Para peserta dan undangan acara konferensi PWI Provinsi NTB, di Desa Tete Batu Kecamatan Sikur Lombok Timur, Sabtu 29 Februari 2020.
Lotim, Garda
Asakota.-
Pers merupakan salah satu pilar demokrasi.
Indikator Demokrasi yang harus dimilikinya salah satunya adalah Pers yang
mencerdaskan. Peranan para wartawan bisa menentukan arah pembangunan daerah dan
bangsa di masa yang akan datang. Salah satu alasannya, karena para wartawan
merupakan sosok yang sangat dekat dengan masyarakat beserta seluruh persoalan
yang ada. Kehadiran wartawan yang tergabung dalam PWI sebagai penyokong dewan
pers ini, betul-betul bisa memberikan dampak luas bagi terciptanya solusi atau
menjadi problem solver di tengah-tengah masyarakat saat ini, khususnya di NTB.
"Kami mengajak teman-teman wartawan semua
mari kita bersinergi dan berkolaborasi mengabarkan Nusa tenggara Barat ini
menjadi tempat yang aman tempat yang nyaman melalui pemberitaan-pemberitaan
yang positif, sehat, berimbang karena akan sangat menentukan masa depan
provinsi Nusa tenggara Barat" jelas Kepala Biro Humas dan Protokol, Setda
Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S. Sos., M.M., mewakili Gubernur NTB saat membuka
Konferensi Provinsi Persatuan wartawan Indonesia (PWI) NTB, di Desa Tete Batu,
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu (29/02/2020).
Bang Najam menjelaskan, sebagai pilar demokrasi
yang mencerdaskan, para wartawan tentunya dituntut untuk terus meningkatkan
kapasitas diri dengan terus belajar dan mengupgrade kapasitasnya. Profesi
wartawan harus betul-betul menjadi acuan bagi ikhtiar mewujudkan kecerdasan
masyarakat.
"Saya setuju bahwa uji kompetensi wartawan
ini harus segera dilaksanakan. Dengan diikutinya UKW maka wartawan akan
memiliki kompetensi yang baik dan mampu memenuhi kriteria demokrasi yang
berkecerdasan," ungkapnya.
Ia berharap kepengurusan atau kepemimpinan PWI
NTB yang akan terbentuk nantinya, mampu mengintegrasikan seluruh kekuatan yang
dimiliki oleh para wartawan dari seluruh Nusa tenggara Barat. Kerjasama pun
harus ditingkatkan agar menjadi kekuatan yang kolaboratif dan sinergi dengan
seluruh stakeholder, bukan hanya dengan pemerintah tetapi juga dengan dunia
usaha dengan masyarakat sehingga kehadiran persatuan wartawan Indonesia betul
betul dirasakan manfaat dan eksistensinya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt), Ketua PWI
NTB, Nasruddin menjelaskan, pola kemitraan pers dengan seluruh stakeholder
menjadi kaharusan di masa yang akan datang. Maka langkah yang akan dilakukan
untuk mendukung pola kemitraan atau kerjasama itu adalah, menciptakan ekosistem
pers sehat.
"Tidak ada tangan di atas, tidak ada tangan
di bawah. Yang ada adalah jabat tangan, sejajar dan berimbang," ungkapnya
pada kegiatan yang berlangsung mulai 28 Februari hingga 01 Maret 2020 itu.
Kalau ekosistem pers sehat katanya, maka output
yang dihasilkan juga akan sehat. Sehingga akan memberikan dampak kesejahteraan
bagi para awak media. Pers yang sehat lanjutnya harus lahir dari wartawan yang
sehat. Cara terbaik katanya melalui rekrutmen yang profesional.
Kegiatan konferensi itu diikuti seluruh wartawan
cetak, online dan penyiaran di seluruh kabupaten/kota se-NTB. Agenda utamanya
memilih Ketua PWI NTB periode 2020-2025. Tema yang diangkat Mengikhtiarkan
Ekosistem Pers yang Sehat.
Hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut
diantaranya, Pengurus PWI Pusat Bang Ahmad Munir yang juga Direktur Lembaga
Berita Nasional Antara, Tokoh Pers Nasional H. Ismail Husni, Sekda Lombok
Timur, Kabid Humas Polda NTB, Kapolres Lombok Timur, Jajaran Pengurus PWI Pusat
dan seluruh Ketua PWI kabupaten/kota se-NTB. (GA. Im*)