Kepala Sekolah MAN 2 Model Kota Mataram, H Lalu Syauki MS,
Kota Mataram, Garda Asakota.-
Mendapatkan pendidikan yang berimbang
antara pendidikan agama dan pendidikan ilmu pengetahuan umum lainnya menjadi
salah satu prioritas para orang tua siswa saat sekarang ini ditengah derasnya
arus kehidupan modernisme.
Sehingga dengan dasar keberimbangan
itulah, maka tidak mengherankan banyak para orang tua siswa yang mendaftarkan
anaknya masuk di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) seperti MAN 2 Model Kota Mataram.
Sejak pendaftaran jalur reguler
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MAN 2 Model Kota Mataram dibuka sejak
tanggal 17 Juni 2019 hingga hari kedua pendaftaran tanggal 18 Juni 2019,
pendaftar di MAN 2 Model Kota Mataram sudah mencapai kisaran angka 700-an lebih
pendaftar.
“Sementara yang diterima nantinya
adalah sekitar 218 orang pendaftar dari jalur regular dan sekitar 72 orang dari
jalur prestasi. Jumlah siswa yang diterima ini nantinya akan dibagi kedalam
enam (6) kelas dengan rata-rata jumlah per kelasnya sekitar 36 orang,” ujar
Kepala Sekolah MAN 2 Model Kota Mataram, H Lalu Syauki MS, kepada wartawan
media ini Selasa 18 Juni 2019 di MAN 2 Model Kota Mataram.
Terbatasnya jumlah siswa yang
diterima menurutnya disebabkan karena keterbatasan ruangan kelas yang tersedia
di MAN 2 Model Kota Mataram. “Ditambah lagi adanya larangan untuk melakukan
double shift,” cetusnya.
MAN 2 Model Kota Mataram diakuinya
saat sekarang ini menjadi salah satu magnit sekolah madrasah yang digandrungi
para orang tua siswa. Disamping mendapatkan keberimbangan antara pelajaran
agama dengan pelajaran ilmu pengetahuan umum lainnya, siswa MAN 2 Model Kota
Mataram, juga memiliki segudang prestasi yang tidak kalah dengan
sekolah-sekolah umum lainnya.
“Bahkan baru-baru ini siswa-siswi MAN
2 Model Kota Mataram berhasil menjuari Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat
Nasional di Bali dan akan mewakili Indonesia untuk mengikuti Lomba Debat Bahasa
Inggris di Sydney Australia sekitar bulan Agustus nanti yang diadakan oleh
Kedutaan Besar Australia,” ujarnya bangga.
Hanya saja, pihaknya mengeluhkan soal
kendala biaya memberangkatkan siswa-siswinya itu untuk mengikuti lomba debat
bahasa Inggris ke Australia. “Anggaran yang dimiliki Sekolah sangat terbatas,
sementara untuk memberangkatkan sekitar lima (5) orang ke Sydney ini butuh
anggaran besar sekitar Rp150 juta. Moga saja kendala ini bisa teratasi sehingga
kami bisa berangkatkan siswa-siswi ini mengikuti lomba debat bahasa Inggris di
Sydney Australia,” pungkasnya. (GA.211/215*)