Kota Bima, Garda Asakota.-
Penangkapan drg. YA oleh Densus 88 Mabes Polri, karena diduga terlibat jaringan teroris, secara tegas dibantah oleh isteri drg. YA, Dwi Endah S. Kepada sejumlah warta¬wan, Sabtu (14/4), dirinya membantah keras keterlibatan suaminya pada jaringan teroris seperti informasi berhembus di berbagai media massa. “Saya kaget dan tidak menyangka suami saya ditangkap Densus 88, selama ini dia tidak pernah berbuat hal-hal yang menncurigakan, apalagi terlibat dalam jaringan teroris,” ucapnya
didam¬pingi dua anaknya. Dia begitu heran atas penangkapan suaminya tersebut dan tidak tahu menahu motifnya. “Justeru yang saya tahu penangkapan ini berdasarkan infor¬masi dari masyarakat dan melihat berita di internet,” akunya.
Diakuinya, mengenai waktu kejadian penangkapan diperkirakan usai sholat ashar pada Jumat Jumat (13/4). Suaminya, sambung Endah, dijemput oleh sejumlah orang dengan menggunakan mobil jenis kijang Avansa. “Dibawa kemana suami saya, sampai saat ini saya tidak tahu dan tidak pernah dikabarkan,” cetusnya.
Ibu bercadar ini mengungkapkan bahwa selama ini kehidupan keluarganya bersama suami biasanya saja seperti yang lain, tidak masuk kelompok apapun.
“Keseharian suami saya bekerja sebagai dokter gigi, dari waktu pagi buka praktek dilanjutkan sore sampai malam. Tidak per¬nah ikut kegiatan apapun di luar rumah, sa¬ban hari selalu di rumah saja praktek seba¬gai dokter gigi,” katanya. Selain itu kese¬¬harian suaminya mengantar anak kesekolah begitupun di hari libur hanya bersama keluarga tidak ada aktifitas yang mengarah seperti yang dituduhkan.
Ketika ditanyakan Apakah suaminya sebelumnya pernah keluar daerah, hal itu diakuinya. Hanya saja kepergiannya di luar daerah seperti di Jakarta dan Surabya, itupun dalam rangka berobat matanya yang mengalami gangguan, selebihnya tidak pernah kemana-mana apalagi yang berbau dan berhubungan dengan jaringan teroris sebagaimana yang diisukan atas penang¬kapan oleh Densus 88 Jumat lalu.
Soal rekan YA, dr Kamaluddin alias Ustd Yusuf, diakui ibu dari lima anak ini, hanyalah rekan suaminya yang berawal dari perkenalan di Jakarta yang meminta bantuan untuk disembuhkan penyakitnya karena tidak memiliki biaya. “Namanya Om Ridho (menyebutkan nama lain dari dr Kamaluddin alias Ustd Yusuf) teman bapak ketemuan awal di Jakarta, “ujarnya, sembari menegaskan tidak ada hubungan spesial antara suaminya dengan dr. Kamaluddin alias Ustd Yusuf yang kemudian diketahui pula bernama Ridho.
Cerita Endah dibalik pagar rumah pada sejumlah wartawan yang sejak pagi me¬nunggu Jum’t lalu itu, Ridho alias dr Kama¬luddin alias Ustd Yusuf yang ikut diaman¬kan Densus 88 bersama suaminya, berada di Bima atau menumpang dirumah¬nya seki¬ tar tiga minggu lalu. “Kebetulan tidak ada yang membantu saat praktek, suami saya memperkerjakan Om Ridho, sebagai tenaga administrasi khusus mencatat nama pasien yang antre berobat gigi, “ceritanya. Diakui Endah yang juga diketahui berprofesi sama dengan suaminya, karena dirinya tidak memiliki kerabat saat ini, sudah menghu¬bungi pengacara Tim Pengacara Muslim (TPM). Karena biasanya orang yang ditang¬kap diduga teroris yang mau membantu hanyalah TPM, “Saya sudah hubungi TPM untuk membantu suami yang diketahui telah dibawah Densus di Jakarta, “ujarnya.
Menariknya, ketika ditanya perasaan anaknya tiba-tiba tidak melihat bapanya di rumah, Endah mengaku biasa saja. Semua anaknya sudah diberitahu dengan sebenar¬nya dan tidak ditutupi bahwa YA, sudah diamankan Polisi. (GA. 334*)
Penangkapan drg. YA oleh Densus 88 Mabes Polri, karena diduga terlibat jaringan teroris, secara tegas dibantah oleh isteri drg. YA, Dwi Endah S. Kepada sejumlah warta¬wan, Sabtu (14/4), dirinya membantah keras keterlibatan suaminya pada jaringan teroris seperti informasi berhembus di berbagai media massa. “Saya kaget dan tidak menyangka suami saya ditangkap Densus 88, selama ini dia tidak pernah berbuat hal-hal yang menncurigakan, apalagi terlibat dalam jaringan teroris,” ucapnya
didam¬pingi dua anaknya. Dia begitu heran atas penangkapan suaminya tersebut dan tidak tahu menahu motifnya. “Justeru yang saya tahu penangkapan ini berdasarkan infor¬masi dari masyarakat dan melihat berita di internet,” akunya.
Diakuinya, mengenai waktu kejadian penangkapan diperkirakan usai sholat ashar pada Jumat Jumat (13/4). Suaminya, sambung Endah, dijemput oleh sejumlah orang dengan menggunakan mobil jenis kijang Avansa. “Dibawa kemana suami saya, sampai saat ini saya tidak tahu dan tidak pernah dikabarkan,” cetusnya.
Ibu bercadar ini mengungkapkan bahwa selama ini kehidupan keluarganya bersama suami biasanya saja seperti yang lain, tidak masuk kelompok apapun.
“Keseharian suami saya bekerja sebagai dokter gigi, dari waktu pagi buka praktek dilanjutkan sore sampai malam. Tidak per¬nah ikut kegiatan apapun di luar rumah, sa¬ban hari selalu di rumah saja praktek seba¬gai dokter gigi,” katanya. Selain itu kese¬¬harian suaminya mengantar anak kesekolah begitupun di hari libur hanya bersama keluarga tidak ada aktifitas yang mengarah seperti yang dituduhkan.
Ketika ditanyakan Apakah suaminya sebelumnya pernah keluar daerah, hal itu diakuinya. Hanya saja kepergiannya di luar daerah seperti di Jakarta dan Surabya, itupun dalam rangka berobat matanya yang mengalami gangguan, selebihnya tidak pernah kemana-mana apalagi yang berbau dan berhubungan dengan jaringan teroris sebagaimana yang diisukan atas penang¬kapan oleh Densus 88 Jumat lalu.
Soal rekan YA, dr Kamaluddin alias Ustd Yusuf, diakui ibu dari lima anak ini, hanyalah rekan suaminya yang berawal dari perkenalan di Jakarta yang meminta bantuan untuk disembuhkan penyakitnya karena tidak memiliki biaya. “Namanya Om Ridho (menyebutkan nama lain dari dr Kamaluddin alias Ustd Yusuf) teman bapak ketemuan awal di Jakarta, “ujarnya, sembari menegaskan tidak ada hubungan spesial antara suaminya dengan dr. Kamaluddin alias Ustd Yusuf yang kemudian diketahui pula bernama Ridho.
Cerita Endah dibalik pagar rumah pada sejumlah wartawan yang sejak pagi me¬nunggu Jum’t lalu itu, Ridho alias dr Kama¬luddin alias Ustd Yusuf yang ikut diaman¬kan Densus 88 bersama suaminya, berada di Bima atau menumpang dirumah¬nya seki¬ tar tiga minggu lalu. “Kebetulan tidak ada yang membantu saat praktek, suami saya memperkerjakan Om Ridho, sebagai tenaga administrasi khusus mencatat nama pasien yang antre berobat gigi, “ceritanya. Diakui Endah yang juga diketahui berprofesi sama dengan suaminya, karena dirinya tidak memiliki kerabat saat ini, sudah menghu¬bungi pengacara Tim Pengacara Muslim (TPM). Karena biasanya orang yang ditang¬kap diduga teroris yang mau membantu hanyalah TPM, “Saya sudah hubungi TPM untuk membantu suami yang diketahui telah dibawah Densus di Jakarta, “ujarnya.
Menariknya, ketika ditanya perasaan anaknya tiba-tiba tidak melihat bapanya di rumah, Endah mengaku biasa saja. Semua anaknya sudah diberitahu dengan sebenar¬nya dan tidak ditutupi bahwa YA, sudah diamankan Polisi. (GA. 334*)