Mataram, Garda Asakota.-
Muda, Cerdas dan Energik, inilah yang nampak dari sosok Bakal Calon (Balon) Bupati Bima, Nimran Abdurrahman, SH.,MH. Sosok Nimran sendiri bukanlah sosok yang asing dikalangan aktivis pergerakan. Pengalamannya dalam dunia pergerakan, khususnya di Himpunan Mahasiswa Islam, semasih menjadi mahasiswa di Tanah Makassar dulu membentuk karakter dirinya menjadi sosok yang cerdas, kritis dan sangat memahami visi pembangunan Negara, terlebih khusus visi pembangunan di daerah.
Pengalamannya menjadi salah satu pengurus elit PB HMI dan Sekjen Badan Musyawarah Masyarakat Bima (BMMB) Jakarta, makin membentuk jiwa dan pengalamannya dalam mengelola dan mengurus sebuah organisasi besar yang cukup heteregon. Begitu pun kiprahnya sebagai salah satu Wakil Ketua di DPP Peradi dan berinteraksi dengan pengacara-pengacara kondang Jakarta, makin membuat sosok Nimran kian 'berisi' dengan berbagai ilmu dan pengalaman.
Melihat keadaan tanah kelahirannya di Kabupaten Bima yang menurutnya "tidak terurus", pria kelahiran Desa Rade Kecamatan Bolo ini, nampak serius dan sangat bersemangat maju sebagai salah satu kandidat Balon Bupati Bima dengan mendaftar disejumlah Partai Politik seperti Gerindra, PAN, PPP dan PDI Perjuangan.
"Kabupaten Bima hari ini itu "tidak diurus" atau tidak sama sekali ada perhatian dari Pemda hari ini untuk memajukan daerah," ujar Nimran saat mengawali konferensi persnya dengan sejumlah wartawan di Kedai Pancing Kota Mataram, Rabu 08 Januari 2020.
Akibat dari "tidak terurus" nya daerah itu, menurut Nimran, angka kemiskinan di Kabupaten Bima tidak pernah mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga tahun 2017.
"Itu berdasarkan data pusat statistik. Kemiskinan di Kabupaten Bima berada diangka sekitar 15%. Mirisnya, pendapatan domestik bruto penduduk Kabupaten Bima per satu kepala keluarga hanya sebesar Rp225 ribu per bulan. Ini cukup memiriskan hati karena daerah kita cukup jauh mengalami ketertinggalan," ujarnya.
Disatu sisi, lanjutnya, Kabupaten Bima itu sejatinya memiliki potensi yang cukup besar untuk dikelola dan dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
"42% wilayah Kabupaten Bima itu adalah lahan kering yang sangat potensial untuk dijadikan areal peternakan. Namun hari ini, produksi ternak di Kabupaten Bima hanya sebesar 200 ribu ekor per tahun padahal kalau dilihat dari luas arealnya itu mestinya produksi hewan ternak bisa mencapai angka 1,2 juta ekor per tahunnya," ungkap Nimran.
Begitu pun pada aspek pertanian, dengan luas areal pertanian hanya sekitar 28 ribu hektar hanya mampu menyumbangkan kontribusi PAD sekitar 60% saja.
"Padahal sebenarnya ada yang bisa dilakukan dari sejumlah potensi daerah itu. Maka saya menawarkan Visi dan Misi "Bima yang Maju, Sejahtera, dan Bermartabat Berbasis Inovasi Keunggulan Daerah". Jadi kita tidak boleh keluar dari keunggulan daerah ini. Ingat dari total APBD Kabupaten Bima sebesar Rp1,8 Trilyun, sekitar Rp1,6 Trilyun nya itu bersumber dari APBN melalui dana DAU, DAK dan lainnya. Sementara dari Pajak Daerah sangat rendah sekali yaitu sekitar Rp195 Milyar per tahun. Jadi ini memperlihatkan bahwa daerah kita tidak mandiri dan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap APBN," kata Nimran.
Oleh karenanya, perlu ada terobosan-terobosan dalam membangun Kabupaten Bima itu dengan tiga langkah. Yang pertama adalah membangun Inovasi Pemda dengan menerapkan Online System Goverment yang terintegrasi antara Pemda Kabupaten dengan 18 Kecamatan.
"Ini untuk menjaga agar pajak dan retribusi tidak mengalami kebocoran dan penyelewengan. Yang kedua adalah Inovasi Investasi, sesuai dengan konsep yang dibangun Robert T Kiyosaki bahwa Pemerintah itu berbisnis sehingga tata kelola pemerintahan itu seperti Perusahaan. Basis bisnis Pemda adalah berbasis pada potensi keunggulan daerah. Hanya PAD yang bisa kita gunakan untuk membiayai program. Oleh karenanya kita perlu inovasi dalam meningkatkan PAD," ungkap Nimran.
Dan yang terakhir adalah Inovasi Kreasi Produksi, yakni dengan melakukan pengolahan hasil produksi dari berbagai potensi keunggulan daerah ini. "Jadi kita bangun industri yang berskala menengah maupun yang berskala besar. Jadi dengan begini masyarakat Kabupaten Bima akan memiliki pekerjaan dan bisa menurunkan angka kemiskinan," timpalnya. (GA. Im*)