Kota Bima, Garda Asakota.-
Pasca
insiden memalukan yang mencoreng dunia pendidikan di MTsN-1 Kota, Sabtu lalu
(24/9), membuat sebagian guru melakukan aksi mogok mengajar seperti terlihat di
MAN-2 dan MTsN-1 Kota Bima, Kamis (29/9). Pantauan wartawan, aktivitas belajar
mengajar di dua sekolah naungan Kementerian Agama tersebut lengang, yang
terlihat hanya para siswa asyik bermain di halaman sekolah. Bahkan ada yang
bermain sepak bola, basket, dan volley-ball.
Hanya
saja, Kepala MAN-2 Kota Bima, Drs. H.A. Munir, M. Si, yang dimintai tanggapannya
terkait lengangnya aktivitas saat itu, menampik jajarannya sedang menggelar
aksi mogok mengajar. “Ini bukan aksi mogok mengajar, ini hanya rapat koordinasi
untuk peningkatan jam belajar dan persiapan mid semester. Lagipula guru tetap
mengajar meskipun pada jam pertama saja, sedangkan jam kedua guru keluar karena
ada rapat,” tampiknya.
Dirinya
memastikan bahwa hari itu seluruh jajaran guru MAN-2 Kota Bima, tidak akan
melakukan aksi demo terkait insiden pemukulan murid terhadap guru MTsN-1 Kota
Bima. Namun ketika ditanyakan kenapa dalam ruang rapat tersebut terdapat
spanduk atau kertas yang bertuliskan
kecaman terhadap aksi pemukulan guru?, mantan Kepala MAN-1 Kota Bima ini justru
tidak membantah adanya spanduk-spanduk tersebut. “Yah, ini murni keinginan dan
rasa solidaritas mereka terhadap pemukulan tersebut,” jawabnya.
Pantauan
wartawan, bukan hanya di MAN-2 Kota Bima yang memberikan reaksi atas insiden
pemukulan guru di MTsN-1. Di sekolah tempat terjadinya insiden tersebut (MTsN,
red), juga terjadi hal yang sama.
Hanya
saja, seperti penegasan Kepala MAN-2 Kota Bima, Kepala MTsN-1 Kota Bima,
Mansyur, S. Ag, juga membantah ada nya aksi mogok mengajar yang dilakukan
oleh jajaran guru setempat.
“Tidak ada mogok mengajar, siswa hanya belajar satu sampai dua jam saja.
Setelah itu guru menggelar rapat, yang agendanya tentang tuntutan pemecatan
murid serta ditinjau kembalinya perkara guru MTsN, Syafrudin, S. Pdi, untuk
diaktifkan kembali mengajar seperti biasanya lagi,” jawabnya. Sedangkan yang
berkaitan dengan status murid yang diduga melakukan aksi pemukulan, M. Andi
Khairil Awalian, siswa kelas II C, pihaknya mengaku sudah menemukan titik
terang. “Wali muridnya sudah membawa surat pengunduran diri dan mengajukan
surat pindah ke sekolah lain. Dan hari ini ia (M. Andi Khairil Awalian, red)
resmi pindah dari sekolah ini dan akan belajar di sekolah barunya, di SMPN-6
Kota Bima,” katanya. (GA. 334*)