Oleh: Dr. Mariani
Mark Twain menerima sepucuk surat telegram dari suatu penerbit. Telegram itu berbunyi; “Butuh cerpen 2 halaman, dua hari”. Pesan ini se¬buah isayarat bahwa Mark orang yang tepat untuk menyampaikan materi sesuai pesan dari telegram. Kemampuan memusatkan informasi dalam rentang waktu yang lebih pendek adalah keterampilan yang sangat penting sekarang ini. Misalnya, seorang teman saya di panggil ke kantor bosnya untuk menghadiri rapat yang dijadwalkan akan berlangsung selama kira-kira
setengah jam. Ketika teman ini keluar dari elevator, ia bertemu dengan bosnya yang tengah berjalan menuju elevator lain, dan mengatakan ada masalah mendadak, jelas si bos. Teman saya sadar bahwa ia harus memadatkan waktun setengah jam tadi menjadi 20 detik sampai elevatornya mencapai lantai bawah. Sebuah topik bisnis harus disampaikan yang mendesak untuk dibicarakan selama 3 menit. Waktu 3 menit amat singkat untuk topik bisnis tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah tetapkan pendirian Anda. Susunlah sebuah pen¬da¬pat. Jangan sekedar mengemukakan seren¬tetan fakta atau kronologi historis, atau sepe¬rangkat konsep tampa bukti yang mendukung¬nya. Misalnya “Globalisasi dalam abad mendatang”, berbicaralah tentang “Survival kita sebagai bangsa tergantung pada kemampuan kita untuk mendominasi pasar dunia dalam abad mendatang.” Itu baru kepemimpinan. Selanjutnya, tulislah beberapa gagasan. Bangunlah bagan yang logis. Perincikan langkah-langkah yang perlu diambil. Dengan ide-ide yang rapi dan masih segar dalam ingatan ini, dan mulailah berpidato/berpresentasi. Jangan sampai lebih dari 3 menit. Anda pasti telah menguasai esensi dari apa yang hendak Anda bicarakan. Pernyataan, frasa, atau ide tunggal itu merangkum tema Anda. Itu adalah pesan Anda. Bisa Anda pastikan bahwa kebenaran yang sejati akan tertampilkan setiap kali Anda berbicara, asalkan kebenaran ini diuji terlebih dalu dengan latihan 8 detik. Latihan itu menjawab pertanyaan, “Apa sebenarnya aku bicarakan disini?” Anda akan dituntut mampu merumuskannya dalam waktu itu. Waktu 8 detik itu memungkinkan Anda tahu persis kapan Anda harus memulai, untuk itu Anda harus memulai dengan 3 hal pada kenyataannya seperti; pesan Anda; penggugah perhatian pendengar; buah tangan untuk pendengar”. Para pemimpin sering kali mengenali keungulan-keungulan psikologis dari bentuk pendukung dan menjelaskan apa yang mereka kehendaki, mislanya; suatu rencana tindakan pada awal maupun akhir pembicaraan, pembu¬kaan dan penutup diisi dengan tema seperti dengan tema “Globalisasi” disebut diatas, dan menerapkan 8 detik ini, “pesan” sama dengan “buah tangan untuk mendengar” Ketiganya dalam satu kalimat; “Kemampuan bertahan hidup kita sebagai bangsa mungkin tergan¬tung pada kemampuan kita mendominasi pasar dunia dalam abad mendatang”. Itulah pokok pembicaraan, esensinya, intisarinya, konsep besar, sedikit kata-kata, dan langsung ke intinya. Dari kalimat tunggal ini anda bisa membangun sebuah roket atau untaian kalung. Atau bicara 8 detik mengenai suatu masalah polusi lokal dengan topik “Sungai kita sedang sakarat”. Kita harus mengambil tindakan sekarang untuk menyelamatkan mereka sebelum terlambat. Yang menarik, jika orang pernah mengikuti atau melakukan bicara 8 detik ini ... mengurangi waktu dari 3 menit men¬jadi 8 detik, mereka tercengang melihat banyak¬nya kata-kata tak perlu yang biasa mereka gunakan untuk berbicara bahkan tentang masalah-masalah yang paling sederhana sekalipun. Artinya, berbicara 8 detik membe-ritahu kita bahwa kita semua bisa berbicara singkat. Keringkasan membuat informasi penting lebih mudah dan lebih cepat disampaikan, lebih mudah diterima, dan jauh lebih diingat-ingat. Keringkasan menghemat waktu, mendorong produktivitas dari para pemimpin untuk memimpin. Mereka pasti akan bergerak kearahnya (ke arah pimpinan) ibarat debu-debu tersedot sebuah magnit raksasa, karena ketika membuka mulut dan mulai berbicara ..... lambat, tegas, sambil menatap tajam ke arah para pendengar, sesekali berhenti untuk menandaskan kata-kata. Para pendengar menelan semua perkataannya. Sehingga kita tahu benar bahwa untuk meme¬lihara momentum Anda harus membangun gairah. Artinya yang omong kosong justru akan merusak bisnis. Tetapi kita cukup memahami sifat manusia sehingga nyaris berhasil menghancurkan dunia peradaban dan disinilah letak pelajarannya. Pelajaran itu sederhana saja, jika anda mempunyai sesuatu yang memang berharga untuk dikatakan, biarkan antusiasme dan keyakinan anda menunjukkannya. Biarkan keyakinan dan antusiasme anda nampak, zona bahaya itu akan lenyap, dan masalahnya akan membenahi diri sendiri. Zona bahaya itu lenyap ketika pesan anda terpenuhi; ketahuilah apa yang hendak anda katakan; terjemahkan apa yang anda ketahui ke dalam pesan yang bisa dimengerti oleh orang-orang dan biarkan pesan itu membangun daya dan intensitas dalam keseluruhan presntasi Anda. Topik ini mengajarkan kita bagaimana kita memulai presntasi dan bahasan awal kata pembukaan, kita rimuskan sebagai “membalik ombak”. Dengan kata lain. Memulailah dengan bagian penutupnya, seakan-akan Anda menunggangi ombak, kemudian berselancarlah selama sisa presentasi. Untuk menghilangkan zona bahaya tadi, kita harus mengerahkan energi, kita buat bolanya menggelinding, lalu kita tendang hingga mendaki bukit. Dengan kata lain “energi bergerak keatas”. Jelaslah bahwa walaupun rancangan presentasi bekerja berdasarkan prinsip membalik omba, prinsip energi, bekerja berdasarkan prinsip ombak standar mengukin ini kedengaran seperti paradoks tetapi kedua-duannya digabungkan akan menciptakan karya yang sangat kuat. Ingat bahwa presentasi yang baik mempunyai pembukaan yang kuat dan bagus dalam desainya, dan mempunyai penutup yang kuat dan bagus dalam energinya. Trik yang dapat ditawarkan untuk melenyap¬kan zona bahaya ada tiga cara; bersiap-siap (persiapan) yang matang; menerapkan formula POWER; dan memperhatikan benar apa yang hendak Anda katakan. Bukannya bagaimana penampilan Anda. Dan usahakan jangan sampai Anda terengah-engah di bagian akhir presentasi Anda. Bagi kebanyakan orang, berpidato dengan catatan atau outline atau bahkan tampa persiapan adalah lebih efektif dan tentu saja lebih bisa dipercaya. Karena tidak semua orang suka mendengar pidato dengan jelas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Niscaya kesan seakan-akan sangat menjemukan, sekalipun kata-kata yang ditulis hebat dan penyajian presntasi sendiri akan gagal. Akhirnya kita bisa menyusun pesan bisnis yang konsisten, membuang sebagian slide dan overhead, memperpendek presentasi, berlatih dasar-dasar keterampilan berpresentasi, merancang ulang satu dua alat bantu visual yang masih tersisa, mulai menggunakan bukti anekdotal, memperkenalkan gaya konversa¬sional, mengutarakan pokok pembicaraan dengan cepat, mengakhiri presentasi dengan kuat dan sebagainya. Kemudian pimpinan/manajemen puncak menugaskan mereka kembali kelapangan. Aku tidak mengaku berjasa atas keberha¬silan bisnis itu, sekalipun sebenarnya ingin. Perushaan itu membuat produk yang baik. Mereka memang mampu mempertahankan kualitas, sementara memotong biaya-biaya dan manajemen mengambil langkah-langkah yang tepat pada saat yang tepat pula. Aku yakin, keberhasilan dalam bisnis kami adalah berkat usaha keras kami agar presentasi-presensi kami mudah dipahami dan diingat. Seperti biasa, tujuan kami adalah kesederhanaan, penghe¬matan dan fokus. Aku, Anda pada audiens adalah menjadi seorang peterjemah. Inilah nilai tambah yang diberikan oleh penyaji yang baik pada pendengarnya. Penterjemah juga merupakan mesin yang menggerakkan si coket . Penterjemah harus dengan cermat menegas¬kan setiap tahap, menjelaskan alasan-alasan, tidak mengajukan asumsi apapun, dan memantau kemajuan dengan jalan tidak henti-hentinya bertanya, “Apakah aku sendiri bisa menangkap hal itu andai kata aku hadir di sana dan mendengarkan presentasi/pidato sendiri?”. Taktik ini tidak hanya bermanfaat bagi manajemen, tetapi juga mendorong pembicara untuk berkomunikasi sebagai seorang pemim¬pin. Ciptakan sesuatu model masa mendatang yang akan memungkinkan kita mengambil berbagai keputusan sekarang ini. Praktis setiap presentasi yang ia, Anda sampaikan difokuskan pada tema sederhana. Akhirnya ia, anda dikenal luas sebagai “CEO Pendidikan”, Ia mengambil sikap, dan apa pun yang ia bicarakan, topiknya hanyalah cara lain untuk mengatakan bahwa kita harus meningkatkan proses pendidikan di negeri ini, demi bisnis, demi negara, dan dunia. Artinya, Aku, anda, menetapkan pendirian ketika menggunakan kekuatan persuasif logika untuk membantu orang-orang melihat masalah itu sebagaimana Aku, anda melihatnya, kemudian mengambil tindakan untuk membenahinya. “Aku, Anda adalah Pemimpin.” Rabu, 11 April 2012
Mark Twain menerima sepucuk surat telegram dari suatu penerbit. Telegram itu berbunyi; “Butuh cerpen 2 halaman, dua hari”. Pesan ini se¬buah isayarat bahwa Mark orang yang tepat untuk menyampaikan materi sesuai pesan dari telegram. Kemampuan memusatkan informasi dalam rentang waktu yang lebih pendek adalah keterampilan yang sangat penting sekarang ini. Misalnya, seorang teman saya di panggil ke kantor bosnya untuk menghadiri rapat yang dijadwalkan akan berlangsung selama kira-kira
setengah jam. Ketika teman ini keluar dari elevator, ia bertemu dengan bosnya yang tengah berjalan menuju elevator lain, dan mengatakan ada masalah mendadak, jelas si bos. Teman saya sadar bahwa ia harus memadatkan waktun setengah jam tadi menjadi 20 detik sampai elevatornya mencapai lantai bawah. Sebuah topik bisnis harus disampaikan yang mendesak untuk dibicarakan selama 3 menit. Waktu 3 menit amat singkat untuk topik bisnis tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah tetapkan pendirian Anda. Susunlah sebuah pen¬da¬pat. Jangan sekedar mengemukakan seren¬tetan fakta atau kronologi historis, atau sepe¬rangkat konsep tampa bukti yang mendukung¬nya. Misalnya “Globalisasi dalam abad mendatang”, berbicaralah tentang “Survival kita sebagai bangsa tergantung pada kemampuan kita untuk mendominasi pasar dunia dalam abad mendatang.” Itu baru kepemimpinan. Selanjutnya, tulislah beberapa gagasan. Bangunlah bagan yang logis. Perincikan langkah-langkah yang perlu diambil. Dengan ide-ide yang rapi dan masih segar dalam ingatan ini, dan mulailah berpidato/berpresentasi. Jangan sampai lebih dari 3 menit. Anda pasti telah menguasai esensi dari apa yang hendak Anda bicarakan. Pernyataan, frasa, atau ide tunggal itu merangkum tema Anda. Itu adalah pesan Anda. Bisa Anda pastikan bahwa kebenaran yang sejati akan tertampilkan setiap kali Anda berbicara, asalkan kebenaran ini diuji terlebih dalu dengan latihan 8 detik. Latihan itu menjawab pertanyaan, “Apa sebenarnya aku bicarakan disini?” Anda akan dituntut mampu merumuskannya dalam waktu itu. Waktu 8 detik itu memungkinkan Anda tahu persis kapan Anda harus memulai, untuk itu Anda harus memulai dengan 3 hal pada kenyataannya seperti; pesan Anda; penggugah perhatian pendengar; buah tangan untuk pendengar”. Para pemimpin sering kali mengenali keungulan-keungulan psikologis dari bentuk pendukung dan menjelaskan apa yang mereka kehendaki, mislanya; suatu rencana tindakan pada awal maupun akhir pembicaraan, pembu¬kaan dan penutup diisi dengan tema seperti dengan tema “Globalisasi” disebut diatas, dan menerapkan 8 detik ini, “pesan” sama dengan “buah tangan untuk mendengar” Ketiganya dalam satu kalimat; “Kemampuan bertahan hidup kita sebagai bangsa mungkin tergan¬tung pada kemampuan kita mendominasi pasar dunia dalam abad mendatang”. Itulah pokok pembicaraan, esensinya, intisarinya, konsep besar, sedikit kata-kata, dan langsung ke intinya. Dari kalimat tunggal ini anda bisa membangun sebuah roket atau untaian kalung. Atau bicara 8 detik mengenai suatu masalah polusi lokal dengan topik “Sungai kita sedang sakarat”. Kita harus mengambil tindakan sekarang untuk menyelamatkan mereka sebelum terlambat. Yang menarik, jika orang pernah mengikuti atau melakukan bicara 8 detik ini ... mengurangi waktu dari 3 menit men¬jadi 8 detik, mereka tercengang melihat banyak¬nya kata-kata tak perlu yang biasa mereka gunakan untuk berbicara bahkan tentang masalah-masalah yang paling sederhana sekalipun. Artinya, berbicara 8 detik membe-ritahu kita bahwa kita semua bisa berbicara singkat. Keringkasan membuat informasi penting lebih mudah dan lebih cepat disampaikan, lebih mudah diterima, dan jauh lebih diingat-ingat. Keringkasan menghemat waktu, mendorong produktivitas dari para pemimpin untuk memimpin. Mereka pasti akan bergerak kearahnya (ke arah pimpinan) ibarat debu-debu tersedot sebuah magnit raksasa, karena ketika membuka mulut dan mulai berbicara ..... lambat, tegas, sambil menatap tajam ke arah para pendengar, sesekali berhenti untuk menandaskan kata-kata. Para pendengar menelan semua perkataannya. Sehingga kita tahu benar bahwa untuk meme¬lihara momentum Anda harus membangun gairah. Artinya yang omong kosong justru akan merusak bisnis. Tetapi kita cukup memahami sifat manusia sehingga nyaris berhasil menghancurkan dunia peradaban dan disinilah letak pelajarannya. Pelajaran itu sederhana saja, jika anda mempunyai sesuatu yang memang berharga untuk dikatakan, biarkan antusiasme dan keyakinan anda menunjukkannya. Biarkan keyakinan dan antusiasme anda nampak, zona bahaya itu akan lenyap, dan masalahnya akan membenahi diri sendiri. Zona bahaya itu lenyap ketika pesan anda terpenuhi; ketahuilah apa yang hendak anda katakan; terjemahkan apa yang anda ketahui ke dalam pesan yang bisa dimengerti oleh orang-orang dan biarkan pesan itu membangun daya dan intensitas dalam keseluruhan presntasi Anda. Topik ini mengajarkan kita bagaimana kita memulai presntasi dan bahasan awal kata pembukaan, kita rimuskan sebagai “membalik ombak”. Dengan kata lain. Memulailah dengan bagian penutupnya, seakan-akan Anda menunggangi ombak, kemudian berselancarlah selama sisa presentasi. Untuk menghilangkan zona bahaya tadi, kita harus mengerahkan energi, kita buat bolanya menggelinding, lalu kita tendang hingga mendaki bukit. Dengan kata lain “energi bergerak keatas”. Jelaslah bahwa walaupun rancangan presentasi bekerja berdasarkan prinsip membalik omba, prinsip energi, bekerja berdasarkan prinsip ombak standar mengukin ini kedengaran seperti paradoks tetapi kedua-duannya digabungkan akan menciptakan karya yang sangat kuat. Ingat bahwa presentasi yang baik mempunyai pembukaan yang kuat dan bagus dalam desainya, dan mempunyai penutup yang kuat dan bagus dalam energinya. Trik yang dapat ditawarkan untuk melenyap¬kan zona bahaya ada tiga cara; bersiap-siap (persiapan) yang matang; menerapkan formula POWER; dan memperhatikan benar apa yang hendak Anda katakan. Bukannya bagaimana penampilan Anda. Dan usahakan jangan sampai Anda terengah-engah di bagian akhir presentasi Anda. Bagi kebanyakan orang, berpidato dengan catatan atau outline atau bahkan tampa persiapan adalah lebih efektif dan tentu saja lebih bisa dipercaya. Karena tidak semua orang suka mendengar pidato dengan jelas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Niscaya kesan seakan-akan sangat menjemukan, sekalipun kata-kata yang ditulis hebat dan penyajian presntasi sendiri akan gagal. Akhirnya kita bisa menyusun pesan bisnis yang konsisten, membuang sebagian slide dan overhead, memperpendek presentasi, berlatih dasar-dasar keterampilan berpresentasi, merancang ulang satu dua alat bantu visual yang masih tersisa, mulai menggunakan bukti anekdotal, memperkenalkan gaya konversa¬sional, mengutarakan pokok pembicaraan dengan cepat, mengakhiri presentasi dengan kuat dan sebagainya. Kemudian pimpinan/manajemen puncak menugaskan mereka kembali kelapangan. Aku tidak mengaku berjasa atas keberha¬silan bisnis itu, sekalipun sebenarnya ingin. Perushaan itu membuat produk yang baik. Mereka memang mampu mempertahankan kualitas, sementara memotong biaya-biaya dan manajemen mengambil langkah-langkah yang tepat pada saat yang tepat pula. Aku yakin, keberhasilan dalam bisnis kami adalah berkat usaha keras kami agar presentasi-presensi kami mudah dipahami dan diingat. Seperti biasa, tujuan kami adalah kesederhanaan, penghe¬matan dan fokus. Aku, Anda pada audiens adalah menjadi seorang peterjemah. Inilah nilai tambah yang diberikan oleh penyaji yang baik pada pendengarnya. Penterjemah juga merupakan mesin yang menggerakkan si coket . Penterjemah harus dengan cermat menegas¬kan setiap tahap, menjelaskan alasan-alasan, tidak mengajukan asumsi apapun, dan memantau kemajuan dengan jalan tidak henti-hentinya bertanya, “Apakah aku sendiri bisa menangkap hal itu andai kata aku hadir di sana dan mendengarkan presentasi/pidato sendiri?”. Taktik ini tidak hanya bermanfaat bagi manajemen, tetapi juga mendorong pembicara untuk berkomunikasi sebagai seorang pemim¬pin. Ciptakan sesuatu model masa mendatang yang akan memungkinkan kita mengambil berbagai keputusan sekarang ini. Praktis setiap presentasi yang ia, Anda sampaikan difokuskan pada tema sederhana. Akhirnya ia, anda dikenal luas sebagai “CEO Pendidikan”, Ia mengambil sikap, dan apa pun yang ia bicarakan, topiknya hanyalah cara lain untuk mengatakan bahwa kita harus meningkatkan proses pendidikan di negeri ini, demi bisnis, demi negara, dan dunia. Artinya, Aku, anda, menetapkan pendirian ketika menggunakan kekuatan persuasif logika untuk membantu orang-orang melihat masalah itu sebagaimana Aku, anda melihatnya, kemudian mengambil tindakan untuk membenahinya. “Aku, Anda adalah Pemimpin.” Rabu, 11 April 2012