Kota Bima, Garda Asakota.-
Ratusan ribu orang meninggal dunia, termasuk diantaranya adalah tenaga kesehatan akibat pandemi corona virus diseases atau covid19. Salah satu penyebab mengapa banyak petugas kesehatan yang tertular bahkan diantaranya gugur adalah kurangnya persediaan alat pelindung diri (APD) saat bertugas.
Kurangnya APD menjadi masalah serius bagi tenaga kesehatan yang berperan di garda terdepan menghadapi pandemi covid ini. Kasus reaktivnya rapid test terhadap 3 dokter dan 1 orang perawat di Kabupaten tetangga menjadi salah satu pelajaran untuk selalu waspada terhadap pasien yang datang termasuk kesiapan persediaan APD.
Di tengah keterbatasan APD tersebut, Puskesmas Jatibaru Kota Bima sangat bersyukur mendapat bantuan APD dari Public Health Policy Series (PHPS) Universitas Indonesia. Bantuan diterima Kepala Puskesmas Jatibaru Kamis(23/4/20).
Paket bantuan tersebut terdiri dari 16 hazmat (hazardouz material) yang bisa didesinfeksi dan sejumlah masker bedah (250 pcs). Mewakili seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Jatibaru Kepala Puskesmas Jatibaru, Wahyudin, S. Kep., MPH, menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada PHPS Universitas Indonesia yang telah berkontribusi dalam mendukung pencegahan dan penanganan wabah covid19 di Kota Bima.
Wahyudin mengatakan bahwa kontribusi APD ini sangat diapresiasi, karena tidak saja dibutuhkan, namun pemberian APD ini juga merupakan support bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Jatibaru untuk terus siaga menghadapi pandemi covid 19.
Wahyudin menambahkan tenaga kesehatan tidak bisa dibatasi dalam penggunaan APD karena mereka harus tetap terlindungi selama memberikan pelayanan kepada pasien agar tidak terinfeksi covid19. Sebab jika tenaga kesehatan terinfeksi covid 19, maka siapakah yang akan merawat pasien?
Menurut alumni FK KMK UGM ini, penanganan penyebaran covid19 di Kota Bima tidak hanya menjadi tugas pemerintah maupun sektor kesehatan saja, melainkan perlu dukungan oleh semua pihak.
Puskesmas berharap pasien yang datang berobat adalah yang benar-benar urgen dan jika terpaksa harus berobat ke puskesmas, maka wajib menggunakan masker dan tetap menjaga jarak. "Bagi para donatur lain yang ingin berkontribusi, kami akan menerima dengan sangat terbuka", pungkasnya. (GA. 212*)