Bima, Garda Asakota.-
Penyakit masyarakat sejenis judi Kupon Putih dari hari ke hari kian marak saja, ter¬masuk di Kecamatan Sape. Kondisi ini, tentu-saja sangat meresahkan masyarakat, apalagi bila menjelang maghrib fenomena dari aktivitas masyarakat sangat kontras dengan semangat Pemkab Bima yang menggelorakan program Membumuikan Al Quran. Tentu saja, akibat maraknya praktek Perjudian ini,
Kapolres Bima Kota menuai sorotan dari berbagai elemen masyarakat setempat, karena dianggap tidak mampu memberantas Kupon Putih di Kecamatan Sape. Padahal menurut Ipul, warga Desa Rasabou, Sape dikenal religius dan meru¬pakan benteng kejayaan Islam di wilayah Bagian Timur. “Namun saya khwatir dengan semakin maraknya kejahatan ini, dengan cepatnya akan merusak akal dan pikiran serta aqidah pemuda Islam,” cetusnya kepada wartawan. Lantaran kian maraknya praktek penyakit social yang merasahkan itu, sangatlah penting peranan aparat Kepolisian khususnya aparat kepolisian Polsek Sape dan Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS, SIK, agar tidak hanya gencar mem¬berantas Kupon Putih di wilayah tertentu saja. “Turunlah di Sape, lihat keadaan yang sebenarnya terjadi di tengah-tengah masya¬rakat,” ucap Ustadz muda ini. Menurutnya, hal yang sangat merehkan ketika warga sedang asyiknya melaksanakan ibadah shalat Maghrib, dimana hampir seluruh pe¬losok Desa se-Kecamatan Sape disibukkan dengan menunggu ‘angka’ yang keluar. “Sedangkan pada malam dan paginya harinya disibukkan dengan kajian nomor berapa yang akan di pasang. Saya menilai aparat Kepolisian tidak punya gigi untuk menangkap para bandar- bandar judi Kupon Putih, sehingga masih saja berkeliaran di masyarakat,” tandasnya. (GA. 333*)
Penyakit masyarakat sejenis judi Kupon Putih dari hari ke hari kian marak saja, ter¬masuk di Kecamatan Sape. Kondisi ini, tentu-saja sangat meresahkan masyarakat, apalagi bila menjelang maghrib fenomena dari aktivitas masyarakat sangat kontras dengan semangat Pemkab Bima yang menggelorakan program Membumuikan Al Quran. Tentu saja, akibat maraknya praktek Perjudian ini,
Kapolres Bima Kota menuai sorotan dari berbagai elemen masyarakat setempat, karena dianggap tidak mampu memberantas Kupon Putih di Kecamatan Sape. Padahal menurut Ipul, warga Desa Rasabou, Sape dikenal religius dan meru¬pakan benteng kejayaan Islam di wilayah Bagian Timur. “Namun saya khwatir dengan semakin maraknya kejahatan ini, dengan cepatnya akan merusak akal dan pikiran serta aqidah pemuda Islam,” cetusnya kepada wartawan. Lantaran kian maraknya praktek penyakit social yang merasahkan itu, sangatlah penting peranan aparat Kepolisian khususnya aparat kepolisian Polsek Sape dan Kapolres Bima Kota, AKBP. Kumbul KS, SIK, agar tidak hanya gencar mem¬berantas Kupon Putih di wilayah tertentu saja. “Turunlah di Sape, lihat keadaan yang sebenarnya terjadi di tengah-tengah masya¬rakat,” ucap Ustadz muda ini. Menurutnya, hal yang sangat merehkan ketika warga sedang asyiknya melaksanakan ibadah shalat Maghrib, dimana hampir seluruh pe¬losok Desa se-Kecamatan Sape disibukkan dengan menunggu ‘angka’ yang keluar. “Sedangkan pada malam dan paginya harinya disibukkan dengan kajian nomor berapa yang akan di pasang. Saya menilai aparat Kepolisian tidak punya gigi untuk menangkap para bandar- bandar judi Kupon Putih, sehingga masih saja berkeliaran di masyarakat,” tandasnya. (GA. 333*)