Wakil Bupati Bima, Drs H Dahlan HMN, sesaat sebelum menemui ratusan petani bawang Kabupaten Bima yang melakukan aksi demonstrasi anjloknya harga bawang beberapa lalu di Kabupaten Bima.
Mataram, Garda Asakota.-
Ratusan petani bawang di Kabupaten Bima menjerit akibat harga jual bawang anjlok di pasaran. Bahkan hasil penjualan bawang mereka tidak mencukupi untuk menutupi ongkos produksi penanaman bawang hingga panennya.
Menyikapi maraknya keluhan ratusan petani bawang Kabupaten Bima ini, Wakil Bupati Bima, Drs H Dahlan HMN, mengatakan pihaknya pasca menerima aksi demonstrasi ratusan petani bawang beberapa lalu di Kantor Bupati Bima Kecamatan Woha, langsung bergerak cepat melakukan upaya lobi dan komunikasi dengan pihak Kementerian Pertanian di Jakarta terkait dengan keluhan para petani bawang tersebut.
“Kita sudah mengutus Kepala Dinas
Pertanian dan Kepala Bagian Ekonomi ke Kementerian Pertanian Pusat, Kementerian
Perekonomian dan Menteri Perdagangan serta Tim Ekonomi Jokowi untuk melakukan
lobi dan komunikasi terkait dengan keluhan para petani ini,” kata Wabup Dahlan
kepada wartawan media ini di Kota Mataram, Kamis 27 September 2018.
Pihaknya menduga, anjloknya harga jual
bawang ini lebih disebabkan karena faktor produksi bawang yang melimpah. “Produksi
bawang ini tidak hanya di Kabupaten Bima saja. Produksi bawang juga terjadi di
Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi sehingga stok bawang melimpah yang mengakibatkan
harga anjlok,” duga Wabup Dahlan.
Pihaknya mengaku sangat prihatin
dengan anjloknya harga bawang petani ini dan mengaku tidak akan tinggal diam
melihat keadaan yang dialami petani.
“Oleh karenanya kita tetap berupaya untuk membangun komunikasi dengan Bulog agar bawang petani ini dapat ditampung oleh Bulog dengan harga yang sesuai. Hanya saja permasalahannya, untuk melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga bawang ini butuh anggaran yang tidak sedikit. Disamping itu, sebelumnya juga opsi ini juga pernah dilakukan yakni Bulog menampung produksi bawang petani untuk dibawa ke Jakarta, namun sesampai di Jakarta, bawang petani itu tidak bertahan lama atau dalam keadaan busuk. Hal ini juga yang menyebabkan Bulog tidak mau menampung lagi produk bawang petani. Tapi Insha Alloh, upaya untuk membantu petani bawang ini akan terus kita upayakan, semoga saja ada jalannya,” pungkas Wabup. (GA. Imam*)
“Oleh karenanya kita tetap berupaya untuk membangun komunikasi dengan Bulog agar bawang petani ini dapat ditampung oleh Bulog dengan harga yang sesuai. Hanya saja permasalahannya, untuk melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga bawang ini butuh anggaran yang tidak sedikit. Disamping itu, sebelumnya juga opsi ini juga pernah dilakukan yakni Bulog menampung produksi bawang petani untuk dibawa ke Jakarta, namun sesampai di Jakarta, bawang petani itu tidak bertahan lama atau dalam keadaan busuk. Hal ini juga yang menyebabkan Bulog tidak mau menampung lagi produk bawang petani. Tapi Insha Alloh, upaya untuk membantu petani bawang ini akan terus kita upayakan, semoga saja ada jalannya,” pungkas Wabup. (GA. Imam*)