Anggota Komisi III DPRD Provinsi NTB, Multazam.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi NTB, Multazam, menyarankan pihak Pemerintah Provinsi NTB dapat melakukan perubahan managemen di PT Gerbang NTB Emas (GNE) serta melakukan pelelangan terhadap sejumlah asset berupa peralatan mesin senilai Rp7 Milyar yang kondisinya dianggapnya sudah tidak produktif lagi.
"Harus dilakukan perubahan managemen dan pelelangan terhadap sejumlah peralatan mesin yang sudah tidak produktif lagi. Perusda ini harus betul-betul dikelola oleh orang-orang profesional di bidangnya," ujar pria yang juga Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD NTB ini kepada wartawan Senin 21 Oktober 2019 usai menggelar hearing dengan Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB.
Dikatakannya, total asset yang dimiliki oleh PT Gerbang NTB Emas baik yang berupa peralatan mesin maupun modal lainnya hingga dengan tahun 2019 ini ditaksir mencapai angka Rp20 Milyar yang terdiri dari asset alat mesin sebesar Rp7 Milyar atau barang yang sudah tidak berproduksi lagi.
"Dan dengan modal aktifnya sekitar Rp10 Milyar, dengan rata-rata deviden yang diserahkan kembali ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mencapai angka sekitar Rp643 juta," ungkapnya.
Sedikitnya deviden yang dihasilkan, menurutnya, sangatlah kecil dibandingkan dengan modal asset atau modal produksi yang begitu besar. 'Minimal keuntungan yang diraih itu sekitar 10 persen dari jumlah modal yang dimiliki," kata alumni Akuntansi Perpajakan Unram ini.
Pia yang juga Sekretaris Wilayah Partai Nasdem Provinsi NTB ini mengungkapkan total asset sebesar Rp20 Milyar ini berdasarkan penjelasan dari Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB terdiri dari asset alat mesin sebesar Rp7 Milyar atau barang yang sudah tidak berproduksi lagi. Sementara menurutnya modal aktif PT GNE sekitar Rp10 Milyar.
"Itu pun kondisinya sudah tidak layak dan banyak yang tidak berfungsi. Sementara biaya operasionalnya cukup tinggi. Dengan keadaan seperti itu apa tidak sebaiknya mesin-mesin itu dilelang saja atau dilakukan penghapusan asset saja agar tidak memunculkan persepsi yang macam-macam ketika mereka melihat nilai asset dan nilai modal yang begitu besar dalam pembukuannya sementara yang dihasilkan sangatlah kecil nilainya" imbuhnya.
Pihaknya menyarankan agar PT GNE dapat lebih kreatif mencari jenis usaha yang dapat lebih mendatangkan keuntungan bagi daerah seperti dalam sektor jasa usaha lainnya.
Menurutnya, modal aktif sebesar Rp10 Milyar dengan deviden sebesar Rp643 juta itu masih sangat kecil.
"Jadi hal itu sangat kelihatan dari besaran jumlah modal dengan jumlah deviden yang disetor nilai perbedaannya sangat jauh dari harapan kita," pungkasnya. (GA. Im*).