Kepala PT. Pelindo III Bima, Wahyu Wirawan bersama Staf bidang PKBL, Bhaidhathun Faujiah. |
Kota Bima, Garda Asakota.-
Sebagai salah satu perusahaan BUMN, Pelindo III memiliki tanggung jawab besar dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Peran dan tanggung jawab sosial Pelindo III dilaksanakan melalui Partnership Program atau lebih dikenal dengan sebutan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
Pelindo III sebagai sebuah perusahaan yang berada di tengah-tengah masyarakat merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya yang ada di sekitar wilayah kerja perusahaan.
"Sebagai sebuah perusahaan, Pelindo III tak pernah lepas dari keberadaan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan kerjanya. Semakin maju dan besar suatu perusahaan, maka perusahaan itu akan semakin peduli dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Itulah yang kini menjadi pedoman Manajemen Pelindo III dalam menjalankan roda perusahaan," ungkap Kepala PT. Pelindo III Bima, Wahyu Wirawan kepada Garda Asakota, Jumat (7/2).
Beragam cara dilakukan Pelindo III dalam menunjukkan kepedulian perusahaan kepada masyarakat. Salah satunya adalah, Program Bina Lingkungan yang merupakan pemberian dana hibah untuk kepentingan masyarakat.
Pemberian dana yang bersifat hibah ini, kata Wahyu menjadikan masyarakat yang menerimanya tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut kepada Pelindo III. Walau demikian, Pelindo III mensyaratkan agar mereka yang menerima dana Program Bina Lingkungan membuat laporan tertulis beserta bukti atas penggunaan dana bantuan tersebut.
Menurutnya, dana Program Bina Lingkungan dialokasikan Pelindo III untuk hal-hal seperti bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum, bantuan sarana ibadah, dan bantuan pelestarian alam.
Sasaran penyaluran bantuan Pelindo, tidak hanya fokus di rumah ibadah saja melainkan berbagai sisi kehidupan. "Tetapi perlu diketahui karena Pelindo ini merupakan BUMN maka jika ada BUMN lain yang juga menyalurkan bantuannya di lokasi yang sama itu tidak di perbolehkan, harus disalurkan ke tempat lain yang belum disentuh oleh BUMN lain. Untuk sebuah pemerataan, intinya tidak boleh dua BUMN untuk satu lokasi yang sama," jelasnya.
Mengenai dana CSR atau PKBL ini kata Wahyu, untuk tahun 2019 lalu disiapkan sekitar Rp900 juta. Dana ini diakuinya telah dibagi rata untuk berbagai program bantuan di tiga wilayah yaitu Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu.
"Mudah-mudahan tahun ini angaknya meningkat, tetapi perlu juga di maklumi bahwa di wilayah Bali Nusra itu ada 11 pelabuhan dan kalau berbicara Pelindo itu kalau secara menyeluruh ada sekitar 32 pelabuhan, jadi kalau berbicara anggaran itu terpusat karena semua sama sama mengajukan utamanya program CSR atau PKBL yang di bagi sesuai dengan jumlah pelabuhan yang ada," terangnya.
Sementara itu Staf bidang PKBL, Bhaidhathun Faujiah menambahkan bahwa keberadaan semua BUMN itu satu payung dimana di tubuh BUMN itu CSR ini istilah umumnya saja, sedangkan istilah lain yang lebih di kenal itu adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
"Kami di BUMN dengan PKBL ini ada 7 program yaitu program bencana alam, program pendidikan dan pelatihan, program sarana prasarana umum, program kesehatan, program Lingkungan Hidup dan program pengentasan kemiskinan," paparnya.
Adapun cakupannya sambung Jhia, kalau untuk bencana alam difokuskan pada saat bencana terjadi dan khusus program ini, tanpa melalui pengajuan sifatnya langsung. Kemudian program pendidikan pihak Pelindo III telah menyalurkan bantuan ke beberapa tempat pendidikan yang ada berupa pemasangan pavin block halaman sekolah juga hal lainnya.
"Lalu untuk program Kesehatan In syaa Allah tahun ini rencannya akan melaksanakan kegiatan sunatan massal dan katarak," katanyan.
Kemudian program lainnya berupa Sarpras umum Pelindo telah membagikan 25 gerobak dorong untuk PKL serta bantuan untuk rumah ibadah. "Alhamdulillah telah banyak yang diberikan bantuan," akunya.
Dan perlu juga disampaikan pihaknya bahwa, khusus untuk program pemberian gerobak dorong PKL dampak positifnya luar biasa sekali, misalkan saat ini area pelabuhan sudah steriil dan selalu terlihat bersih, aman, nyaman, dan tertib.
"Karena memang pelabuhan dan bandar udara adalah pintu masuk perdagangan Nasional dan Internasional. Kalau orang sudah melihat pelabuhannya seperti itu maka mereka pasti merasa betah, dukungan semua pihak pun sangat kami harapkan," pungkasnya. (GA. 003*)