. 212*)
Bima, Garda Asakota.-
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap sengketa Pilkada Kabu¬paten Bima tahun 2010, dinyatakan tidak ada yang menang. Calon Bupati Bima tahun 2010, Drs. . H. Zainul Arifin, menegaskan bahwa kenyataan tidak ada yang menang itu sesuai bunyi keputusan MK yang menolak seluruh eksepsi termohon (KPUD) dan terkait (Fersy), karena tidak berdasar hukum.
Kemudian selanjutnya, kata dia, dalam amar putusannya MK juga menolak seluruh permohonan pemohon (Zaman). “Jadi, sidang MK itu jelas tidak menyatakan adanya pihak yang dimenangkan,” ungkap Zainul kepada wartawan, Senin (7/3).
Justru menurut pria yang kerap di¬sapa Abuya ini, MK dalam amar putu¬sannya memberikan beberapa catatan yakni tentang kasus dugaan ijazah palsu yang sempat didengarkan keterangan di MK, hakim menyarankan agar dilaporkan kepada pihak kepo¬lisian. Sedangkan untuk kasus Money Politik diarahkan ke peradilan umum (pidana). “Nah, khusus untuk kasus Money-Politics, sudah terbukti sesuai putusan PN Raba Bima. Makanya, sesuai UU, PP, Keputusan MK dan per KPU Nomor 16, pasangan calon harus dibatalkan oleh KPUD, tidak mengenal belum dilantik atau sudah dilantik,” tegasnya.
Sementara itu, saat memimpin apel pagi Senin (7/3), Bupati Bima, Ferry Zulkarnain secara tegas menyatakan sudah berakhirnya sengketa Pilkada Kabupaten Bima pasca putusan MK di Jakarta tahun 2010 silam.
“Pilkada sudah selesai dan hasilnya sudah final karena telah diputuskan MK,” tegas Ferry, sebagaimana dilansir Kabag Humaspro Pemkab Bima, Drs. Aris Gunawan.
Menyusul finalnya putusan MK itu, kata dia, Bupati mengharapkan kepada aparatur Pemkab Bima untuk tidak percaya dengan isu-isu yang tidak bertanggung-jawab dan tetap membe¬rikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sesuai Tupoksi yang ada. “Urusan Pilkada itu sudah final, karena tidak ada lagi upaya lain, selain MK. Tidak ada,” tegas Ferry. (GA. 212*)
