Belasan Warga Diduga Kena Tembak
Akibat dari pembubaran paksa aparat yang menggunakan senjata api itu, belasan warga diduga kena tembak, puluhan luka-luka, sejumlah warga diamankan, dan lainnya lari tunggang-langgang. Untuk sementara para korban yang dinyatakan tewas di RSUD Bima hingga sekitar pukul 11.00 Wita yakni sebanyak empat orang, Arif Rahman (19), Saiful (17), dan Ismail masing-masing warga Desa Sumi Kecamatan Lambu. Kemudian satuya lagi, Anshari aktivis IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah) Bima. Semuanya diduga kuat akibat sabetan peluru di bagian dada dan pinggang.
Bima, Garda Asakota.-
Memasuki hari ke-enam aksi massa Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) yang memboikot kawasan Pelabuhan Sape, Sabtu pagi (24/12), terpaksa dibubarkan secara paksa oleh ratusan aparat gabungan Brimob (200 Brimob Polda, 1 SSK Brimob Sumbawa, 30 personil Brimob
Dompu, dan Brimob Bima), termasuk aparat Kepolisian Polresta Bima. Akibat dari pembubaran paksa aparat yang menggunakan senjata api itu, belasan warga diduga kena tembak, puluhan luka-luka, sejumlah warga diamankan, belasan warga hilang dan lainnya lari tunggang-langgang. Untuk sementara para korban yang dinyatakan tewas di RSUD Bima hingga sekitar pukul 11.00 Wita yakni sebanyak empat orang, Arif Rahman (19), Saiful (17), dan Ismail masing-masing warga Desa Sumi Kecamatan Lambu. Kemudian satuya lagi, Anshari aktivis IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah) Bima. Semuanya diduga kuat akibat sabetan peluru di bagian dada dan pinggang. Sedangkan korban luka berat lainnya mengenai bagian kaki dan luka subek di kepala.
Mereka itu adalah, Syahbuddin (31) warga Desa Soro- Lambu, Ilyas Sulaiman (25) warga Desa Rato-Lambu, Ibrahim (45) warga Desa Sumi-Lambu, Awaluddin (24) Sumi-Lambu, Suhaiman (23) Lambu, Miftahuddin (18) Desa Sumi-Lambu, Masnun (15) Desa Rato-Lambu, Hasanuddin (38), dan Hasnah (39) warga Desa Sumi Kecamatan Lambu.
Berdasarkan pantauan langsung wartawan, jumlah massa aksi saat pembubaran paksa pagi itu berkurang dari biasanya (diperkirakan 200-san) lantaran sebagian besar massa sempat pulang isterahat di rumah masing-masing di Kecamatan Lambu untuk shalat Subuh dan memasak bagi ibu-ibu. Sejumlah warga menuturkan, pada malam harinya sekitar pukul 02.00 Wita dini hari Sabtu (24/12), kosentrasi massa sempat banyak seperti biasanya mencapai ribuan, karena beredar isu akan adanya pembubaran paksa oleh aparat, namun hingga menjelang pagi hari isu itu tidak terbukti.
Karena tidak terbukti akan adanya pem¬bu¬baran paksa, massa yang mempersenja¬tai diri dengan senjata tajam itu, sebagian be¬¬sarnya pulang istrahat dan tertinggal hanya sebagian saja. Kondisi inilah yang di¬man¬faatkan oleh pasukan untuk menyisir kawasan Pelabuhan hingga mereka dibu¬bar¬kan secara paksa. Namun sebelum me¬ma¬sukan kawasan Pelabuhan yang berde¬katan dengan kawasan pemukiman warga Dusun Gudang Desa Bugis-Sape, aparat keamanan bersenjata lengkap plus dilapisi kendaraan Barakuda, mengumumkan agar warga masyarakat setempat tidak membaur dengan massa aksi. Beberapa saat kemudian, aparat terus bergerak ke kawasan Pelabuhan Sape dan melakukan penyisiran. Suara dentuman senjata terdengar bersahutan hingga warga sekitar merasa panik dan histeris.
Massa Balas dengan Aksi Pembakaran Kantor Pemerintah dan Merusak Rumah Dua Anggota Dewan
Aksi pembubaran paksa massa sebagian massa di Pelabuhan Sape itu, rupanya men¬dapat reaksi dari massa aksi yang sempat pulang istirahat di Kecamatan Lambu. Di wilayah pemekaran Kecamatan Sape ini, sejumlah kantor milik Polri dan kantor Pemerintah dibakar massa seperti kantor Polsek Lambu dan perumahan dinasnya, kantor Desa Soro, kantor dan rumah Desa Malaju, kantor Desa Sumi, rumah Kades Sumi, kantor Desa Rato dan rumah Kades Rato, kantor Desa Lanta, kantor UPTD Kehutanan Lambu, UPTD Dikpora, UPTD Pertanian, KUA Lambu, dan bahkan kantor sementara Camat Lambu. Semua dokumen/surat-surat yang ada di instansi pemerinta¬han itu, dikeluarkan dan dibakar di jalan raya. Hal ini sebagai reaksi dari aksi pembu¬baran paksa rekan mereka di kawasan Pelabuhan Sape oleh aparat gabungan.
Bukan hanya itu, sejumlah rumah warga yang disinyalir Pro Tambang juga dirusak total oleh massa seperti rumah Sekcam Lambu, Abdurahman, rumah Mahdin pengu¬rus DPC Golkar, rumah Yasin Bole Pol PP Lambu, rumah Ibrahim Ishaka, rumah pengawas UPTD Lambu, M. Kasim, S.Pd, rumah Kasek Malaju H. Hasan, Ama. Pd, dan semua rumah warga Pro Tambang lainnya di Sumi dan Rato, juga tidak luput dari amukan massa. Kemudian sekitar pukul 13.00 Wita, rumah Kades Kaleo, kantor Desa Simpasai, kantor Desa Lanta Barat, Lantar Timur, dan rumah dua anggota DPRD kabupaten Bima, Ir. Suryadi (Gol¬kar) dan Ahmad (PDIP), juga dihancurkan. Hingga Sabtu sore, massa Anti Tambang sepenuhnya dapat menguasai wilayah Keca¬matan Lambu, dan mensterilkan diri dari pihak luar. Sedangkan aktivitas di kawasan Pelabuhan Sape sudah dibuka kembali diba¬wah pengamanan ketat aparat gabungan, beberapa saat pasca penyisiran massa di kawasan Pelabuhan Sape. (GA. 212*)