Salah satu calon pemuda pelopor, Dipati, S.Pd, berpose bersama dewan juri, Sekcam Bolo dan Kades Rasabou Kecamatan Bolo. |
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima Provinsi NTB, Selasa (30/7), melalui Tim Dewan Juri mulai melakukan penilaian terhadap tiga pemuda di tiga Kecamatan untuk dipilih menjadi pemuda pelopor yang akan dikirim ke tingkat Provinsi hingga ke tingkat Nasional. Tim yang di SK kan oleh Bupati Bima itu terdiri dari, DR. Amran Amir, M.Pd, Bohri Rahman, ST, DR. Rusli, Julhaedin, MM (Rangga Babuju), Khaerun Yasin, M. Ec. Dev, Mustamin, SH, A. Wahab, SH, dan Muzakkir NS, S.Ag.
"Hari ini Tim Dewan Juri sudah mulai melaksanakan rangkaian penilaian calon pemuda pelopor di lapangan," kata Plt Kabag Kesra Setda Kabupaten Bima, Drs. H. Zainuddin, MM.
Kabag Kesra Setda Kabupaten Bima, Drs. Zainuddin, MM, bersama Sekretaris Dewan Juri, Bohri Rahman, ST. |
Kabag Kesra menjelaskan bahwa di Kabupaten Bima tahun ini hanya ada tiga calon peserta Pemuda Pelopor yang akan dinilai. Diakuinya, tingkat partisipasi warga ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Mereka adalah Dedi Ardiyansyah, S.Pd, Desa Baralau Kecamatan Monta, bidang Kepeloporan Agama, Sosial, dan Budaya. Kemudian Dipati, S.Pd, Desa Rasabou Kecamatan Bolo bidang Kepeloporan Pendidikan dan Adi Sofiyan, S.Kep, Ners, Desa Belo Kecamatan Palibelo, bidang Kepeloporan Pengelolaan SDA dan Pariwisata.
Menurutnya, seleksi pemuda pelopor adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun untuk memberikan apresiasi kepada pemuda atas prestasi dan kontribusi kepeloporan dalam kemajuan masyarakat di lingkungan nya.
Meski demikian, dia berharap kepada Dewan Juri yang di SK kan oleh Bupati Bima, tidak hanya melakukan penilaian, tetapi juga dapat memberikan spirit dan pembinaan kepada para calon Pemuda Pelopor. "Disamping dewan juri melakukan penilaian, mohon mereka dibina, disupport agar tetap berkobar semangat kepeloporannya," katanya didampingi Sekretaris Dewan Juri, Bohri Rahman, ST.
Tahun lalu, lanjutnya pemuda pelopor Kabupaten Bima mendapatkan juara 2 tingkat NTB. Pihaknya optimis untuk tahun ini Kabupaten Bima akan menjuarai bidang kepeloporan tingkat Propinsi NTB hingga tembus ke tingkat Nasional.
Pantauan langsung wartawan, sekitar pukul 10.30 Wita, panitia dan dewan juri tiba di Desa Rasabou Kecamatan Bolo. Di desa ini Tim Juri melihat dan mewawancara secara langsung seorang pemuda, Dipati, S.Pd, yang mempelopori bidang Pendidikan.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) "Sarangge" Baca Bima adalah suatu karya nyata yang diinisiasi dan diprakarsai oleh dirinya untuk menghimpun generasi muda khususnya kalangan anak-anak.
"Ide dasar saya mendirikan TBM ini karena resah dengan kondisi generasi saat ini yang jauh dari harapan. Makanya, muncul gagasan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat "Sarangge" Baca Bima, daripada Sarangge dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti ngerumpi dan sebagainya, makanya kami arahkan untuk hal-hal yang positif," ujarnya.
Salah satu tujuan dirinya mendirikan TBM ini adalah untuk menanamkan kesadaran membaca sejak dini kepada masyarakat. "Paling tidak anak-anak akan terbiasa membaca buku sebelum mereka bermain," katanya. Selain itu, kata dia, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan pihaknya untuk menghimpun generasi ini seperti yasinan bersama dan menanamkan semangat hidup bersih pada anak-anak. "TBM "Sarangge Baca" juga membagikan buku dan Al-Quran kepada anak-anak," akunya.
Usai melakukan proses pendalaman dan sekaligus pembinaan kepada Adipati, sekitar pukul 12.35 tim kemudian bergerak menuju Desa Belo Kecamatan Palibelo untuk memantau secara langsung aktivitas, Adi Sofyan, S. Kep, Ners, calon pemuda pelopor bidang pengelolaan SDA, Lingkungan, dan Pariwisata.
Menariknya, Adi Sofyan dengan komunitas Coco Bolanya, memanfaatkan dan mengubah limbah botol plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat seperti membuat tempat sampah, kursi mini, meja mini, lampion dan kreasi lainnya.
Kepada dewan juri, Adi menjelaskan latar belakang pihaknya sehingga bisa menghasilkan kreativitas seperti itu. Awalnya hanya iseng-iseng dirinya kepada rekan-rekannya di komunitas futsal.
"Saya melihat di pinggir jalan banyak menemukan sampah plastik, daripada merusak pandangan bagaimana kalau sampah plastik ini dibuat menjadi sesuatu yang bermanfaat. Nah, langkah awal saat itu dengan membuat beberapa bak sampah, kemudian diserahkan ke Pemerintah Desa," katanya. "Kami juga mengedukasi ke masyarakat bahwa sampah itu bisa didaur ulang dan punya nilai jual. Kami mengajak generasi muda sehingga komunitas saat ini berjumlah 30-an orang," sambungnya.
Bahkan diakuinya, saat safari Ramadhan Pemprov NTB beberapa waktu lalu, Gubernur Zul ingin melihat secara langsung hasil kreasi dari komunitas Coco Bola karena diakuinya apa yang dilakukan pihaknya selaras dengan program Zero Waste yang gaungkan oleh Gubernur NTB. "Karena ketertarikannya saat itu bapak Gubernur langsung memesan 1.000 unit bak sampah," kenangnya.
Sementara itu, bermodalkan semangat dan tujuan untuk mengangkat citra budaya daerah sendiri, Dedi Ardyansyah, S.Pd, mempelopori anak-anak muda di Desa Baralau Kecamatan Monta untuk mendirikan Sanggar Seni Mangge Ncuhi.
"Selain untuk meredam pergaulan bebas anak muda seperti pengaruh Narkoba. Komunitas ini juga dirikan sebagai wadah generasi muda Baralau untuk menggeluti budaya sendiri dan mengembangkan kreasi seni sebagai bentuk upaya pelestarian," ujar Dedi saat menyambut kedatangan Tim Juri di rumah Sanggar Seni Mangge Ncuhi Desa Baralau, Selasa siang.
Dedi mengaku komunitasnya tidak hanya sekedar eksis di lingkungannya, bahkan Sanggar Seninya itu kerap ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka kegiatan sosial dan pelestarian kebudayaan seperti mengikuti kompetisi seni di Kecamatan Bolo yang diadakan oleh Mahasiswa Makassar beberapa waktu lalu. "Kami juga ikut berpartisipasi dengan mementaskan budaya tradisonal pada acara perkawinan seperti pada saat mengiringi penganten menuju pelaminan," tandasnya. (GA. Jack*)