Ketua DPD ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka.
Mataram, Garda Asakota.-
Munculnya dualisme Kepemimpinan di
tubuh Badan Promosi Pariwisata Daerah antara Kepemimpinan Faozan Zakariah yang
lahir dari hasil penunjukan Forum Rapat Musyawarah BPPD yang dihadiri Sekda
Provinsi NTB dan Kepemimpinan Lalu Hadi Faesal yang lahir dari hasil voting
peserta musyawarah, cukup membuat gusar banyak kalangan. Setelah sebelumnya pihak
Komisi II DPRD Provinsi NTB mengecam keras adanya dugaan intervensi dari kalangan
Eksekutif Pemprov NTB yang dinilai terlalu mengintervensi Kepengurusan Badan
tersebut, kini hal yang sama juga datang dari Ketua DPD ASITA Provinsi NTB, Dewantoro
Umbu Joka, melontarkan pandangannya terhadap BPPD NTB.
Kepada wartawan media ini, Dewantoro,
berharap agar lembaga BPPD sebagai salah satu lembaga yang membangun pencitraan
pariwisata NTB di mata dunia tidak boleh mengalami kekisruhan yang berkepanjangan
karena hal tersebut akan mengganggu tugas pokok dan fungsi BPPD dalam membangun
pencitraan pariwisata dalam peningkatan pendapatan sektor kepariwisataan bagi
daerah.
“Tentunya sebagai lembaga yang
membangun citra pariwisata NTB di mata dunia, lembaga ini tidak semestinya
kisruh dan Pemerintah Daerah mestinya harus memberikan perannya dalam
menjembatani ruang komunikasi diantara kedua kubu ini untuk menemukan jalan
keluar yang pas. Pasti ada jalan keluarnya,” saran Ketua DPD ASITA NTB,
Dewantoro Umbu Joka, kepada wartawan media ini, Senin 02 April 2018, di Hotel
Golden Palace Kota Mataram.
Pihaknya sangat berharap agar peran
BPPD NTB dalam membangun citra Pariwisata NTB dimata dunia kedepannya bisa lebih
baik dari tahun sebelumnya. “Tentunya sesuai dengan tupoksi mereka yakni
bagaimana membangun citra NTB yang baik guna peningkatan minat kunjungan wisatawan
di NTB,” ujarnya. (GA. 211/215*).
Baca Juga Berita Terkait :