Bima, Garda Asakota.-
Kendala sarana pelabuhan yang selama ini menjadi harapan warga Desa Karampi dan Desa pemekaran Sarae Ruma di wilayah Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima sebagai tempat bongkar muat barang dan pengangkutan penumpang speedboat, dalam waktu dekat segera teratasi. Tahun anggaran 2013 ini, Pemkab Bima melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan
(Dishubkominfo) mem¬programkan pembangunan dua unit der¬maga mini yang diharapkan akan memper¬mudah proses pengangkutan penumpang dan bongkar muat barang di wilayah pesisir kecamatan Langgudu. “Dermaga ini nantinya akan mengatasi kesulitan masyarakat perairan terutama di beberapa Desa di Kecamatan Langgudu. Tahun 2013 ini dibangun dua unit dermaga mini untuk speedboat bersandar saat menaikan dan menurunkan penumpang dan bongkar muat barang,” kata Kepala Dishub dan Kominfo Kabupaten Bima, Zunaidin, S.Sos., MM, ketika meninjau lokasi der¬maga tersebut, Minggu lalu (20/1). Pembangunan dermaga di dua desa tersebut menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dan APBD Tahun 2013. Dermaga mini yang dibangun ini konsepnya sama dengan dermaga umumnya. Makanya, saat ini sedang melakukan survey awal untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan secara teknis dimana nanti titik dermaga didirikan. Lutfi S.Sos Kabid Laut dan Arief Rachman Kasubag Program Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Bima, menambahkan bahwa dibangunnya dermaga mini karena selama ini masyarakat perairan di desa-desa pesisir itu naik dan turun melalui jembatan kayu, sehingga cukup menyulitkan karena sebagain dari jembatan tersebut sudah dalam kondisi rapuh. “Dengan dermaga mini yang akan dibangun ini tentu akan mempermudah aktivitas masyarakat,” kata Lutfi yang belum lama dilantik sebagai Kadishubko¬minfo. Menurutnya, dermaga yang ada saat ini kondisinya belum standar, dan selain di dua desa ini, direncanakan setiap tahun akan dibangun dermaga mini di kecamatan wilayah perairan lainnya. Program ini penting, sebab sebagai daerah yang hampir 80 persen perairan, keberadaan sebuah dermaga angkutan memang sangat penting, apalagi selama ini warga menjadikan jembatan kayu sebagai tempat aktivitas bongkar muat penumpang dan barang. (GA. 212*)
Kendala sarana pelabuhan yang selama ini menjadi harapan warga Desa Karampi dan Desa pemekaran Sarae Ruma di wilayah Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima sebagai tempat bongkar muat barang dan pengangkutan penumpang speedboat, dalam waktu dekat segera teratasi. Tahun anggaran 2013 ini, Pemkab Bima melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan
(Dishubkominfo) mem¬programkan pembangunan dua unit der¬maga mini yang diharapkan akan memper¬mudah proses pengangkutan penumpang dan bongkar muat barang di wilayah pesisir kecamatan Langgudu. “Dermaga ini nantinya akan mengatasi kesulitan masyarakat perairan terutama di beberapa Desa di Kecamatan Langgudu. Tahun 2013 ini dibangun dua unit dermaga mini untuk speedboat bersandar saat menaikan dan menurunkan penumpang dan bongkar muat barang,” kata Kepala Dishub dan Kominfo Kabupaten Bima, Zunaidin, S.Sos., MM, ketika meninjau lokasi der¬maga tersebut, Minggu lalu (20/1). Pembangunan dermaga di dua desa tersebut menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dan APBD Tahun 2013. Dermaga mini yang dibangun ini konsepnya sama dengan dermaga umumnya. Makanya, saat ini sedang melakukan survey awal untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan secara teknis dimana nanti titik dermaga didirikan. Lutfi S.Sos Kabid Laut dan Arief Rachman Kasubag Program Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Bima, menambahkan bahwa dibangunnya dermaga mini karena selama ini masyarakat perairan di desa-desa pesisir itu naik dan turun melalui jembatan kayu, sehingga cukup menyulitkan karena sebagain dari jembatan tersebut sudah dalam kondisi rapuh. “Dengan dermaga mini yang akan dibangun ini tentu akan mempermudah aktivitas masyarakat,” kata Lutfi yang belum lama dilantik sebagai Kadishubko¬minfo. Menurutnya, dermaga yang ada saat ini kondisinya belum standar, dan selain di dua desa ini, direncanakan setiap tahun akan dibangun dermaga mini di kecamatan wilayah perairan lainnya. Program ini penting, sebab sebagai daerah yang hampir 80 persen perairan, keberadaan sebuah dermaga angkutan memang sangat penting, apalagi selama ini warga menjadikan jembatan kayu sebagai tempat aktivitas bongkar muat penumpang dan barang. (GA. 212*)