Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, drh H Aminurrahman M Si., didampingi Kabag Pemberitaan Biro Humas Setda Provinsi NTB, Lalu Ismunandar.
Mataram, Garda Asakota.-
Transaksi perdagangan untuk sektor
peternakan pada tahun 2017 di Provinsi NTB mencapai angka Rp3,01 Trilyun
berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi NTB.
Sementara di tahun 2018 ini, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB, drh H Aminurrahman M Si., mengatakan target Pendapatan Asli Daerah (PAD)
untuk sektor Peternakan ini adalah sebesar Rp1,005 Milyar.
“Target PAD sebesar Rp1,005 M ini
ditargetkan dari berbagai aspek pemanfaatan asset seperti holding ground untuk
kandang pengiriman ternak keluar daerah, pelayanan kesehatan laboratorium, dan dari
produksi mani beku. Pemerintah Kabupaten dan Kota di NTB juga memiliki target
masing-masing dari sektor peternakan ini,” jelas Aminurrahman saat menggelar
konferensi pers yang difasilitasi oleh Biro Humas Setda Provinsi NTB, Rabu 04
Apri 2018.
Kontribusi usaha peternakan sapi di
NTB terhadap pengembangan sapi dan kebutuhan daging dalam daerah dan Nasional,
menurut Aminurrahman, berkontribusi sangat signifikan dimana setiap tahunnya
NTB mengirimkan sapi potong rata-rata 16.500 ekor dan sapi bibit 12.000 ekor
dengan tujuan ke berbagai Provinsi di Indonesia.
Sementara untuk tingkat konsumsi
masyarakat NTB terhadap produk peternakan terutama yang berasal dari daging dan
telur, kata Aminurrahman, menunjukkan trend yang meningkat dari 2,9 kg/kap/thn
dalam tahun 2016 untuk daging sapi dan kerbau menjadi 2,93 kg/kap/thn di tahun
2017.
Demikian pula untuk konsumsi daging
unggas seperti ayam ras, buras, dan itik, juga mengalami peningkatan sebesar
57,41 % dari 4,65 kg/kap/thn menjadi 8,01 kg/kap/thn. Sedangkan untuk konsumsi
telur di NTB saat ini 6,6 kg/kap/thn untuk telur ayam ras dan 1,24 kg/kap/thn
untuk telur ayam buras serta 0,20 kg/kap/thn untuk telur itik.
“Meningkatnya konsumsi masyarakat ini
diakibatkan oleh daya beli dan pendapatan masyarakat terutama masyarakat
pedesaan yang semakin baik. Tingkat kesejahteraan masyarakat peternak di NTB
tercermin dalam Indeks Nilai Tukar Petani Sub Sektor Peternakan yang secara
rutin di relase oleh BPS NTB yaitu 117,98 poin di tahun 2016, naik menjadi
120,60 poin di tahun 2017. Release terakhir bulan Januari-Maret 2018, Indeks
Nilai tukar Petani Sub Sektor Peternakan adalah 121,10 poin dengan total nilai
transaksi perdagangan mencapai angka Rp3,01 trilyun,” tandasnya. (GA. 211*).